damai?

271 20 2
                                    

jendra sedang menikmati makanan nya yg dibawakan oleh laki-laki tadi dimeja makan.

dan laki-laki itu duduk menghadap ke arah jendra dan memperhatikan jendra yg sedang menyantap makanan nya.

jendra yg sadar karena ditatap oleh laki-laki didepan nya ini dia tak peduli.

laki-laki itu menatap lekat jendra tanpa ekspresi apapun namun ada senyuman dibalik tatapan itu.

jendra yg merasa tidak nyaman menghentikan kegiatan makan nya dan menatap laki-laki didepan nya itu.

"lo bisa berhenti natap gua gitu ga?" dia berbicara sambil ngunyah makanan yg ada didalam mulut nya itu.

laki-laki dihadapan nya itu terkekeh dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"telen dulu makanan nya, hari ini lo cantik"

jendra terkejut dan tersedak saat laki-laki didepan nya itu mengatakan hal tersebut.

jendra tidak percaya dan mengerjab beberapa kali.

"apa kata nya cantik?" batin jendra bingung.

laki-laki didepan nya hanya terkekeh geli melihat tingkah jendra.

"pelan' makan nya" dia memberikan air untuk jendra.

jendra mengambil air dari tangan laki-laki didepan nya.

jendra pun melanjutkan makan nya tanpa peduli dengan ucapan laki-laki didepan nya itu.





















jendra menyelesaikan makan nya dan mereka pergi ke ruang tamu untuk menonton tv.

"mommy gua kok bisa kenal sama lo?" jendra membuka suara karena dari tadi tidak ada suara lain selain suara dari televisi.

"bokap kita temenan, ga mungkin nyokap lo ga kenal gua"

jendra mengangkat satu alis nya

"temanan?"

laki-laki itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"siapa nama bokap lo?"

"theo argantara"

jendra terkejut lagi, bahkan dia baru tau kalo vadlan adalah anak dari om theo.

"om theo?"

vadlan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"tapi kok gua gatau kalo lo anak om theo? padahal gua deket sama dia"

vadlan tersenyum tipis "gua ga pengen dipamerin ke publik aja, jadi ada sebagian yg tau dan ada juga yg ga"

"bergaul makannya, balapan mulu"

jendra kesal dengan ucapan vadlan itu, tapi tidak sepenuhnya salah.

"lo juga suka balapan ya"

vadlan terkekeh dan menatap kearah jendra "gua balapan kalo ga sama lo juga sama saingan gua"

jendra mengerutkan keningnya "saingan? rival lo selain gua ada lagi emang?"

"banyak"

"tampang lo emang kaya banyak yg ga suka sih"

vadlan terkekeh "gini' yg naksir banyak kali"

jendra memutar bola matanya malas.
"udah sana pulang lo"

"gua baru nemenin lo dikasih apa kek ini diusir"

"ga ada yg nyuruh, pulang ga"

jendra mendorong tubuh vadlan untung bangun dari sofa dan keluar dari rumahnya.

"bentar dulu, ada yg mau gua omongin"

jendra menatap vadlan heran "ngomong apa?"

"kalo kita damai gimana? lo mau?"

jendra terdiam mendengar ucapan vadlan



.

.

.

.


.

cukup lama mereka berdiam diri karena jendra masih tidak percaya dengan ucapan vadlan itu.

dia berpikir, apakah vadlan bercanda? mereka sangat tidak akur layaknya tom and jerry tapi dia tiba-tiba mengajak nya untuk berdamai, lelucon macam apa itu.

vadlan yg diam sedari tadi memperhatikan jendra pun heran, memang ada apa dengan ucapan nya sampai membuat jendra diam?

"kenapa diem aja? lo mau ga?"

jendra menatap vadlan lekat'.

vadlan yg ditatap pun ingin memalingkan wajahnya tapi dia penasaran apa yg ingin jendra katakan.

"punya rencana jahat apa lagi lo sama gua?"

vadlan yg ditanya hanya menaikkan satu alisnya, apa maksud jendra?

"maksud lo?"

"ga etis kalo tiba' lo ngajak damai, mau ngelakuin apa lo?"

vadlan tertawa mendengar ucapan jendra itu.

jendra yg sedang serius kebingungan, mengapa vadlan tertawa?

"hahahaha, lo lucu banget"

jendra yg kesal pun mencubit lengan vadlan.

"ah, sakit anjir"

"ya lagian ditanya malah ketawa, goblok banget"

vadlan lagi-lagi tertawa dan dia mendekati jendra agar jarak mereka tidak terlalu jauh.

dia menatap wajah jendra sangat lekat.

jendra yg ditatap begitu akhirnya membuang mukanya itu.

vadlan terkekeh melihat wajah jendra yg memerah itu.

"gua ga ada niat jahat apa-apa, gua pengen kita damai aja, dari pada brantem terus terus tonjok'an disekolah lagi dan bokap lo tau emang lo mau dimarahin lagi?"

jendra terdiam.

dia berpikir, bagaimana vadlan bisa tau jika jendra sering dimarahi oleh daddy nya itu jika berbuat masalah.

"dari mana lo tau?" dia menatap ke arah vadlan

vadlan hanya tersenyum tipis "ga ada yg gua gatau tentang lo jendra kalender.






















TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rivalku menjadi jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang