Madu dan Racun

20 6 0
                                    

Dahi Daenys mengrenyit kala mendengar teori Dreas soal pasangan yang butuh diakui. Daenys berani sumpah selama ini Faaz tidak pernah mempermasalahkan dirinya yang tidak diakui di depan publik sebagai orang terdekat Daenys. 

Tapi apa iya seperti itu sebenarnya?

"Saya tidak pernah menutup-nutupi keberadaan dia di depan orang-orang yang berarti bagi saya, yakni orang tua dan sahabat saya. Saya kira dalam hubungan, itu yang penting."

Daenys bohong. Dia sama sekali tidak tahu apa yang penting, salah, atau benar dalam sebuah hubungan. Yang barusan itu dia kutip dari salah satu quotes yang diingatnya dari internet.

Dia kan tidak bisa bilang kalau mengungkapkan hubungannya dengan Faaz itu sama saja seperti membangunkan macan tidur berwujud petinggi A+. Terutama ketika mereka akhir-akhir ini berusaha keras membangun narasi kedekatan dia dengan Rhangga.

Sekarang semua sudah selesai. Rhangga sudah keluar dari A+. Tidak perlu lagi buatku mengelak bahwa aku punya hubungan dengan orang lain.

Di A+, selain Rhangga hanya Uma yang tahu bahwa Daenys dekat dengan Faaz. Itupun Uma tidak pernah dengan sengaja mengusik atau berusaha mengorek-ngorek hubungan pribadi Daenys. Dia cuma akan mengingatkan agar Daenys selalu mengutamakan pekerjaan dan komitmennya pada A+.

Daenys bersyukur memiliki manajer seperti Uma yang cekatan, profesional, dan menghormati privasinya. Di A+ tidak semuanya dapat manajer. Seorang talent harus mencapai cukup popularitas untuk bisa mendapatkan manajer secara personal. Selain itu Daenys juga mengakui kehadiran Uma sangat membantu dalam perjalanan kariernya. Daenys tidak harus pusing-pusing mengurus keperluannya sendiri, dia juga tidak harus seorang diri pusing kepala setiap kali petinggi A+ menginginkan sesuatu darinya.

Keberadaan Uma juga sangat penting jika terjadi masalah di dalam pekerjaan Daenys, seperti yang terjadi waktu itu.

Hari Kamis yang jatuh pada pertengahan bulan September beberapa tahun lalu seharusnya diisi oleh jadwal promosi Daenys ke radio-radio untuk mempromosikan lagu barunya. Karena dari awal manajemen sudah menentukan bahwa citra Daenys sebagai penyanyi haruslah misterius dan eksklusif, maka kegiatan promosi Daenys berbeda dengan penyanyi-penyanyi kebanyakan.

Tidak ada sesi mengobrol hal-hal di luar topik musik dan film yang soundtracknya diisi Daenys, bahkan pada titik dimana Uma harus menyaring daftar pertanyaan dan ikut hadir saat briefing untuk memastikan hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Awal-awal debut, banyak sekali media promosi yang heran dan menganggap janggal aturan dari A+ tersebut. Namun lama kelamaan mereka akhirnya mengerti dan menyadari disitulah daya tarik dan titik jual dari Daenys yang tidak dimiliki seniman lainnya di industri musik Indonesia.

Dan Daenys yang merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan public speaking yang baik tentu saja hanya bisa patuh dan pasrah. Malahan di beberapa acara promosi, dia cuma diberikan kesempatan untuk menyanyi, duduk diam untuk difoto, dan foto bersama penggemar tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kalaupun Daenys diminta berbicara, dia akan berbicara seperlunya atau membacakan tulisan-tulisan yang dibuatnya untuk penggemar-penggemarnya.

Sejauh ini tidak ada penikmat karyanya yang protes. Sampai kemudian seorang host acara talk show di salah satu stasiun televisi tempat Daenys melakukan promosi memilih keluar dari jalur dan menarik Daenys yang harusnya hanya bernyanyi untuk duduk.

Lantaran live, Daenys tidak bisa begitu saja menepis ketika Reuben Gunawan menariknya duduk di sofa merah yang diduduki pemain-pemain film yang juga melakukan promosi bersamanya. Ketika dia sudah duduk, Daenys bisa melihat wajah para kru yang sudah terlihat panik dan beberapanya berbicara entah apa lewat alat komunikasi yang mereka pegang.

Dunia DaenysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang