28. Kedatangan (2)🗻

200 24 4
                                    

.
.
.
.
.

Hari berikutnya, pada waktu embun pagi jatuh menimpa daun-daun teratai di permukaan air danau, keduapuluh orang merapat ke dermaga untuk memenuhi undangan sekte Lan. Aku, Jiang Cheng, serta delapan belas orang lain yang ditunjuk Paman Jiang akan menuju Relung Awan menempuh jalur perairan. Setidaknya butuh waktu selama empat hari perjalanan sebelum akhirnya kami sampai di Kota Caiyi, salah satu wilayah kekuasaan Gusu Lan. Kota Caiyi terletak dua puluh kilometer jauhnya dari Relung Awan. Kami berencana untuk bermalam di kota itu sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan jalur darat.

Shijie menitipkan banyak sekali cemilan dalam bungkusan besar. Belum cukup, beberapa dia selipkan di bajuku dan Jiang Cheng, badanku sampai menggembung sekarang. Dia khawatir kalau-kalau rombongan akan kelaparan di perjalanan.

Setelah dirasa perbekalan yang dibawa cukup untuk satu minggu, Shijie mengantar rombongan hingga beberapa jalan sebelum akhirnya memasuki sebuah perahu yang cukup besar.

"Paman, apa ada yang ingin kau berikan kepada kami?" Paman Jiang menepuk pundakku dan Jiang Cheng, lalu dia berkata dengan lembut, "Sudah kuberikan sejak dulu. Pedang kalian itu, dan tekad dalam hati kalian."

Aku teringat prinsip yang selalu ditegakkan di Lianhua Wu. "Raih hal yang mustahil, benar?"

Jiang Cheng menyahut sinis, "Bukan berarti kau bisa membuat masalah, meskipun tahu kau akan tetap melakukannya!"

Aku memutar bola mata, "Hei, aku tentu saja akan bersikap baik meskipun tanpa pengawasanmu, tahu. Kau hanya perlu melihat betapa aku akan menjadi anak yang patuh di sana nanti."

Jiang Cheng melengos, "Jangan sombong!"

Dan begitulah, setelah setiap orang berada di atas perahu, kendaraan ini mulai melaju pelan di atas permukaan danau, meniti perjalanan baru dan pengalaman baru yang  sepertinya akan menyenangkan.

[•••]

Empat hari sudah perahu ini terlarung di perairan, dan perbekalan masih tersisa cukup banyak. Saat siang, perahu ini akhirnya menepi di dermaga Kota Caiyi. Kedatangan kami mendapat tatapan kagum dan heran dari para penduduk. Mereka berdiri di bibir danau dengan melempar senyum dan menyapa kami dengan ramah.

Ucapan mereka kurang lebih sama, menanyakan dari mana kami berasal.

Seorang gadis melemparkan buah berry kepadaku. "Daozhang*, Anda tampan sekali!"

*Daozhang : Panggilan honorifik untuk kultivator.

Aku tertawa senang. Gadis-gadis di sini sungguh cantik dan menggemaskan. Tingkahnya benar-benar centil dan lucu.

"Nona, apa hanya aku saja yang tampan? Bagaimana dengan saudaraku ini?" Aku merangkul Jiang Cheng yang langsung saja mendengus risih.

Gadis lain menyahut, "Daozhang yang ini juga tampan!"

"Beritahu kami, dari mana rombongan ini berasal? Pakaian kalian seperti bukan dari Gusu Lan, padahal kalian sangat tampan. Kami jarang melihat kultivator tampan di sekitar sini kalau bukan dari Gusu Lan."

Aku melompat dari perahu. Agak lucu sebenarnya saat gadis-gadis ini langsung berkerumun di sekitarku. Apa aku memang begitu tampan?

"Kami ini berasal dari Yunmeng, datang kemari untuk memenuhi undangan sekte Gusu Lan. Kami akan menjadi murid tamu di Relung Awan."

Cloud RecessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang