~ Happy Reading ~
---
"Humm putri kecil ibu sudah mau balik ya.." ucap Gisel dengan mata yang sudah berair.
Kini Gisel dan Abra tengah mengantar Lila dan lainnya untuk bersiap pulang kembali ke kota, Gisel sedari tadi sudah begitu menahan tangisnya karena akan ditinggal putri kecilnya itu.
"Iiihh Ibu jangan nangis! nanti Lila ikut sedih" ucap Lila dengan wajah yang sudah bersiap menangis.
"Enggak.. enggak sayang.. Ibu gak nangis kok" ucap Gisel menguatkan dirinya untuk tidak menangis mengingat putri kecilnya ini akan ikut menangis.
"Boleh Ayah minta peluk juga?" tanya Abra sambil melebarkan kedua tangannya.
Lila dengan senyuman manis langsung berlari dan memeluk tubuh tegap sang Ayah, rasa hangat seketika menyebar, Lila memang begitu menyukai pelukan sang Ayah yang terasa begitu melindunginya.
"Kalau gitu kami izin pamit Ibu.. Om.." ucap Abas diikuti anggukan lainnya.
"Sering-sering mampir ya.. rumah jadi ramai kalau ada kalian dan Ibu suka suasana seperti itu" ucap Gisel dengan wajah senduh.
"Ibu jangan sedih.. kita pasti main kesini lagi kok" ucap Farah sambil memeluk Gisel.
"Hahah putri ibu jadi nambah... kamu hati-hati ya disana.." ucap Gisel sambil mengelus punggung Farah.
Mereka secara bergantian berpamitan pada Gisel dan Abra lalu masuk kedalam mobil dengan posisi sama seperti sebelumnya.
Perjalanan mereka begitu lancar dan cuaca hari itu sangat cerah, Lila dan Farah beberapa kali melempar candaan diikuti David yang nampak sudah lebih cair dibanding awal pertemuan mereka.
Sedangkan Abas hanya sebagai penonton namun beberapa kali ia menjawab pertanyaan yang di lempar oleh Lila padanya, bahkan kini Abas sudah berani secara langsung menggenggam tangan mungil Lila.
"Kita mau makan dulu?" tanya Abas sambil menoleh melihat Lila yang berada disampingnya.
"Boleh" jawab Lila sambil mengangguk lucu.
Abas hanya bisa tertawa gemas lalu kembali fokus menyetir mobilnya, entah mengapa Abas jauh lebih bersemangat dan senang setelah memiliki gadis disampingnya ini.
Sepanjang perjalanan Abas tak berhenti berterima kasih di dalam hatinya setelah ia sudah bisa lebih dekat dengan Lila, bahkan perasaan bahagia seakan bertambah saat pertama kali ia menggenggam tangan Lila.
"Sampai" ucap Abas saat mobilnya memasuki sebuah halaman parkir sebuah restoran.
Mereka semua turun dari mobil sambil meregangkan tubuh mereka, banyak pengunjung yang tertarik pada perkumpulan lelaki tampan yang baru saja turun dari mobil mewahnya.
Bahkan sampai mereka masuk di restoran itu pun masih banyak yang menatap kagum kearah mereka.
"Lila makan apa?" tanya Abas sambil membukakan buku menu untuk Lila.
"Mmm Lila makan ayam bakar aja kak.. kakak mau makan apa?" ucap Lila dengan masih menatap buku menu itu berbeda dengan Abas yang sedari tadi menatap wajah imut Lila dari samping.
"Disamain aja kayak Lila" jawab Abas diakhiri senyum bahagia.
"Belum pernah gue liat Abas senyum kayak begitu" bisik Vander yang diangguki yang lain.
Sedari tadi memang Ramos, Vander, Arsa, David dan Farah menatap jengah Abas dan Lila yang bermesraan.
Abas yang merasa ditatap segera menatap balik kearah mereka dengan tatapan datar dan dingin berbeda dari sebelumnya dan tentu hal itu membuat mereka bertingkah gugup dan segera melihat kembali buku menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABAS
Novela JuvenilBagaimana jika seorang siswa berwatak dingin dan gak tersentuh dapat luluh atau bahkan obses pada seorang gadis yang baru saja ia temui. Abas dan Lila adalah dua karakter yang sangat bertolak belakang namun kisah bucin mereka mampu membuat iri siap...