.
.
.
●●●
——
In another day, lagi-lagi mereka berempat sedang belajar bersama. Kali ini dirumah Harris, lebih tepatnya dikamar Harris. Namun Si Pemilik Rumah itu kini hanya santai dengan ponselnya dan tidak menyimak penjelasan Arion yang sedang mengajari materi yang tidak mereka mengerti.
***
Arion selesai menjelaskan materinya dan mengalihkan perhatiannya pada Harris yang sedang tertawa kecil pada layar ponselnya.
"Mau fokus belajar apa gua lempar hp lo?"
Tak hanya Harris, Gin dan Souta ikut menoleh pada Arion ketika mendengar kalimat yang barusan dilontarkan Arion pada Harris.
"Buset, Arion mode galak.." Bisik Souta pada Gin.
"Shhtt udah, fokus belajar aja." Tegur Gin yang dibalas dengan dengusan kesal dari Si empu.
Kembali pada Harris dan Arion, kini keduanya sedang perang dingin. Harris menyembunyikan ponselnya didalam bajunya saat Arion hendak mendekatinya untuk meraih ponselnya.
"Siniin."
"Dih ogah. Ngapain lu?"
"Lu pas gua lagi jelasin materi selalu main main. Coba pas selesai ujian? pasti malah ngeluh-ngeluhnya ke gua karna dapet nilai jelek, seolah gak gua ajarin!" Tegas Arion sambil sedikit menaikkan nadanya.
"Lah taik, Gua gaada nyalahin lu kok?"
"Jelas-jelas lo selalu nyalahin gua. Ngomong kalo gua kecepetan jelasin materinya lah, gua gk ngajarin lu lah. Sekarang mending siniin hp lu, fokus belajar bareng gua."
"Apaan sih? Buat apaan sampe ngambil hp gw segala?" Harris menepis tangan Arion dengan kasar.
Arion berdecak kesal sebelum kemudian menyusupkan tangannya ke dalam baju Harris untuk mengambil ponselnya, dan menyimpan ponsel itu ke dalam saku celananya.
"Anjing." Umpat Harris sambil melirik Si Surai Ungu dengan sinis.
Arion mengabaikan umpatan yang dikeluarkan oleh Harris itu dan malah mengukung Sang empu dari belakang, kemudian meraih salah satu buku yang berisi soal-soal matematika.
"Kerjain."
"Anjing, mana gw tau?"
"Makanya gua ajarin."
Harris mendengus kesal sambil melirik kearah Arion yang tepat berada dibelakangnya—tengah mengukungnya dari belakang.
"Gua jelasin buat lu. Telinganya dibuka." Arion menyentil telinga Harris pelan.
"Ck." Harris membuang pandangannya, yang langsung dialihkan kearah buku lagi oleh Arion. Sebelum kemudian keduanya belajar bersama.
***
Berjam-jam telah berlalu, Souta sudah lama tertidur dikasur milik Harris. Sedangkan Gin berada disamping Souta, bermain game. Harris dan Arion? Keduanya sedang fokus belajar, dengan Harris yang terus mengomel karna kertasnya yang selalu dicoret oleh Arion.
"Anjing, serah lu dah. Salah mulu."
"Udah tau cara pengerjaan lo salah, malah tetep kekeuh ngerjain kayak gitu. Mau sampe berapa kali?"
"Ga peduli ah, gw ngantuk!" Ucap Harris, sebelum menelungkupkan wajahnya dimeja.
"Kerjain."
"Gw ngantuk!"
"Kerjain."
"Apasi! Gw bilang gw ngantuk!"
"Kerjain dulu."
"Kampret lu ya!" Harris pun kembali mengangkat wajahnya dan menatap buku itu dengan malas.
"Ini dulu yang dikerjain."
"Kenapa gak yang ini?"
"Lu goblok kalo lu ngerjain yang itu dulu."
"Taik lu."
"Hm."
Selagi kedua lelaki itu berdebat, tiba-tiba ponsel Arion yang berada dimeja berbunyi, menandakan seseorang menelfonnya. Harris melirik nama yang terpampang diponsel itu yang ternyata hanya diberi emoji hati oleh Arion, membuat Sang Empu yang melihat itu sukses dibuat keheranan.
"Anjing?"
"Apa?"
"Itu.." Harris menunjuk ponsel Arion yang telponnya tak kunjung diangkat oleh Si Surai Ungu.
"Oh.." Arion kemudian meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut. Ia beranjak menjauh dari Harris untuk berbicara dengan orang diseberang telfon itu, meninggalkan Sang Empu yang masih memproses.
"Gin."
Gin yang dipanggil pun menoleh, sambil sesekali melirik layar ponselnya, takut jika karakter dalam gamenya mati.
"Lo tau Arion punya pacar?"
"Hah?"
"Beneran anjir, itu tadi yang nelfon dia kayaknya pacarnya. Namanya cuma lope lopek."
"Elah, lope lope doang, sp tau adeknya atau emaknya." Ucap Gin dengan santai.
"Masa iya?..." Harris menoleh kearah Arion yang tertawa kecil disana sembari masih dalam panggilan telfon.
"...Keknya engga.." Gumam Harris pelan, sebelum kembali memfokuskan dirinya pada soal matematika dihadapannya itu dengan sedikit lesu.
***
Tak lama, Arion pun kembali setelah mematikan sambungan telfon itu, dan hendak kembali ke meja dan duduk menemani Harris. Namun nyatanya ia melihat Harris yang sudah tertidur dimeja.
"Loh.. Ris?"
"......"
Tak ada jawaban, yang mengartikan Harris benar-benar tertidur disana. Arion menghela nafas dan meraih buku yang sebelumnya Harris pakai untuk mengerjakan soal matematika tadi.
Keningnya mengerut bingung ketika melihat ternyata semua soal matematika itu sudah dikerjakan oleh Harris dan semua jawabannya benar. Ia sontak menoleh kearah Sang Empu yang tengah terlelap itu.
"......."
"Good job."
...CUP.
to be continued....
———
segini dulu dah yak, ntar lanjut. mau mabar ÙwÚ
700 word doang wowkowk T-T
KAMU SEDANG MEMBACA
¿BE MINE? || Arion X Harris ||
FanfictionTentang seorang siswa bernama Harris Caine, yang dikenal nakal dan selalu menggoda para siswi-siswi disekolah. Namun suatu hari ia memutuskan untuk berhenti, dan malah mengejar seorang murid pindahan bernama Mikazuki Arion. Walaupun selalu ditolak o...