2. Just A 'Normal' Day

1K 173 19
                                    

Caine merenggangkan badannya, bel istirahat baru saja berbunyi. Sebagian isi dari kelasnya sudah berlari untuk bertembur dengan siswa-siswa lain di Kantin.

"Mami bawa bekal lagi kah?" tanya Echi yang baru saja kembali dari Kantin.

Caine bergidik melihat keadaan temannya itu, rambut ungu yang awalnya ditata rapi menjadi acak-acakan, dasinya sudah tak terikat dengan sempurna, terlihat juga peluh yang masih terjun bebas di wajahnya.

"Kamu habis perang dunia apa gimana Chi... Berantakan banget." ujarnya sambil menggelengkan kepalanya.

Echi mendudukkan dirinya dengan nyaman di bawah lantai, memilih lesehan agar bisa duduk dekat dengan Caine. "Tadi tuh aku tempur sama Tino tau Mi, kita sama-sama mau beli risol mayo tapi sisa dua biji doang. Rebutan jadinya, rambutku dijambak deh." ceritanya di sela-sela kegiatan mengunyah.

"Pantes rambutmu kaya singa lepas, sini, aku rapihin." ucap Caine sambil menarik badan Echi untuk mendekat padanya.

Ia merapihkan surai ungu milik temannya itu, "Iket kuda dong Mi." pinta Echi yang hanya dibalas anggukan singkat oleh Caine.

Perhatian Caine tiba-tiba teralihkan ke arah Garin dan Krow yang dengan susah payah menyeret Rion ke dalam Kelas.

"Bakwan jagung gue anjing! BENTARRR!" suara teriakan Rion juga bersambut seiring dengan badannya yang masih diseret.

"Itu warga Kantin udah jadi zombie anjir! Bakwan jagung lo nggak seworth it itu buat dipake bertaruh nyawa!" omel Krow sambil tetap menyeret kaki ketua kelasnya itu.

"Tapi kalau sehari nggak makan bakwan jagung gue mati, Krow! Bentar lagi mati nih gue, mati nih." ujar Rion dengan dramatis.

Garin berhenti menyeret tubuh Rion, lalu memejamkan matanya dan menunduk, "Rest in peace, my bro." ucapnya berlagak sedih.

Hal ini membuat tawa lepas dari semua orang yang ada di kelas tertawa, Garin dengan tingkah laku konyolnya memang selalu berhasil membuat mereka terhibur. Caine hanya bisa terkekeh pelan sambil masih mengikat rambut Echi.

Rion yang awalnya berbaring akhirnya berdiri dan berjalan mendekat ke arah Caine, lalu ikut duduk lesehan di samping Echi. Hal ini membuat Krow langsung bersiul mengejek, menghasilkan dengusan kecil dari Rion.

"Ngapain lu?" tanya Echi yang merasa terganggu akan keberadaan Rion di sebelahnya.

"Mau makan." jawabnya dengan santai sambil menatap Caine, menunggu suapan makanan menghampiri mulutnya.

Sedangkan Caine yang sadar akan kode yang Rion beri, langsung mengarahkan suapannya ke arah bibir si Kenzo, yang tentu saja langsung diterima dan dimakan dengan lahap. Ia juga mengacungkan ibu jarinya ke Caine, dan entah kenapa suara Rion saat mengatakan "Jozz" berputar di kepalanya sekarang.

"Eleuh eleuh, si Babeh modusnya pinter banget." ledek Riji yang baru saja kembali dari ruang BK.

"Aduh Riji diem deh lu! Itu Selia tangannya masih lu gandeng anjir." ketus Echi sambil menatap keduanya julid.

"Au ya, udah mah ke gep ngerokok sampe langganan BK. Masih aja pacaran anying." tambah Rion disela-sela kegiatan mengunyahnya.

"Lah gue masih mending ngerokok doang, si Mami dulu maling pager!?" protesnya tak terima, Caine yang namanya dibawa-bawa hanya bisa tertawa.

