Chapter 9 //Kenapa harus dia?//

23 2 0
                                    

-Jika terdapat typo, mohon tandai! Biar saya bisa benarkan:)
Selamat membaca!.

"Yona.. Tolong antarkan kopi ini ke meja lima."

"Baikk."

Wanita berambut pendek itu mengambil kopi yang telah ku buat dan membawanya ke pelanggan. Cafe hari ini sangatlah sepi, mungkin karena beberapa hari lagi natal.

"Viel~ tidakkah lebih baik kamu mengambil hari libur? Beberapa hari lagi kan natal, pasti kamu ingin kembali ke keluarga mu."

Yona duduk di samping ku sambil mengambil keripik kentang yang berada di genggaman tangan ku. Keluarga huh? Apakah aku memiliki keluarga?..

"Bilang saja kau ingin libur Yona, jika Viel libur maka kita juga libur. Karena dia yang memiliki cafe ini." Daniel duduk di samping Yona yang langsung menjambak rambut hitam legamnya itu, walaupun yang di jambak acuh tak acuh.

'kedua orang ini benar-benar..'

KRING~

Lonceng pintu berbunyi akibat ada seseorang yang memasuki cafe. "Selamat datan-"

Senyuman yang tadinya terpancar di wajahku perlahan menghilang saat menyadari siapa orang yang baru saja masuk ke dalam cafe.

"Ada apa dengan mu? Ngomong-ngomong, selamat datang di cafe Tak cinta maka tak sayang. Anda ingin pesan apa?." Yona menatap kearah pria yang kini berdiri di depan kasir.

Pria itu tersenyum kecil. "karena cuacanya siang ini sedang dingin akibat musim salju.. bisakah aku memesan cokelat panas bersama dengan cheesecakes?"

"Tentu saja! Daniel! Siapkan coklat panas dan cheesecake satu!" Yona berjalan ke arah dapur untuk membantu Daniel menyiapkan pesanan itu.

Sekarang hanya ada aku dan pria itu, dia menatapku sambil tersenyum. Senyuman yang tidak ku sukai.

"Bukan kah ini sudah terlalu lama kita tidak bertemu? Kenapa kamu jadi dingin seperti ini, Vielion?."

Tangan kanannya terulur untuk mengelus pipi ku, namun aku menghentikannya sebelum dia sempat menyentuh pipi ku.

"Tolong jangan menyentuh orang lain tanpa seizin orangnya. Silahkan duduk di salah satu kursi untuk menunggu pesanan mu, Matvey."

Mendengar tutur kata ku, dia langsung duduk di salah satu meja yang dekat dengan tempat kasir. Sialan.. kapan aku bisa memiliki hidup yang damai?

(Kapan-kapan) _Menglelah.123

"Ini dia pesanannya!~" Yona yang keluar dari dapur langsung saja mengantarkan pesanan Matvey ke mejanya. Wanita itu datang ke arah ku sambil menggandeng nampan yang ada di tangannya.

Dia berbisik di telingaku. "Viel. Apakah kau mengenal pria itu? Dia sangat tampan, apalagi penampilannya yang tidak biasa itu."

"Dengan penampilan albinonya itu, ku bisa bilang jika dia lumayan tampan."

Daniel yang entah datang dari mana, tiba-tiba muncul di antara aku dan Yona tatapannya masih saja datar.

"Hanya kenalan saja. Tidak ada yang spesial darinya, aku dan dia tidak terlalu dekat."

Bersenandung pelan. Yona menatap ku lamat-lamat sebelum kemudian berucap dengan blak-blakan, yang membuatku tersedak air liur ku sendiri.

"Ku pikir dia adalah mantan mu, karena kau menatapnya dengan kurang suka seperti itu."

"Wow, aku tidak ikut-ikutan dan tidak dengar apapun.." Daniel kembali masuk ke dapur setelah mendengar ucapan wanita tersebut.

'Yang benar saja...'

Sudah beberapa jam berlalu dan kini hampir mendekati waktunya cafe tutup, namun Matvey masih duduk di kursinya sambil mengisap gelas berisi cokelat panas yang entah sudah keberapa itu.

"Kapan dia akan pulang?..." Yona yang ada di sebelah ku sudah menggerutu kecil sedari tadi.

"Haruskah aku menegurnya?" Daniel bertanya Ke diriku.

Aku menggelengkan kepala ku, menatap ke arah pria albino itu.

"Biarkan aku saja yang mengurusnya. Kalian pulang lah terlebih dahulu, aku juga memiliki beberapa hal yang ingin ku bicarakan dengannya."

"Baiklah, jika terjadi apa-apa kau bisa menelepon ku ataupun Yona. Kami pergi dulu."

"Sampai jumpa besok kak Viel!."

Daniel dan Yona berjalan keluar cafe, meninggalkan ku hanya bersama dengan Matvey.

"Akhirnya kedua manusia itu pergi. Sekarang hanya tinggal kita berdua, huh?"

Pria itu menatapku dengan mata merah rubynya itu, bersamaan dengan senyuman tenang yang membuat ku merasakan sensasi merinding.

"Apa mau mu?" Aku bertanya langsung dengan sedikit memicingkan mata.

"Kembalilah ke Celestial bersama ku.."

Ucapan Matvey membuatku terkejut tidak main. Dia berjalan ke arahku dan sekarang dia berada tepat di depan diriku.

"Tidak. Aku menolak." Tolak ku dengan tegas.

"Kenapa?..kau terus saja menolak ku, bahkan kita sudah lama sekali tidak bertemu dan kau masih saja sama. Terakhir kita bertemu itu beberapa abad yang lalu."

"Karena aku tidak mau. Tempat itu bukanlah hal yang baik lagi untuk ku, kalian licik."

Mendengar ucapan ku Matvey tertawa geli, dia mengusap sedikit air mata yang ada di ujung matanya.

"Namun saat ini aku tidak memberi mu pilihan Viel.."

Belum sempat menerka apa yang diucapkan oleh pria itu, tiba-tiba saja sebuah belenggu rantai emas terikat di sekitar leherku.

Dia menarik rantai itu, membuat badan ku maju ke depan akibat tarikan tersebut.

"Kau selalu saja melindungi bocah itu, dia sudah bukan lagi malaikat kecil yang harus di lindungi. Kenapa harus dia dan bukan aku?" Ucapnya dengan kesal sambil menggenggam wajahku menggunakan tangan kanannya.

"Karena kau adalah bajingan."

'Aku tidak tahu kapan ini akan berakhir... Sungguh, aku merasa lelah dengan segala hal yang ada di dunia ini.' (Same bro_menglelah.123)

_____________
Akhirnya Mimin menglelah.123 telah up kembali setelah setelah beberapa bulan ini banyak kerjaan, yaitu malazz 😘💅

Bonus dengan foto Viel:

AJSNSJAJAJKANAGAU CANTIK KALIII PRIA INI MEMANGGG //koma dan lanjut menghilang//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AJSNSJAJAJKANAGAU CANTIK KALIII PRIA INI MEMANGGG //koma dan lanjut menghilang//.

12//09//2024

Past DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang