"Tidak usah khawatir, anakku sudah ada di dalam perutmu,dan sudah waktunya kamu menjadi seutuhnya milikku"-First
"Phi...aku belum siap"-Khao
"Berhentilah mengeluh,siap tidak siap kamu harus siap"-First
"Apa nanti kata orang phi"-Khao
"Sudah jangan dengarkan kata orang,phii orang yg bertanggung jawab sayang"-First
Bujuknya.
Skip
Bbrapa hari kemudianAsal kalian tau,khao masih menyembunyikan tentang kehamilannya dari siapapun.Hanya mereka lah yang mengetahui hal itu,sungguh tidak ada seorangpun.
First juga,masih saja belum menikahi Khao.Mau sampai kapan di sembunyikan,sedangkan perut Khao akan semakin membesar.
"Phi,sebenarnya kapan kamu akan menjadikan ku istrimu?anak ini butuh ayahh phi"-Khao
"Segera,setelah mama memberi kita restu"-First
Degg
Khao mengingat bahwa dirinya belum pernah bertemu dengan sosok ibu dari first,entah apa yang akan terjadi saat pertemuan untuk pertama kalinya.Entah restu atau pantangan yang akan Khao dapatkan."Phi..,aku takut"-Khao
"Takut kenapa?,mama tidak galak sayang"-First
"tidak phi,bukan masalah ituu,tapi apa ibumu akan merestui kita?"-Khao
"Dapat tidak dapat nya restu,phi akan tetap menikahimu,Ingat itu"-First
"Apa salahnya mencoba,ayo kita berangkat sekarang juga"-LanjutnyaKhao hanya bisa mengangguk patuh.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh,mereka sampai juga di kediaman orang tua First.
Mereka berjalan ke rumah yang sangat besar namun sederhana,terlihat sangat nyaman dari luar dengan taman rumput hijau yang sangat luas membuat udara di sore itu sangat sejuk,Khao sampai tak sempat mengeluh krna perjalanan yang cukup jauh.
First segera mengambil langkah pertamanya dan segera menghampiri bell.Yang akan menjadi awal mereka berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung.
"Tunggu sebentar!"-?
setelah mendapat jawaban mereka menunggu orang yang akan membukakan pintu.
"Ohh Khun'First"-?
"Sawatdee kb bi"-First
"ini pengurus rumah ibumu ya phi?"-Khao
"Chai ini bibi Ann"-First
"Silahkan masuk Khun,biar bibi panggilkan nyonya sebentar"-bi Ann
First segera masuk dengan menuntun pergelangan tangan Khao supaya ikut masuk juga.
setelah baru saja mau duduk,ibunya First sudah terlihat dari bawah tangga,dan sedang menuju tangga untuk menuruninya.
Wajah riang gembira yang terpampang jelas dari raut ibu First meyakinkan bahwa dirinya sangat merindukan anaknya itu.
Ibunya First segera berlari dan memeluk erat tubuh First dan sesekali juga mencium pipinya.
"Eh anak nakal,tidak ingat pulang ya!,mama menunggumu sudah sangat lama"-Mama
"Maa, belakangan ini First sibuk"-First
"chai chai,mama mengerti,ayo duduklah,dan siapa yang kamu bawa ini nak??"-Mama
"paaa sawatdeekb,namaku khaotung,dan orang orang biasa memanggil ku Khao"-Khao