-Jika terdapat typo, mohon tandai! Biar saya bisa benarkan:)
-Don't forget to tap the vote button!
Selamat membaca!."Dimana pria itu sekarang?.."
Zell terus saja berusaha menghubungi telepon milik Viel, namun pria itu tidak mengangkatnya sama sekali.
Dia melihat ke arah Aluna yang tengah berada di gendongan Zera. Gadis kecil itu tampak sangat tidak senang karena sedari tadi orang yang 'memungutnya' tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali.
'Dimana sebenarnya dia? Seharusnya dia sudah kembali sekarang.'
"Kakak, aku tadi menelepon Yona dan dia bilang kepada ku jika terakhir kali dia melihat kak Viel sedang bersama dengan seorang pria berambut putih dengan mata berwarna merah. Sepertinya aku tahu siapa itu.."
Zell terdiam akan ucapan adiknya itu sebelum kemudian mengambil jaketnya dengan terburu-buru. Sial, sepertinya dia lengah lagi.
.
.
.
.
"Bukan kah seharusnya kau tidak terlalu bersantai?"
Matvey kini menatapku yang berada di dalam jeruji besi dengan belenggu terikat di pergelangan kaki dan tangan ku.
"Apa yang kau harapkan dari ku? Berteriak panik sambil berusaha keluar layaknya orang gila?" Aku berucap sambil membenarkan posisi berbaring ku, dengan santai memakan keripik kentang miliknya.
"Lagipula jika aku berusaha kabur kau pasti akan menangkap ku kembali, ini bukan yang pertama kalinya kita melakukan hal ini."
Pria tampan itu hanya bersedekap dada sambil menganggukkan kepalanya, dia kemudian mengambil buku catatan kecil dari balik kardigan yang ia kenakan.
"Apalagi yang kau inginkan selain keripik kentang ku yang kau ambil itu?"
Menggeleng kepala, aku kembali mengunyah keripik kentang yang ada di mulutku. "Tidak ada."
Aku bisa melihat Matvey yang menatap ku dengan diam, dia menghela nafas sebelum kemudian duduk di hadapan ku yang terhalang jeruji besi.
"Baiklah, mari kita serius. Aku akan menahan mu di sini, selama beberapa saat."
Hendak aku ingin menanyakan sesuatu dia memotong nya dan kembali berucap.
"Celestial mencari mu. Mereka ingin menangkap dirimu dan seharusnya kau tahu itu karena apa."
Tatapan seriusnya membuatku terdiam. Celestial? Ah, begitu rupanya.
"Ini pasti karena aku dulu juga salah satu pemimpin bukan? Mereka melakukan hal yang tidak perlu. Jika mereka menginginkan ku hancur, maka akan ku lakukan secara mandiri."
Oho~ lihat alisnya yang menukik itu, aku sangat yakin Matvey merasa tidak senang.
"Kau tidak senang bukan?" Tanya ku, ku bisa lihat tatapan dari manik merahnya yang menatap ku secara intens ada perasaan penasaran di sana.
Aku berbaring telentang, menatap atap putih yang hanya di terangi oleh cahaya lampu. Ruangan ini benar-benar sepi, hanya ada tempat tidur dan lemari baju.
"Kau tidak ingin.. jika pertunjukan ini berakhir, asal kau tahu saja. Aku pastinya akan membawa mu dalam acara ini."
Matvey menyeringai, dia tertawa geli akan ucapan ku.
"Jujur saja, aku tidak masalah masuk kedalam pertunjukan buatan mu itu. Apalagi aku tau tentang ke obsesian mu dulu sampai sekarang."
Ini lagi... Aku sama sekali tidak suka. Aku menatap tidak senang kearah nya sambil lanjut memasukan keripik kentang ke dalam mulut ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Desire
Action"penyesalan selalu ada di akhir, namun apa kah kau masih bisa untuk memperbaiki masalah yang kau buat?" "Aku tidak tahu akan hal itu, aku... Aku bukan lah seorang pengkhianat." "Kau menghancurkan segalanya! Kau telah rusak, Vielion!." Air mataku yan...