Dulu, Caine sempat menjadi anak yang cukup bandal semasa SMP. Hal itu ia lakukan lantaran takut diejek oleh teman-temannya, dan ia sempat diajak mencuri pagar dari salah satu Rumah di sekitar sekolah mereka untuk dijual dan pergi ke Warnet.

Entah keajaiban dunia keberapa yang menghampirinya, ternyata Rumah yang dulu pagarnya ia curi adalah Rumah milik Riji. Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa dirinya merasa agak canggung tiap berkunjung ke rumah Riji.

"Tapi jujur ya, gue sampe sekarang nggak expect kalau seorang Mami yang selembut ini bisa nyolong pager." celetuk Krow sambil asik. mengunyah.

"Bukan aku yang nyolong heh, cuma nonton aja." ujar Caine yang berusaha mengoreksi perkataan Krow.

Echi menolehkan kepalanya dan menatap Caine, "Uangnya tetep Mami pake buat ke warnet, kan?" tanyanya dengan usil. Dan Caine hanya bisa tertawa, mengaku kalah jika harus berdebat dengan Echi.

Caine turun dari motor kesayangan milik Rion, keduanya baru sampai di depan kediaman keluarga Chana.

"Mau mampir dulu nggak, Yon?" tawar Caine bermaksud basa-basi, dan Rion menggeleng.

"Mama udah nungguin di Rumah, kamu sendirian lagi kah?" Caine mengangguk sebagai jawaban.

"Okay, call me if you need anything ya. Aku pulang dulu." pamit Rion sambil tersenyum, lalu motornya sudah melaju pergi meninggalkan Caine.

Caine membuka gerbang terlebih dahulu, menutupnya lagi dan berjalan ke arah pintu, lalu mengambil kunci yang ia letakkan di pot bunga pagi tadi. Papa Noe sangat jarang berada di rumah sekarang, dan jika di rumah pun, keduanya jarang menghabiskan waktu bersama.

Papa Noe akan mengunci dirinya di kamar miliknya, sibuk dengan tumpukan pekerjaannya lagi. Ia akan berangkat sangat pagi tanpa pamit terlebih dahulu, lalu pulang sangat larut. Tak perlu mengkhawatirkan soal kunci, Papa selalu membawa kunci cadangan untuk rumah mereka.

Terkadang Caine agak sedih, entah kenapa ia merasa seperti Noe tak menganggapnya ada. Meskipun seluruh kebutuhannya tercukupi, Caine tak pernah merasa ada perasaan aman dan nyaman yang memeluk hatinya setiap bersama Noe.

Rasanya amat canggung, seolah status anak dan ayah tak pernah ada di keduanya. Rumah dua lantai warisan dari kakeknya terasa sangat sepi jika hanya berisikan dirinya, itu juga merupakan salah satu alasan mengapa Caine lebih senang ketika berada di sekolah.

Ia menghela nafas sembari menaiki anak tangga, menerima takdir untuk menghabiskan malamnya sendirian lagi kali ini. Hari ini berjalan seperti hari-hari biasanya, cenderung monoton bahkan jika tanpa kelakuan unik dari teman-temannya.

"Papa pulang malem lagi kayanya... Habis mandi langsung tidur deh." Gumam Caine sembari melepas dasi miliknya.

Setelah Caine selesai mandi, ia mengusak pelan handuk untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah. Lalu ia membuka handphone miliknya, dan tersenyum kecil melihat notifikasi yang ada di beranda.

———————

Ion.
cainee, besok jadi kan?

———————

Terkadang, ada hal-hal kecil yang tanpa disadari bisa menimbulkan kebahagiaan kecil bagi tiap orang.

TBC

on my writerblock era :[ ((aslinya sedang digenjot pekerjaan)) anw, atha usahakan double up yah buat hari ini 💟

One Year to Love You || RioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang