Tiga

57 5 0
                                    

Esok harinya.
Asta sedang makan di kantin sekolah, Asta lupa membuat bekal karena hampir terlambat datang ke sekolah.

Yah, lagipula juga Asta lumayan suka dengan makanan di kantin sekolah ini, seperti gorengan, mie goreng, nasi goreng, sup sayur, mie kuah dan cemilan-cemilan lainnya.

Asta memilih satu sekotak susu dan mie kuah sebagai menu makanannya.

Asta berjalan menuju ke meja kosong, secara kebetulan terdengar suara yang memekik telinga Asta.

Suara-suara itu seperti lagu pujian kepada Si Bunga Sekolah, Anastasia yang disapa Natasha.

Natasha adalah gadis yang lemah lembut, murah hati, welas asih dan sebagainya-- itu menurut pendapat para murid dan guru.

Menurut Asta, Natasha adalah biang kerok penyebab hidupnya menjadi sangat buruk, bahkan Asta menyumpahi Natasha agar cepat-cepat mati saja.

Bisa dibilang, Asta masuk kedalam kelompok Anti Anastasia.

Asta tidak ingin mencari keributan dan memilih lanjut berjalan menuju ke meja kosong-- PRANGG!

Nampan yang dibawa Asta terjatuh akibat senggolan seseorang. Tidak hanya itu saja, mie kuahnya mengenai Natasha yang kebetulan berada tepat di sampingnya.

Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, keadaan bertambah parah ketika ada seorang siswa yang berteriak memprovokasi situasi, "Asta! Lu sengaja banget karna gak suka ama Natasha, kan? Ngaku aja lu!"

Menabuh konflik, menyebar dusta di udara.
Menembakan garam ke angkasa, hujan memperkeruh suasana.
-Feast

Asta menahan seluruh emosinya agar tidak memperpanjang seluruh masalah lebih panjang lagi, "Bukan aku, ada seseorang yang menyenggol-"

"Ada yang percaya ama dia, ges?" Tanya siswa itu dan respon seisi kantin? Hening.

Asta melihat Natasha yang sedang menangis tanpa memberikan alibi apapun, "Dasar pemicu konflik-"

Bruk!

Pintu kantin di dobrak oleh Angga bersama Diego yang datang setelah mendengar berita kalau Natasha dilukai oleh Asta lagi.

Angga berjalan cepat ke arah Asta, "Apa yang lu lakuin Asta? Beneran lu lukain perempuan lagi, Asta?"

Asta berdecak kesal, selalu saja menyalahkan dirinya, "Menurutmu? Aku ini orang yang dapat dipercaya atau tidak?"

"Gue serius Asta, jangan nambah keruh-"

"Aku juga serius, Angga!"

Tensi keduanya semakin meningkat. Diego membopong tubuh Natasha ke uks.

Sedangkan Erla dan Theo yang mendengar adanya keributan di kantin, segera bergegas menuju ke tempat kejadian perkara.

"Bilang ke gue, bukan lu pelakunya, kan?" Tanya Angga sekali lagi.

"Iya, bukan aku pelakunya-"

"Apa maksudmu, Asta?! Kamu sendiri membuat temanku menangis di wc umum kemarin, bahkan memasuki wc umum perempuan lagi!" Seruan siswi bernama Farissa yang menyela pembelaan Asta.

Asta sudah sedari dulu menandai Farissa sebagai daftar hitam, karena merupakan teman dari biang keladi masalah hidupnya.

"Gue gak nyangka lo kek gitu, Asta-"

"Aku pun tidak menyangka jika kau belum berubah!" Asta berani menatap tajam ke arah Angga, "Bahkan aku berani bersumpah jika bukan aku pelakunya!"

Angga menetralkan emosinya, "Baiklah, gue percaya ama omongan lu."

Erlanggasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang