hari ini jendra sedang berada dikamar nya.
dia sangat bosan karena dia sedang diskors dan tidak boleh keluar rumah karena hukuman dari orang tuanya.
hari ini dia sendiri dirumah karena orang tua nya pergi bekerja.
jendra ingin menghubungi teman-teman nya tapi dia ingat mereka sedang berada disekolah jadi dia bingung ingin berbuat apa.
akhirnya dia memutuskan untuk main game sebentar dan tidur.
.
.
.
.
.
disisi lain ada seorang pria yang sedang memandangi foto jendra dari ponsel nya itu.
pria itu tersenyum tipis "lo cantik banget, padahal gua dulu benci banget sama lo" dia bergumam dan terus tersenyum memandang foto diponsel nya itu.
tanpa sadar pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok laki-laki cantik dibalik pintu kamarnya.
dia reflek menoleh dan melihat siapa yang masuk ke kamarnya itu.
laki-laki cantik itu menghampiri pria tersebut dan melihat wajah dibalik ponsel pria itu.
saat melihat itu, dia reflek menyembunyikan ponselnya dari hadapan laki-laki cantik itu.
laki-laki cantik itu tersenyum jahil "cie, anak mommy udah bisa jatuh cinta" dia menggoda anaknya itu.
"apa sih mom, ga ada kok" laki-laki tadi hanya terkekeh melihat tingkah anaknya itu "kamu kalo bohong ga jago banget kaya daddy kamu".
dia hanya tersenyum tipis "siapa dia? orang beruntung mana yang bisa bikin anak mommy yang kaku ini jatuh cinta".
"mommy apaan sih, ga ada kok, aku cuma tertarik aja sih belum suka" tio hanya menggeleng-gelengkan kepalanya "kamu ini, jangan sampe bikin anak orang jadi bahan taruhan atau dimainin ya, mommy ga suka kamu seperti itu".
vadlan hanya mengangguk "pasti mom, aku ga se brengsek itu buat mainin hati orang lain" dia tersenyum tipis dan kembali melihat foto diponsel nya itu.
"mommy percaya sama kamu, dan kalo beneran jadi jangan lupa kenalin ke mommy sama daddy ya" tio mengusap pundak anaknya itu.
vadlan hanya mengangguk "pasti mom, ya kalo dia nya mau sih".
"kenapa dia gamau? anak mommy kan ganteng, baik lagi" vadlan terkekeh mendengar ucapan mommy nya itu "kita musuh bebuyutan mom, aku ga yakin dia suka sama aku".
tio sedikit terkejut mendengar itu, tapi dia berusaha meyakinkan anaknya itu "dia pasti suka kok, ajak damai aja dulu siapa tau dia setuju?".
vadlan hanya mengangguk "nanti aku pikirin lagi"
hari mulai sore, dan jendra baru bangun dari tidur siang nya.
dia memutuskan untuk mandi dan makan, tapi ternyata orang tua nya belum pulang.
"mommy, daddy belum pulang ya?" dia melihat sekeliling rumah nya dan kamar orang tua nya.
benar saja mereka belum pulang.
jendra bingung harus makan apa, karena dia tidak bisa memasak dan tidak diperbolehkan memasak.
jangan pernah sekali' menyuruh dia memasak, karena jika dia memasak rumahnya bisa kebakaran.
jendra duduk disofa ruang tamu, dia lapar dan sangat bosan.
dia ingin memesan makanan tapi saldo nya di blokir oleh daddy nya dan dia tidak memegang uang cash.
jendra menelfon satu persatu temannya untuk membawakan dia makanan.
sayang semua sibuk dan dia benar-benar bingung ingin meminta tolong pada siapa.
tiba-tiba bel rumahnya berbunyi dan menampilkan sosok yang tidak ia suka.
dia ingin menutup pintu rumahnya namun sayang ditahan olehnya.
"ngapain kesini? gua lagi ga pengen brantem sama lo" dia menatap sinis laki-laki yg lebih tinggi didepannya ini.
laki-laki itu hanya terkekeh geli melihat tingkah jendra.
dia mengusap surai jendra lembut "gua disuruh nyokap lo buat bawain makanan, nyokap lo belum bisa pulang soalnya cafe nya rame".
jendra terheran, bagaimana mommy nya itu bisa mengenal laki-laki dihadapannya ini.
"bohong ya lo? mommy ga kenal lo dan mommy cuma kenal temen-temen gua" lagi-lagi laki-laki didepan nya ini terkekeh "ga percaya? liat aja sendiri".
laki-laki dihadapkan Jendra itu memberikan ponselnya dan menunjukkan bukti-bukti chatan dia dengan mommy jendra.
jendra terkejut, kenapa bisa mommy nya mengenal laki-laki dihadapannya ini.
dia memberikan ponselnya ke laki-laki itu, laki-laki dihadapannya hanya terkekeh melihat wajah terkejut jendra "so? percaya kan?"
dia tanpa sadar mengangguk kecil "tapi kok bisa?" laki-laki dihadapannya hanya mengangkat bahu nya tak acuh.
"ini gua bawain makanan, mau ditemenin atau makan sendiri?" dia memberikan jendra makanan yg berada ditangannya.
jujur saja, jendra sangat takut jika sendirian terlebih hari mulai gelap karena sudah malam.
tapi dia gengsi jika ingin bilang ditemani, dia pikir jika minta ditemani akan diejek oleh laki-laki didepannya ini.
"ga usah, lo pulang aja" dia mengambil makanan nya dari genggaman laki-laki itu.
"yakin? udah malem loh bentar lagi kayanya mau hujan, lo takut petir kan jendra kalender?" dia menekankan nama lengkap jendra.
jendra tidak suka dipanggil seperti itu, dan dia cukup takut jika sudah dipanggil begitu, akhirnya dia hanya mengangguk sebagai jawaban karena langit sudah semakin gelap dan dia takut jika ada petir tiba'.
"masuk aja" dia masuk terlebih dahulu ke ruang makan.
laki-laki tadi hanya tersenyum licik "I will make you comfortable jendra kalender" dia akhirnya menyusul jendra diruang makan.
waduh, kira' siapa dia dan bakal ngelakuin apa dia?🤔🤫
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
rivalku menjadi jodohku
Teen Fictionseorang dua remaja yg sering bertengkar dan sering ber rebutan apa yg mereka mau dan harus menjadi milik mereka. kini tiba' mereka dijodohkan oleh orang tua mereka dan hidup bersama. bxb 18+