- ABAS OLIV -

4.6K 167 4
                                    

~ Happy Reading ~

---

Pov Ramos

Setelah kepergian Abra, Ramos berjalan mendekati Lila yang masih belum sadarkan diri itu ditemani Gisel yang masih terus menangis sambil menggengam tangan Lila.

"Ibu" panggil Ramos pelan membuat Gisel menoleh kearahnya.

"Ramos, Lila kenapa? Kenapa dia bisa seperti ini?" Tanya Gisel dengan penuh keputus asaan itu.

"Maaf tante saya mewakili temen-teman belum bisa menjaga Lila dengan baik" Ramos menunduk penuh penyesalan.

Gisel tak menjawab dan kembali menatap Lila diikuti air mata yang semakin deras keluar dari mata sembabnya.

Ramos ingin saja menyampaikan apa yang ia ketahui namun hatinya tak tega melihat Gisel semakin sedih.

"Lila? Lila sayang ini ibu nak..." ucap Gisel saat merasakan pergerakan dari jemari Lila diikuti mata Lila yang sedikit demi sedikit terbuka.

"Dok! Dokter!" Teriak Ramos memanggil dokter yang berjaga diarea UGD itu.

Lila terbangun dengan penuh keterkejutan seolah ia baru saja mengalami mimpi buruk, Lila seketika menangis histeris sambil memukul-mukul kepalanya tanpa alasan.

"Sayang jangan! LILA INI IBU NAK" Teriak Gisel sambil memegangi kedua tangan Lila namun tetap tak terkendali.

Ramos pun ikut memegang kedua tangan Lila agar Lila tak memukul dirinya sendiri.

"AAAHH LEPASSHH AAAHHH BERISIK HIKSS TOLONG HIKS HIKS..." teriak Lila terasa begitu memilukan.

"LILA SADAR LIL!" Ramos ikut berteriak menyadarkan Lila namun Lila semakin histeris yang berusaha untuk melepaskan diri.

Ramos kini sudah memeluk tubuh kecil Lila agar ia semakin mudah membelenggu Lila yang terasa semakin memberontak.

Tak lama dokter dan dua perawat datang dengan membawa troli yang berisi berbagai macam obat disana.

"Siapkan" ucap dokter yang langsung di angguki kedua suster.

Salah satu suster ikut membantu memegangi kaki Lila sedangkan suster yang lain terlihat menyiapkan sebuah cairan yang ia masukkan kedalam suntikan.

"Saya akan menyuntikan obat penenang untuk Nona.. tolong bantu pegangi nona sementara" ucap Dokter yang langsung diangguki Ramos.

"JANGAN HIKS JANGAN HIKS.. LILA CAPEK HIKS... LEPASSSHHH" teriakan Lila berangsur melemah saat sang dokter sudah menyuntikan obat itu kedalam infus milik Lila.

Lila pada akhirnya dibaringkan kembali oleh Ramos, Gisel segera merapikan pakaian, rambut serta selimut Lila.

"Nona akan segera kami pindahkan sesuai dengan perintah dokter yang menangani nona sebelumnya" jelas Dokter yang hanya bisa diangguki oleh Ramos sedangkan Gisel tetap meneliti Lila dengan wajah keputus asaanya itu.

Ramos melihat jika diposisi lain terlihat Abra sudah menatap Lila sambil menangis dalam diam.

Mata kesedihan yang begitu mendalam seolah tercetak jelas di mata Abra.

Ramos kembali menatap Lila yang kini sudah terlelap damai namun keadaan tenang ini tak merubah perasaan amarah di dalam diri mereka masing-masing.

***

BRAK

Ramos membuka pintu markas dengan begitu kencang hingga membuat penghuni markas yang berada di dalam terkejut.

ABASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang