Mataku fokus ke arah luar jendela bus. Para penumpang yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, begitu juga aku yang sedang mendengarkan lagu dari earphone ku.
Aku mencoba menutup mataku untuk tertidur sebentar, lagi pula tujuanku mungkin sampai satu jam kemudian.
Mencoba berusaha tidur namun tidak bisa, saat mendengar teriakkan panik para penumpang di sana.
Aku bisa melihat supir bus yang berusaha untuk tetap di lajur jalan akibat rem bus yang tumpul, salah satu penumpang yang berusaha menenangkan penumpang lainnya.
"SEMUANYA. MOHON TENANG DAN BERDOALAH KEPADA TUHAN, AGAR KITA SELALU DILINDUNGI."
Pandangan ku teralihkan ke arah anak perempuan yang sedang di peluk erat oleh ibunya.
"Ibu aku takut.."
"Tenanglah nak.. ibu akan selalu bersamamu.."
Semua kebisingan itu membuat kepalaku pusing, sebelum kemudian..
CRASS
Bus itu saling tabrak dengan bus lain yang lewat dari jalur berlawanan. Aku membuka mataku, bisa ku lihat para penumpang yang tadinya masih berbicara kini diam. Mereka sudah mati, termasuk ibu dan anak perempuannya tadi.
Darah ada dimana-mana, aku kemudian bangun dari tempat dudukku.
"Harus segera pergi sebelum salah satu dari mereka datang..."
Bergumam pelan, aku berjalan untuk pergi dari sana. Namun sebuah tangan menghentikan ku dan menarikku kedalam rangkulan kecil.
"Ohh ya ampun, lihat lah siapa yang ada disini, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Vielion, bagaimana kabar mu?"
Suara berat namun terdengar sangatlah menyebalkan untukku benar-benar menganggu, Malaikat mesum ini... Sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Desire
Action"penyesalan selalu ada di akhir, namun apa kah kau masih bisa untuk memperbaiki masalah yang kau buat?" "Aku tidak tahu akan hal itu, aku... Aku bukan lah seorang pengkhianat." "Kau menghancurkan segalanya! Kau telah rusak, Vielion!." Air mataku yan...