Chapter 3 //Menumpang//

36 5 1
                                    

Di sinilah aku,  bersandar di sofa empuk dan mewah milik Zell. Sedangkan pemiliknya tengah asik bermain game di komputernya.

Aku menghela nafas lelah, rasanya ingin sekali aku menghancurkan dunia. Ku melihat ke arah jam dinding, ternyata sudah jam lima sore.

"Sebaiknya aku membuatkannya makanan."  Gumamku pelan.

Berjalan ke arah kulkas aku membuka pintunya menemukan bahan-bahan segar, namun segera menutup kembali kulkas itu.

'Aku tidak bisa memasak...'

Terdiam sebentar aku lalu membuka handphone ku, memesan beberapa makan malam untuk diriku dan Zell sambil kembali ke sofa.

"Apa kau sedang memesan makanan, Viel?"

Tiba-tiba saja Zell muncul dari belakangku, tampaknya dia sudah selesai bermain dengan gamenya.

"Tadinya aku ingin membuatkan mu makanan, namun aku baru ingat jika aku tidak bisa memasak."

Dia duduk di sampingku, menatap diriku dengan lemat. Apa yang dipikirkan angel mesum ini?

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Sangat menganggu."

Zell menggeleng pelan. "tidak... Hanya saja sudah sangat lama kita tidak bertemu, kau tahu? Aku telah menjadi seorang pembimbing bagi para angel muda yang ku pilih setelah ke pergianmu."

Dia menghela nafas lelah dan bersandar di sofa sambil menutup matanya.

"Setelah kau menjadi fallen angel, celestial menjadi semakin menyebalkan, yah aku rasa kau sendiri juga tahu akan hal itu."

"Para pemimpin di sana semuanya semakin menjadi-jadi, mereka melakukan segalanya demi 'kebaikan' dan 'kesucian' sesama."

Aku terdiam mendengar semua ocehan Zell.

Celestial... Tempat para angel ada di sana, pemimpin mereka adalah Dewa dan Dewi cahaya yang sangat anti terhadap kegelapan.

Salah satu dari mereka adalah Yolan, dewa peperangan. Sikapnya memang tegas dan menakutkan, namun dia adalah orang yang paling cerdik dan memiliki akal sehat dalam memilih taktik rencana.

"Yah... Mereka memiliki rasa ambisi yang sangat kuat, apapun akan mereka lakukan demi dunia ini bersih dari kegelapan." Ucapku dengan tidak peduli.

'Lagi pula aku sudah tidak memiliki urusan di sana.'

"Heehh~.." Zell menatap ku sambil menaruh dagu miliknya di telapak tangannya.

TING TONG!~

"Biar aku yang ambil sepertinya itu adalah pesanan kita."

Zell dengan sigap bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu depan, aku hanya memperhatikannya sebelum kembali sibuk dengan handphone ku.

Akan tetapi kegiatan bermain ponselku berhenti ketika mendengar suara cempreng dan melengking milik seorang perempuan.

"Zell apakah kau punya char..ger?..." Gadis itu keluar dari sebuah kamar, dia terdiam saat melihatku begitu juga sebaliknya.

"KAK VIEL??!! SUDAH LAMA SEKALI TIDAK BERTEMU!!." Gadis langsung saja berlari ke arah ku dan memelukku dengan erat.

"Lepaskan aku Zera, kau dan kakak mu itu sama saja..." Zera hanya tersenyum lebar sebelum kemudian melepaskan pelukannya dari ku.

"Hm?~ ada apa ini?."

Zell yang datang dengan paha ayam goreng di mulutnya dan sekatong plastik yang berisi makan malam dan kaleng soda, terlihat bingung.

'kedua saudara ini akan membuat kepalaku meledak karena tingkah mereka..'

27/05/2024

Past DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang