- Happy Reading -
---
Sehari setelah kejadian menghebohkan itu Ramos dan lainnya masih belum bertemu ataupun mengobrol dengan Abas.
Ramos kini dalam perjalanan menuju sekolah namun entah mengapa fikirannya terus tertuju pada Lila yang masih berada dirumah sakit.
"Gue bakal mastiin keadaan dia" ucap Ramos sambil membanting stir mobilnya mengarah menuju rumah sakit.
Saat mobilnya sudah terpakir ia segera turun dan menuju pintu utama rumah sakit namun langkahnya terhenti saat melihat sosok yang ia kenali dari kejauhan.
"Kalian mau ngapain?" Tanya Ramos pada Vander, Arsa dan David yang baru saja turun dari mobil.
Nampak ekspresi terkejut saat Ramos menyapa mereka.
"Jengukkin Lila lah... mau ngapain lagi kita kerumah sakit" jawab Arsa dengan santai.
Ramos hanya mengangguk-anguk lalu kembali berjalan kearah pintu rumah sakit diikuti ketiga temannya.
Mereka semua masih mengenakan seragam sehingga hal itu cukup menarik perhatian semua orang yang ada disana.
"Bisa tau kamar atas nama Khalila" ucap Ramos pada resepsionis.
"Kamar VIP 004 di lantai 3.. bisa menggunakan lift disebelah sana"
"Terimakasih"
Setelah sampai di lantai 3 mereka semua mulai mencari kamar dimana Lila huni namun belum sempat mereka menemukan kamar itu terlihat dari kejauhan Abra berlari panik dan masuk kedalam sebuah kamar.
Melihat hal itu mereka ikut berlari kearah kamar tersebut dan saat membuka pintu mereka begitu terkejut dengan keadaan Lila.
"LILA... LILA... SAYANG..." teriak Abra histeris saat melihat Lila yang kejang di atas tempat tidurnya.
"LILA.... HIKS..." Gisel pun ikut hiteris sambil terus menekan tombol emergency di dekat kasur Lila.
Ramos, Arsa dan Vander hanya bisa membeku kaku melihat keadaan Lila sedangkan David sudah berlari kearah meja perawat yang ada di lantai itu.
"Permisi!" Teriak salah satu perawat kepada Ramos, Vander dan Arsa karena mereka menutupi pintu kamar.
Mereka bertiga tersadar dan segera berjalam keluar.
"Fuck apa separah itu?" Ucap Vander terkejut sambil mendudukan tubuhnya dikursi depan kamar.
Arsa pun iku duduk disamping Vander dengan wajah syok kebingungan seolah ia baru saja melihat hal yang menakutkan.
Sedangkan Ramos dan David setia melihat keadaan Lila dari balik kaca yang terdapat di pintu kamar itu.
Nampak keempat laki-laki itu sudah berwajah pucat hanya dengan melihat keadaan Lila seperti itu sedangkan biasanya mereka akan beekspresi santai saja meskipun melihat mayat atau orang babak belur di hadapan mereka.
Lila di suntikkan beberapa obat oleh perawat sedangkan dokter juga memeriksa keadaanya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Abra pada Gisel yang masih menangis histeris.
Mendengar suara pertanyaan Abra membuat Ramos dan lainnya berjalan mendekati kamar Lila untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Hiks.. aku tadi ke kamar mandi saat Lila masih tidur dan setelah selesai aku sudah melihat Lila kejang di atas tempat tidurnya hiks... maaf sayang.. aku gagal jadi ibu buat Lila.." Gisel semakin merutuki dirinya dan kembali menangis histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABAS
Teen FictionBagaimana jika seorang siswa berwatak dingin dan gak tersentuh dapat luluh atau bahkan obses pada seorang gadis yang baru saja ia temui. Abas dan Lila adalah dua karakter yang sangat bertolak belakang namun kisah bucin mereka mampu membuat iri siap...