Setelah kepulangan orang tua mereka, kini hanya anak-anak yang tersisa, dipandu oleh Xiaojun dan Hendery. Namun, Donghyuck tampaknya belum terbiasa dengan cuaca dingin Seoul, terutama malam ini. Dia sudah bersin beberapa kali dan suhu tubuhnya naik, membuat semua orang panik, terutama Hendery. Hendery memutuskan untuk membatalkan perjalanan ke Australia malam ini demi menemani adiknya hingga kondisinya membaik.
Saat ini, mereka berada di supermarket untuk membeli bahan-bahan yang bisa menghangatkan tubuh Donghyuck. Hanya Xiaojun dan Jaemin yang masuk, sementara yang lainnya berjaga di luar. Supermarket itu cukup sepi, hampir tidak ada orang yang lewat. Meski tidak ada kamera yang memantau, beberapa dari mereka, termasuk Donghyuk, merasa diperhatikan dari kejauhan. Keadaan mulai terkendali.
Mark sangat sensitif terhadap kondisi Donghyuck terus memperhatikannya. Melihat Donghyuck berusaha menahan bersin, Mark merasa iba.
"Hyuck, kalau mau bersin, jangan ditahan!" kata Hendery.
Donghyuck menggeleng, matanya tertutup dan alisnya mengerut, bersiap untuk bersin lagi. Namun, kali ini Mark cukup tanggap. Dia mengambil sapu tangan dari kantongnya dan mengibasnya ke arah hidung Donghyuck.
"HACH-PRHMM!"
Posisi keduanya sangat berdekatan, hingga dari sudut pandang Sungchan, mereka tampak seperti berpelukan.
Lelaki yang lebih tua dengan cermat mengelap hidung Donghyuck, sementara Hendery dan Jeno hanya melemparkan tatapan.
"Terima kasih hyung" ucap Donghyuck.
Mark mengangguk. "Simpan ini, kau membutuhkannya, tidak perlu dikembalikan"
Donghyuck merasa tidak enak hati, tapi sapu tangan itu sudah kotor karena dirinya. Mau tak mau, dia menerima pemberian itu.
Xiaojun dan Jaemin keluar dari supermarket, bergegas ke parkiran di mana para petugas membantu membawa barang-barang mereka. Mereka melewati pintu keluar yang biasanya digunakan oleh para idol atau pejabat yang ingin menghindari kamera. Xiaojun dan Mark mengatur posisi, sementara yang lain melingkari Donghyuck. Dari atas, para 'fans brutal' Xiaojun memotret mereka. Mark terus menatap ke atas, menyadari adanya kamera.
"Xiaojun Hyung, maaf, tapi apakah mereka berbahaya? Saya khawatir foto itu akan disebarluaskan" kata Mark.
"Tenang saja, ayah Donghyuck akan membayar foto itu" balas Xiaojun. 'Ayah' yang dimaksud adalah Seo Ten, pemimpin agensi yang akan menangani tawaran para sasaeng untuk tidak menyebarkan foto itu ke media sosial.
Sebuah mobil van hitam besar sudah menunggu di depan mereka. Itu adalah mobil Xiaojun, dan di depan pintu sudah ada manajer Kun yang menunggu dengan jaket tebal.
"Yaa, Xiaojun, akhirnya kau datang juga" sambut manajer Kun dengan hangat.
"Maaf lama, Ge" balas Xiaojun.
"Tak apa, ayo, Donghyuck masuk dan beristirahatlah. Aku sudah menyiapkan selimut di dalam" kata manajer sambil membukakan pintu. Dengan mata yang sedikit berair, Donghyuck masuk ke dalam van dan segera merebahkan tubuhnya.
Di dalam mobil, semua fasilitas lengkap: TV kecil, lemari es, bar wine, DVD player, mesin karaoke, game console, serta sambungan internet, seperti rumah berjalan. Ada delapan kursi penumpang: dua di depan, tiga di tengah, dan sisanya di belakang yang dibuat menyatu. Donghyuck duduk di tengah, Sungchan di belakang, lalu Jeno dan Mark di kursi belakang. Mark sengaja duduk di pinggir untuk memantau kondisi Donghyuck.
Di luar, manajer Kun mengobrol dengan Xiaojun. Ia memperkenalkan Jaemin kepada manajernya. "Wah, jadi ini Jaemin? Tidak mirip ya kalian" kata manajer Kun ceplas ceplos. Jaemin terkekeh, sementara Xiaojun hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIRS • Markhyuck
FanfictionTiga keluarga conglomerate yang terikat dari generasi ke generasi, sampai tak menyangka bahwa pada generasi baru ini para pewaris saling jatuh cinta. Terikat dalam marga keluarga yang bergengsi. Hal ini membuat kisah cinta mereka menjadi semakin ru...