dimarahin

311 17 3
                                    

setelah selesai makan jendra ingin pulang kerumahnya, dan vadlan menawarkan untuk mengantar jendra pulang tapi jendra menolak dan ingin naik taxi saja.

vadlan tidak bisa memaksa jendra karena dia tau jendra tidak suka dipaksa dan dia cukup keras kepala akhirnya dia membiarkan jendra memakai taxi.


















jendra sudah sampai didepan rumahnya, dan dia berdiri didepan pintu besar itu, akhirnya jendra masuk dan sedikit heran karena rumahnya kosong benar-benar kosong dan tidak ada seorangpun disitu.

tanpa pikir panjang Jendra pergi ke kamarnya untuk istirahat karena dia sangat lelah, tapi tiba-tiba ada kedua orang tua nya yang berdiri didepan kamarnya.

jendra cukup terkejut tapi dia berusaha tenang dan memberi senyuman pada kedua orang tua nya itu "hai mom, hai dad" jerry hanya diem disamping suaminya itu dan joshua hanya menatap datar jendra "keruang tamu, kita omongin disana".

joshua pergi ke ruang tamu dan disusul oleh Jerry, jerry hanya diam tanpa mengatakan apapun pada jendra tapi dia tetap tersenyum pada anaknya itu.

jendra mengikuti langkah kedua orang tua nya itu dan pasrah jika akan mendapatkan hukuman dari kedua orang tua nya.

diruang tamu joshua masih menatap jendra dari atas sampai bawah "dari mana kamu? kenapa baru pulang?" suara joshua tegas tapi tanpa ada nada tinggi disana "jendra nginep dirumah temen" jendra menjawab dengan tenang tanpa rasa takut, walau dia sangat takut tapi dia tetap tenang.

joshua melipatkan tangannya didada "daddy mau kamu jujur jendra" jendra sedikit merinding mendengar ucapan daddy nya itu "jendra emang nginep dirumah temen dan ga kemana-mana" dia memberanikan diri menatap daddy nya "brantem lagi? apa lagi masalah nya sampe diskors? jendra yang mendengar itu kicep dan menunduk "sorry" hanya kata-kata itu yang bisa jendra keluarkan dari mulutnya.

joshua menghela nafas panjang "daddy udah bilang jendra, jangan cari masalah terus daddy ini lelah harus bolak balik ke sekolah kamu cuma karena surat dari wali kelas kamu itu." jendra tidak berani menjawab dan dia tetap diam "kamu ga cape brantem terus? kamu ini anak daddy jendra, anak daddy satu-satunya, kita ini dari keluarga terpandang apa kata orang kalo anak tunggal keluarga kalender nakal seperti kamu" jerry berusaha menenangkan suaminya itu agak tidak membentak jendra, dan jendra hanya diam dan mendengarkan tanpa menatap daddy nya itu.

joshua memijat pelipisnya "daddy kerja buat kamu dan mommy kamu supaya kamu bisa sekolah, tapi kamu disekolah malah berbuat onar" jendra ingin menangis mendengar kata-kata yang keluar dari mulut daddy nya itu.

joshua kembali menatap jendra datar "motor kamu daddy sita sampe hukuman sekolah selesai, dan kamu tidak boleh keluar rumah juga sampe hukumanmu selesai" jendra reflek menatap daddy nya itu "ga bisa gitu dong dad" joshua abai "daddy gamau tau, dan daddy ga nerima bantahan" joshua pun pergi meninggalkan jerry dan jendra diruang tamu.

jerry menghampiri jendra dan mengelus punggung anaknya itu "turutin aja ya, selagi kamu ga disakitin sama daddy" jerry tersenyum tipis pada anaknya itu.

jendra memeluk tubuh mommy nya dan menangis didekapan mommy nya "mommy, jendra senakal itu ya? jendra nyusahin ya?" perkataan jendra membuat jerry ingin menangis juga tapi dia tidak ingin menangis didepan anaknya itu, jerry mengelus surai jendra dengan lembut "ngga sayang, kamu itu ga nakal kamu itu hebat jagoan mommy ini hebat, tapi usahain dirubah dan sikap nakal nya dikurangin ya?" jendra mengeratkan pelukannya "sorry mommy, jendra bakal berusaha buat hilangin sikap nakal jendra dan ga bikin mommy sama daddy kecewa lagi" jerry tersenyum "iya sayang, pelan-pelan aja ya? mommy tau anak mommy pasti bisa" dia mengusap air mata jendra, jendra mengangguk "iya mommy, thank u udah jadi superhero buat jendra" jendra tersenyum sangat manis dan membuat jerry gemas dengan anak tunggal nya ini "sama-sama sayang, apapun untuk jagoan mommy"

.

.

.

.

.

.

hari sudah malam dan jendra sedang berada di kamarnya, dia sangat ingin pergi keluar tapi ingat dengan hukuman daddy nya itu dia mengurungkan niatnya untuk keluar.

dia sangat bosan dan akhirnya menyuruh teman-teman untuk kesini karena kebetulan rumah sedang kosong daddy dan mommy nya sibuk jadi dia sendiri dirumah.





beberapa menit kemudian ada yang memencet bel rumah jendra, dan jendra dengan semangat langsung membukakan pintu.

senyumannya kini pudar saat tau siapa yang datang dan mengerit bingung "ngapain lo kesini? gua ga ada nyuruh lo kesini, pulang sono" yang diusir pun hanya terkekeh "gua niat baik buat nemenin lo kenapa diusir?" jendra memutar bola matanya malas "gua ga nyuruh, pergi sana" jendra mendorong badan orang itu keluar "dua bawa susu favorit lo, gamau nih?" mendengar kata susu itu pun dia menghentikan langkahnya "mana mana" yang ditanya hanya tertawa kecil "izinin masuk dulu minimal" jendra pun menarik tangan orang tersebut dan menyuruhnya duduk disofa ruang tamu.

dia tersenyum dan memberikan keresek berisi susu favorit jendra itu ke jendra, yang dikasih pun hanya tersenyum lebar "wih, makasih yaa" dia ikut tersenyum melihat jendra tersenyum "sama-sama bocil" dia mengusap surai jendra lembut.





























kira-kira siapakah "dia" itu🤔
TBC

rivalku menjadi jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang