17 tahun kemudian...
Suasana ricuh di salah satu bar di kota Bangkok slalu terdengar menyenangkan. 2 gadis sedang menikmati minuman mereka sambil mendengarkan alunan music DJ yang sangat keras. Dari kedua gadis itu salah satunya baru pertama kali pergi ke bar. Itu karna dia tidak brani pergi ke tempat-tempat seperti ini.
"Freen, tambahkan minuman mu." Kata Fay dengan penuh semangat.
"Tidak, aku tidak brani minum banyak. Aku takut mabuk." Freen menolak.
"Ayolah Freen, kau slalu saja seperti itu. Kapan kau akan menikmati hidup mu?"
"Aku tidak mau, pacar ku juga marah kalau aku mabuk-mabukan."
"Ahh, kau sangat mematuhi pacar mu. Kau tidak menyenangkan Freen."
"Dia mengirimi ku pesan. Dia sudah berada di depan untuk menjemput ku, aku pulang dulu ya Fay. Sampai jumpa besok di tempat kerja." Pamit Freen.
.
.
.
"Selamat malam Sarocha ku." Sapa seorang pria yang membawa bunga tulip.
"Ckk, jangan panggil aku dengan nama itu lagi Jack! Aku sudah melupakannya."
"Aaww jangan marah sayang. Aku hanya bercanda. Kau sangat menggemaskan." Ucap Jack membelai pipi Freen.
"Ayo Freen sayang, aku akan mengantarmu pulang! Kau tidak boleh mengikuti mereka yang suka berkumpul di bar."
"Hmm, ayo antar aku." Jawab Freen malas.
Jack membukakan pintu untuk kekasihnya baru setalah itu dia masuk ke dalam mobil.
"Freen.." panggil Jack dengan suara lembut.
"Ada apa?"
Jack tidak menjawab Freen, ia malah mengambil satu tangan Freen lalu mencium tangan itu dengan lembut.
"Kau cantik, sayang." Jack sengaja mencium tangan Freen karna penasaran dengan tulisan yang ada di pergelangan tangan Freen. Dan akhirnya Jack tahu. Becky adalah nama yang tertulis di pergelangan tangan kekasihnya itu.
Freen dan Jack baru berpacaran sejak 4 bulan yang lalu. Jack sangat mencintai Freen, butuh waktu bertahun-tahun bagi Jack agar Freen mau menerimanya sebagai kekasih. Dan hari ini Jack baru pertama kali melihat nama Becky di tangan Freen.
"Becky???Batin Jack.
"Sayang kamu sangat cantik.." ucap Jack dengan suara serak.
"Hmmm??"
Jack mulai memegang dagu Freen lalu mendekatkan wajahnya. Kini Freen mulai memejamkan matanya saat Jack berusaha mencium bibirnya.
"Kita bisa menikah kalau sudah dewasa."-Becky
"Kamu mau menikah dengan ku kalau kita sudah dewasa, Becky?"- Sarocha
"Tentu saja, kita bisa bermain lebih lama lagi dan pergi membuat boneka salju. Seperti mommy dan Daddy ku yang slalu bersama. Kita juga akan seperti mereka, bukankah akan menyenangkan kalau bermain sepanjang hari?" - Becky
"Aku setuju, Becky! Berjanjilah sekali lagi pada ku. Menikahlah dengan ku kalau kita sudah dewasa nanti." - Sarocha
"Aku berjanji." - Becky
Bayangan itu melintas di pikiran Freen saat bibir mereka sudah bersentuhan. Freen pun segera mendorong wajah Jack karena mendadak Freen menjadi sesak kalau mengingat Becky.
"Kenapa, Freen?" Tanya Jack.
"Tidak ada, ayo cepat antar aku pulang Jack. Besok aku harus bekerja di pagi hari."