"oh~ ayolahh, jangan dingin begitu.. kita akhirnya bisa bertemu kembali, aku sangat merindukanmu kau tahu itu?"
Dia memelukku dalam rangkulan dengan erat sambil berbisik di telingaku, rasanya menggelikan. Ingin sekali ku menonjok wajah menjengkelkan yang sayangnya tampan itu.
Dengan perasaan jengkel aku menjauhkan tubuhnya itu, mendorongnya dengan cukup keras.
"Hentikan itu Zell. Jangan menggangguku dan lakukan tugasmu, apakah kau tidak melihat para jiwa-jiwa yang menyedihkan itu telah menunggumu?"
Aku menunjuk kearah para arwah dari kecelakaan bus itu, mereka tengah menunggu Zell untuk melihat catatan kehidupan mereka.
Setelah mengucapkan hal itu aku bisa melihat Zell yang terdiam sebentar sebelum terkekeh, apakah angel ini sudah gila?
"Kenapa kau tertawa seperti? Tidak ada yang lucu disini."
Dia tersenyum sambil menyandarkan tubuhnya yang berisi namun berbentuk itu ke arahku, sialan dia sangat berat.
"Tidak... Hanya saja Vielion, ah atau ku panggil saja Viel? Aku tidak menyangka setelah kau sudah bukan lagi angel, kau masih saja peduli dan polos seperti ini. Membuatku merasa gemas."
Bajingan ini... Dengan sebal aku menyikutnya dengan lumayan keras. Membuat dia kesakitan akibat sikutan ku ke dagunya itu.
"Berhenti berbicara omong kosong, Angel cabul sepertimu tidak pantas berbicara mengenai hal itu..."
Dengan kesal aku berjalan keluar dari bus yang telah hancur itu, ada banyak orang yang menatap sedih dan ngeri ke arah bus itu. Mereka tidak bisa melihat ku, yah... Itu tergantung keinginan ku juga sih..
Beberapa polisi dan ambulans segera datang ke sana, namun itu percuma saja mereka semua sudah mati dan bus itu juga kecelakaan akibat rem bus yang tumpul.
"VIELL!!! JANGAN LUPA SELALU DATANG MENEMUI KU YAH!! AKU SERING BERADA DI CAFE KUCING SEKITAR SINI KETIKA SIANGGG!!"
Aku mengabaikan teriakkan riang Angel mesum itu dan memilih untuk pergi ke apartemen ku.
Setelah sampai di sana aku langsung saja duduk di sofa dan meminum segelas air putih, menyalahkan televisi aku melihat berita akan tabrakan beruntun tadi. Aku terdiam sebentar akan hal itu.
"Zell... Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya."
Zellian yang sering ku panggil Angel mesum itu adalah mantan partnerku, partner misi. Dia adalah orang yang ceria namun licik dan membabi buta akan mangsanya.
Sering sekali kami dulu memburu jiwa kotor pendendam yang berkeliaran, namun akibat beberapa masalah kami tidak lagi pernah bertemu.
"Yah..aku lah yang memutus kontak dengannya, kenapa aku sendiri yang bingung."
Aku menyandarkan kepalaku ke sofa sebelum kemudian menutup mata, membiarkan kegelapan mengambil alih seluruh pandangan ku.
Aku merasakan beberapa hembusan angin yang menerpa wajahku membuatku bingung.
'bukankah aku tadi tidak menyalakan pendingin ruangan?.'
Saat membuka mataku, aku dapat melihat wajah pria tampan dengan rambut blondnya. Itu adalah Zell.
"Oh? Kau sudah bangun Viel? Maafkan aku menganggu waktu tidur mu namun tolong peganganlah yang erat ketubuhku."
Dia tersenyum polos, membuatku menyeringit. Aku baru menyadari jika dia sedang terbang di langit menggunakan sayap putihnya yang besar dan terlihat lembut.
"Oh iya! Tentang apartemen mu nanti akan aku benarkan yah, namun tidak sekarang karena kita harus lari dulu."
"Apa??"
Aku dengan sigap langsung saja melihat ke bawah, benar saja dinding apartemen ku yang hancur dan beberapa barang yang rusak. Aku juga dapat melihat jiwa pendendam yang sedang mengejar kita berdua.
"ZELL!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Desire
Aksi"penyesalan selalu ada di akhir, namun apa kah kau masih bisa untuk memperbaiki masalah yang kau buat?" "Aku tidak tahu akan hal itu, aku... Aku bukan lah seorang pengkhianat." "Kau menghancurkan segalanya! Kau telah rusak, Vielion!." Air mataku yan...