2 :Marcell's younger brother

579 68 5
                                    

Calvin terbangun pada malam harinya, setelah drama menonton perhororan itu.

Calvin tertidur di tengah-tengah film, ia lebih memilih untuk tidur daripada menonton film yang tidak manusiawi itu.

Ia tengah melamun menatap ke arah jendela, karena posisinya tadi saat bangun memang miring.

Cukup lama ia melamun, dan saat Calvin berpindah posisi, ia kaget setengah mati karena melihat Marcell yang tertidur, dan itu sangat dekat dengan nya.

Secara reflek Calvin menjauh dari Marcell dan mengakibatkan dirinya jatuh dari kasur, dan menimbulkan suara yang keras.

Bugh!

"Shhh..."
Calvin memegangi kepalanya.

"Calvin!, kenapa bisa jatuh"
Marcell yang terbangun karena mendengar suara dan tidak melihat Calvin, langsung melihat ke bawah dan mendapati Calvin yang terjatuh dengan memegangi kepalanya.

"Mana yang sakit?hmm"
Marcell menyenderkan Calvin pada dadanya.

"Ini.."
Calvin menunjuk bagian belakang kepalanya, Marcell mengecek kepala Calvin dan ada sedikit benjolan, ia mengusap benjolan itu dengan sedikit menekannya.

Marcell menggendong Calvin dan memangkunya, ia tengah sibuk mengelus' kepala Calvin, sedangkan yang empu menyenderkan kepalanya ke dada Marcell.

'keras sekali'
Batin Calvin,karena merasakan dada Marcell yang keras saat ia bersandar kepadanya.

"Udah ngga sakit?"
Calvin menggeleng, Marcell bernapas lega, dan memilih mengelus' punggung Calvin agar tertidur.

Setelah beberapa menit kemudian, Calvin tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka, Marcell menidurkan Calvin di kasur sedangkan ia duduk di sofa.

Dan ya, Marcell tertidur di sofa dengan posisi duduk.

---------------

Di pagi harinya, terlihat Calvin yang tengah membaca buku di gazebo, tak lupa dengan kacamata nya yang membuat kesan manis di wajahnya.

Ia tak sendiri, ada Marcell yang sedang memangku laptopnya, mereka berdua tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Tiba' saja Marcell berkata, dan memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Kenapa kamu mau nikah sama saya?, padahal kamu bisa membatalkan nya kalo kamu tidak ingin"
Calvin menoleh ke arah Marcell yang tengah menatapnya, lalu beralih menatap ke depan.

"Itu adalah permintaan kedua orangtuaku, ayahmu sudah banyak membantu perusahaan papa tentunya kami harus balas Budi, walaupun dengan cara seperti ini. Ya bisa di bilang aku ini anak yang penurut, jadi aku menurutinya"
Ucap Calvin panjang lebar, Marcell masih menatap Calvin.

"Lagi pula kamu tampan, jadi tak apa"
Ucap Calvin spontan, Marcell melotot di buatnya.

Calvin yang sadar akan ucapan nya, pun menutup mulut nya.

"Shit!, tidak!tidak! Jangan dipikirkan!"
Ucap Calvin dengan semburat merah di pipinya.

'shiball! Kintil!!, malu banget huaa'
Batin Calvin meronta-ronta, karena malu.

"Aku pergi dulu"
Calvin berdiri dengan membawa bukunya, namun tangannya di tarik oleh Marcell, dan membuat dirinya jatuh di pangkuannya.

"Coba bilang lagi, hmm"
Marcell memegang Dagu Calvin, dan mengarahkan ke arahnya.

"Yang mana?"
Ucap Calvin pura' tidak tau.

"Yang kamu bilang saya tampan tadi?"
Bisik Marcell dengan suara deep nya, yang membuat Calvin bergidik.

Kalo author sih udah ketar ketir bang jali, ngeri uy sampe sini ⊙⁠﹏⁠⊙.

Saat Calvin mau membuka mulutnya, tiba-tiba saja ada suara yang sangat keras.

"OMAYGAT!!?? KAKAQ"
Ucap Nellie dengan terkejut.

Dengan cepat Calvin pindah dari pangkuan Marcell,Nellie menghampiri mereka berdua.

"Mau ciuman ya??, maap ganggu 🙏🏻(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)"
Calvin menatap Nellie melotot.

P, jual adek.

"Mana ada,ngapain kesini?"

"Ah itu ada adek nya kak Marcell kesini"
Calvin berdiri dengan membawa bukunya, du yu get dejapu.

"Yaudah ayo"
Lalu mereka bertiga pergi ke ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu terlihat seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai,  tengah menunggu di ruang tamu dengan meminum teh.

"Tia?"
Perempuan itu menoleh ke arah Calvin lalu tersenyum.

"Halo kakak ipar"
Calvin sedikit malu lalu duduk di ikuti oleh Marcell dan Nellie.

Hestia Benedict
---------------------
Anak bungsu keluarga Benedict, Hestia memiliki paras cantik dan sedikit melenceng ke tampan, itu yang membuat nya semakin cantik dan tegas.

"Jadi, mau ngapain kesini?"

"Ya mau main aja, soalnya Tia kangen sama kakak ipar, Tia bela'in pulang buat ketemu sama kakak ipar"
Ucap Tia sambil tersenyum lebar.

"A-ah panggil nya jangan gitu, panggil biasa aja "

"Sayang maksudnya?"
Ya satu kelebihan Tia adalah gombalin anak orang, kadang ada yang sampe baper.

"Sekali lagi coba? Aku nggak denger "
Marcell meremas laptopnya sampai sedikit retak.

"Sayang~"
Tia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Marcell, tampak kedua saudara itu tengah mengeluarkan aura permusuhan.

"Eh, ada apa ini? Kok marah', eh Tia kapan pulangnya?"
Ucap Michela dengan menuruni tangga.

"Tadi malam Tante, Tante gimana kabarnya?"
Michella ikut duduk di sofa single.

"Baik, kamu gimana sehat?"
Tia mengangguk.

"Panggil mama aja, gimana study kamu di Canada?"

"Baik kok ma, aman aja"
Tia tersenyum dengan mengacungkan jempolnya, Michella tertawa.

"Ini Tia pulang karena dapat kabar kalo perjaka di keluarga mau nikah, ya tentunya Tia seneng, Mumpung juga lagi libur sekalian pulang juga"
Michella, Nellie dan Tia tertawa, sedangkan Marcell dan Calvin hanya menyimak.












--------------(agak laen ya bund heeh)

Tebeceh

Forever My Love For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang