Rion mengetuk-ngetuk jarinya dengan cemas di meja, setelah menyatakan perasaannya, entah kenapa ia merasa semakin canggung dengan Caine. Padahal sudah bertahun-tahun mereka berteman.
Ia menatap handphonenya, menunggu suara notifikasi yang ia tunggu untuk mengetuk gendang telingnya. Ya, seorang Rion Kenzo baru saja menurunkan gengsinya untuk mengajak Caine pergi bersama ke sekolah esok hari.
Shina yang sedang menghidangkan makan malam di meja makan menatap anak bungsunya dengan tatapan heran.
"Kamu kenapa toh? Kaya lagi nunggu chat dari gebetan aja sampe ngeliatin hp sebegitunya."
Marcel, si sulung yang baru saja pulang dari perantauan mengintip ponsel adiknya. Ia terkekeh geli, "Emang lagi nunggu chat dari gebetan dia, Ma. Lagi chat sama si Caine dia." celetuknya dengan nada mengejek.
Shina menatap Rion dengan terkejut, lalu ia berkacak pinggang, "Kok Caine mau sama kamu?" tanyanya dengan keheranan.
"Ah si Mama, anaknya mau pdkt malah nggak di dukung!" protes Rion lengkap dengan bibirnya yang maju beberapa senti.
Marcel yang melihatnya sukses dibuat jijik, "Gelo, sok imut banget lu jamet." tambahnya lagi yang membuat Rion semakin sebal.
"Aku nggak di kelas, nggak di rumah sama sama dibully anjir." keluh Rion sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan melenggang ke lantai atas.
"Lah, pundung adekmu bang?" tanya Shina yang baru kembali dari dapur.
Marcel mengangguk, "Biarin aja biarin. Nanti kalau laper juga turun si Rion." ucapnya dengan santai, yang entah kenapa juga di setujui oleh Shina.
Ya, Rion dengan kebiasaan pundungnya memang bukan merupakan hal baru bagi orang-orang terdekatnya.
Sementara itu, pesan yang dikirim olehnya baru saja dibalas oleh Caine. Rion langsung melompat kegirangan dan melemparkan dirinya ke atas kasur. Ia membuka roomchat keduanya, dan tanpa sadar senyum sudah terukir di bibirnya.
——————————
Cainecaine
19.07hai
19.09anu
19.10besok mau pergi ke sekolah bareng?
19.11kamu kenapa kaya grogi gitu...
19.20mau kok, jgn kesiangan ya. besok senin.
19.21hehe okay, noted
19.22besok aku jemput jam 06.50 ya.
19.23iyaa
19.23——————————
Meskipun agak malu karena ketahuan gugup, Rion cukup senang karena ajakannya diterima. Ia berguling-guling di kasurnya, tak menyadari keberadaan orang tuanya yang menatapnya dengan tatapan lelah.
"Anakmu loh, Pa. Gangguan jiwa kayanya." celetuk Shina dengan asalasa
Suaminya tertawa kecil, "Lagi jatuh cinta itu, biarin aja." ucapnya sembari menarik pinggang istrinya untuk menjauh dari kamar anak bungsunya itu.
Tapi tiba-tiba terdengar suara sesuatu terjatuh dari kamar Rion, membuat Shina menghentikan langkahnya.
"RION, JANGAN ALAY! Rumah lama-lama jebol kalau kamu jatuh mulu!" teriak Shina.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Year to Love You || Rioncaine
FanfictionTNC SIDESTORY. Rion bisa bernafas lega setelah mendapat kesempatan kedua dari pujaan hatinya. Namun, dalam waktu setahun, tentu saja akan ada ombak yang akan menerjangnya dalam perjalan ke tempat di mana ia akan melabuhkan cintanya, kan? 📒 : Untu...