10

2.9K 302 18
                                    


HALLOWR! dikarenakan masalah soal 'homophobic' udah kelar, saya memutuskan untuk meng-publish chap 10 lagi yaw ÚwÙ apalagi kasian juga orang-orang yang blom baca chap 10 yekann:'3 Enjoy!

.

.

.

***

———

Pagi hari pun tiba, kicauan burung di luar jendela terdengar bagaikan alunan musik di pagi hari. Sinar mentari memantul melewati jendela, menghiasi wajah indah seseorang yang tengah tertidur nyenyak disana. Merasa silau, Sang Empu hendak menarik selimut untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari yang cukup mengganggu tidurnya yang nyenyak. Namun ia tiba-tiba merasakan ada sesuatu melingkar di pinggangnya sedari tadi, membuat Si Surai Merah pun memutuskan untuk membuka matanya perlahan.

Matanya menangkap wajah Arion yang masih terlelap tepat dihadapannya, membuat Harris sontak hendak menjauh, namun sesuatu yang melingkar dipinggangnya itu membuatnya susah bergerak, yang ia yakini adalah tangan Arion.

"A-anjir, dari semalem ternyata tangannya masi disitu..?" Batin Harris dengan wajahnya yang mulai memerah.

Namun perhatiannya teralihkan kearah kemejanya yang ternyata sudah tersingkap hingga mengekspos perutnya. Dan karena Harris yang tidak mengenakan celana, otomatis dalaman yang ia kenakan terpampang jelas dibawah sana.

Harris dengan panik segera menurunkan kemejanya, yang sayangnya kemeja itu ternyata tertahan oleh tangan Arion yang tengah bertengger dipinggangnya.

Si Surai Merah pun akhirnya mencoba melepaskan tangan Arion dari pinggangnya secara perlahan, tetapi usahanya sia-sia. Tangan Arion kuat dan tidak mau melepaskannya.

"Buset dah! Susah bener dilepasinnya?!" Batin Harris, yang masih mencoba melepaskan tangan Arion dari pinggangnya.

Namun.. bukannya lepas, tangan Arion malah semakin menarik tubuh Harris ke dalam dekapannya. Sang Empu sontak terkejut, dan ia melirik kearah kemejanya yang semakin terangkat dan mengekspos bagian paha hingga pinggangnya.

"Njir.. Rion..." Lirih Harris pelan, merasa semakin malu. Akhirnya Sang Empu yang sudah pasrah pun, hanya bisa membenamkan wajahnya pada ceruk leher Arion. Menyembunyikan wajahnya yang kian memanas dan memerah karena merasa malu.

***

Beberapa saat telah berlalu, Harris rasanya sudah tidak tahan dengan posisi mereka yang sangat dekat sejak tadi. Apalagi dikarenakan tangan Arion yang entah mengapa semakin bergerak nakal dibawah sana, membuat jantungnya terus berdetak sangat cepat, dengan wajahnya yang terus semakin memanas.

"Iyon, bangun napa.." Lirih Si empu sambil menoel-noel bahu Arion.

Sang Empu yang daritadi tidak mendapat respon pun akhirnya memikirkan sebuah ide, agar orang didepannya ini segera bangun. Ia kemudian menyeringai, sebelum mendekat ke telinga Arion.

"Ngh.. Rion..~" Harris mengerang tepat di telinga Arion, dan menggigit pelan telinganya.

Arion yang tadinya tidur nyenyak, sontak membuka mataya ketika mendengar suara-suara 'aneh' memasuki pendengarannya.

Maniknya menangkap wajah Harris yang sangat dekat dengannya. "Ris..?" Arion terdiam beberapa saat sebelum matanya beralih ke tangannya sendiri yang ternyata sudah berada di dalam kemeja Harris hingga kemeja Harris hampir terangkat sepenuhnya dan mengekspos tubuh Harris. Arion sontak panik dan reflek mendorong Harris dengan kasar.

¿BE MINE? || Arion X Harris ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang