8. Wacananana

1K 141 8
                                    

Bel sekolah terdengar di setiap lorong sekolah, menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba. Biasanya semua orang akan bersorak kegirangan, namun berbeda dengan keadaan ruangan Kelas XI MIPA 2 sekarang. Penghuninya baru saja selesai melakukan ulangan harian matematika, dadakan pula. Kombo yang maut bukan?

Rion mengacak rambutnya frustasi ketika mendengar bel berbunyi, namun akhirnya tetap mengumpulkam lembar ulangan miliknya dengan pasrah.

Setelah guru matematika mereka keluar dari ruangan kelas, beberapa orang sontak mengeluh. Selia yang melihat Riji sudah tepar di bangkunya tertawa kecil, lalu ia mengusak pelan surai hitam milik pacarnya itu guna memberi semangat. Namun, tiba-tiba terdengar keributan dari ujung kelas, ternyata Echi dan Krow kembali bertengkar.

“Lah!? Nomor dua mah jawabannya 734 anjing, lu jangan ngawur dong!” ucap Krow sembari mendorong pelan tubuh perempuan di depannya.

Kedua manik milik Echi melotot, ia mendorong balik badan Krow dengan keras. Ia mengepalkan tangannya, “731, gue dapetnya segitu ya krownjing!”

Garin yang berada di tengah-tengah mereka terlihat memikirkan sesuatu, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu pemuda itu menarik pelan seragam Echi dan Krow, membuat perhatian keduanya teralihkan kepada Garin.

“Guys, gua dapetnya kok 7079 ya?” tanya Garin dengan kebingungan.

Echi dan Krow yang mendengarnya hanya bisa tersenyum masam, mereka beradu tatap sejenak sebelum mengangguk seolah bisa membaca isi pikiran masing-masing. Krow merangkul Echi dan pergi keluar dari kelas bersama-sama, meninggalkan Garin dengan pikiran ajaibnya.

Riji dan Selia sontak tergelak, selain Caine, ternyata Garin juga dapat membuat duo Tom and Jerry di kelas mereka akur. Sementara itu, Rion sedaritadi memperhatikan Caine yang sedang membereskan meja miliknya.

Caine menoleh ke arah Rion, ia tersenyum tipis, “Mau ke Kantin bareng nggak?” tanya Caine yang membuat Rion sedikit terkejut, namun akhirnya tetap mengangguk dan berjalan beriringan dengan Caine.

Dua anak adam itu berjalan tanpa berbincang seperti biasanya, sibuk berkutat dengan pikiran mereka masing-masing. Rion sedikit keheranan mengapa Caine bersikap biasa saja setelah melihat interaksi dirinya dengan Venetta, padahal dirinya mengharapkan reaksi yang lebih dari teman masa kecilnya itu.

Setelah mendapat jajanan dan bisa duduk dengan tenang, keduanya mulai menyantap makanan milik mereka. Rion sesekali mencuri pandang pada pujaan hatinya itu.

“Caine.” panggilnya dengan pelan, berusaha membuat perhatian pemuda itu teralihkan padanya. Sedangkan Caine hanya bergumam pelan sebagai balasan.

“Kamu... Semalem ngeliat aku bareng Kak Venetta kah?” tanya Rion dengan ragu-ragu.

Caine tak membalas pertanyaan itu selama beberapa menit, keheningan yang canggung mulai menghampiri mereka. Rion yang salah tingkah akhirnya memilih untuk kembali fokus kepada makanannya.

Caine berdehem pelan setelah menelan makanannya, “Iya, aku liat kok. Taman sekolah kan?” tanyanya yang langsung dibalas anggukan oleh yang lebih tinggi.

Sehabis itu Rion berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka, Caine juga mulai bersikap seperti biasa, memilih untuk mengorbankan perasaannya agar hubungan antara dirinya dengan Rion tetap baik-baik saja. Mereka kembali berjalan untuk kembali ke Kelas, terkadang juga menyapa orang-orang yang berpapasan dengan mereka— Meskipun kebanyakan menyapa Rion, sih.

Saat keduanya sudah masuk di Kelas, terlihat beberapa orang membuat lingkaran kecil di lantai sembari mengobrol santai. Terlihat juga Selia dan Riji yang saling bersuap-suapan di pojok ruangan, Rion yang melihatnya sontak bersiul.

One Year to Love You || RioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang