12. Menjemput Permata🗻

442 48 4
                                    

.
.
.
.
.

Mian-Mian memiliki semburat merah di pipinya ketika memandang kami berdua, seperti sapuan permen kapas merah jambu yang manis. Ketika aku dan kekasihku sedang terlena dengan kenangan lama, dengan suara lembutnya dia bicara, "Saya mengerti, HanGuang-Jun."

Seseorang seperti nenekku yang hanya seorang pelayan sekte Lan tidak punya banyak kuasa untuk bertitah, kendati sebenarnya nenek ingin bicara lebih mengenai ucapan Wang Yibo yang menginginkanku ikut bersamanya, tetapi kalimat itu sama sekali tidak bisa keluar dari mulutnya.

Aku lalu berpikir tentang sesuatu yang mungkin mengganggu di benaknya. Aku cukup mengerti bahwa ia mungkin saja memikirkan banyak hal disaat aku di sini hanya dipenuhi binar kebahagiaan.

Tentu saja nenekku memikirkan Relung Awan yang mungkin akan aku tinggalkan suatu saat nanti. Dia akan sendiri mengurusnya sementara aku bermigrasi menuju Yunmeng Jiang mengikuti Wang Yibo sebagai pasangan hidupku. Barangkali pula dia memikirkan pendidikanku yang juga belum selesai.

Yunmeng Jiang negeri yang jauh, jadi ekspresi kekhawatiran itu sangat kentara di wajah keriputnya yang cantik. Aku berujar pelan kepada Wang Yibo setelah menyingkir perlahan dari atasnya dan duduk merapat ke arah nenek.

"Mungkin ini terlalu cepat."

Kami saling berhadapan, merajut keheningan dengan nenek yang memilin jemarinya gelisah. Dia tidak punya pilihan.

Aku cukup mengerti tentang sesuatu yang nenek pikirkan sehingga aku dapat menyimpulkan. Ada keterkejutan yang melegakan dari sendu di matanya. Dia bertanya padaku dengan hati-hati. "Kenapa begitu, Xiao Zhan?"

Dia tetap memanggilku begitu, terlepas dari siapa diriku di masa lalu, aku tetaplah cucu seorang Mian-Mian yang tersayang. "Apa kau tidak mau ikut bersama dengan--"

Wajah tuanya tampak kebingungan, harus menyebut siapa laki-laki di hadapannya, tapi setelahnya memilih tetap dengan memanggil gelar Lan Zhan seperti kehidupan sebelumnya. "--HanGuang-Jun?"

Aku memandang Wang Yibo untuk sesaat. Dia selalu nampak setenang air, tapi sebenarnya juga tidak. Menatapku seolah menanti sebuah alasan mengapa dirinya tertolak. Air mukanya yang sempat bersemangat berubah redup, tapi tidak bisa berkomentar apa-apa, seperti telah mengerti bahwa akhirnya tetap akulah yang memutuskan.

"Aku akan tetap bersama nenek. Tugasku untuk menjaga Relung Awan, dan pendidikanku juga belum selesai." Wang Yibo tidak angkat suara sama sekali. Berangsur-angsur tenang. Dia tidak banyak berpikir dan kemudian mengangguk mengerti. "Kau benar. Mungkin ini terlalu cepat."

Nenek menyela. "Wei Gongzi, Anda memang berhak memutuskan, tapi saya..."

"Aku akan menjagamu, nenek."

Tanganku terulur untuk menggenggam jemari Wang Yibo yang kokoh, dia menyembunyikan kekecewaan di hatinya untuk menghargai keputusanku. Aku tidak bisa memikirkan penyelesaian yang lain. Hanya ini keputusan yang kurasa tepat untuk saat ini. Aku ingin segalanya berjalan dengan alami dan tidak terburu-buru. Maksudku, hubunganku dengannya.

"Kita bisa memulainya perlahan, saat waktunya tepat." Dia mengulum senyum tipis dan mengangguk setuju meski tetap ada sedikit penolakan dari matanya yang redup.

Setelah menjalani kehidupan di masa ini, pasti ada banyak hal telah berubah dalam dirinya, meskipun itu tidak mengurangi tabiat aslinya sama sekali. Kami dibesarkan oleh orang yang berbeda, berada di tempat yang juga berbeda.

Aku merasakan beberapa perubahan besar dalam diriku yang pada intinya adalah membawa sedikit demi sedikit apa yang  Gusu Lan terapkan padaku, dan aku yakin hal yang sama juga terjadi kepada Lan Zhan yang sekarang. Barangkali sedikit banyak Yunmeng Jiang telah mengubah dirinya, dan aku ingin mengenal sisi lain darinya lebih dalam.

Cloud RecessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang