Seratus Delapan Puluh Derajat

34 6 4
                                    

Kalau boleh Daenys jujur, selama tiga bulan masa promosi proyeknya dengan Rhangga dan mengingat waktu yang mereka habiskan bersama bisa dikatakan bahwa lama kelamaan Daenys mulai bisa mengerti Rhangga.

Pada posisinya sebagai musisi, Rhangga memang perfeksionis. Dia, berbarengan dengan Idris dan Kalandra turun langsung memastikan hasil rekaman yang susah payah itu menjadi hasil yang sempurna. Sempat Daenys mendengar celetukan Idris, "Untung ini lagu temanya emang emosional. Pas banget sama hasil duetnya. Kalau lagu cinta-cintaan romantis gue angkat tangan deh."

Harus Daenys akui, perseteruannya dengan Rhangga memang membuat lagu tersebut memiliki dimensi tersendiri, tanpa megubah karakter suara lembutnya yang masih menonjol. Digabungkan dengan karakter vokal Rhangga yang memang rock n roll, tidak heran jika namun lagu yang dibawakan oleh Daenys dan Rhangga itu kembali menjadi lagu milik Jade yang paling populer. Terbukti dari jumlah pendengar lagu tersebut di Spotify, Apple Music, YouTube dan platform-platform lain yang berada di atas lagu-lagu lain, sekalipun Midas Records tidak pernah memberikan pernyataan secara gamblang. 

Daenys pun mau tidak mau harus mengakuinya. Setelah lagu tersebut release dan dia mencoba mendengarkannya, Daenys pun bisa merasakan chemistry yang kuat antara dirinya dengan Rhangga terpancar pada lagu itu. Namun terus terang, Daenys tidak bisa semudah itu melupakan kata-kata menohok yang dilontarkan Rhangga untuknya. 

Akan tetapi, atas upaya Rhangga memperbaiki hubungannya dengan Daenys yang paling tidak harus harmonis untuk urusan pekerjaan pun disambut pasangan duetnya dengan baik. Selain sesi foto kemarin, tentunya mereka juga harus mengikuti kegiatan promosi dan juga membawakan lagu secara live. Bagaimana jadinya bila Rhangga dan Daenys tidak akur saat bekerja? Orang-orang yang tidak tahu seperti apa Rhangga pasti tidak akan peduli dan malah Daenys yang akan terlihat tidak profesional.

Awal-awal Rhangga memberikan Daenys cukup ruang untuk merasa nyaman. Tidak ada percakapan basai-basi, paksaan untuk berdekatan jarak, atau statement yang dibuat-buat. Setelah proses promosi selesai dan Daenys harus fokus pada pembuatan lagu keduanya, mereka tidak lagi sering bertemu. 

Sampai suatu ketika, Daenys yang sedang proses rekaman untuk lagu keduanya di studio menemukan Rhangga telah mengisi studio yang sama. Di tangannya, gitar elektrik, dan dari mulutnya keluar lagu original dari Jade dengan instrumen aslinya. Lagu yang sama seperti yang mereka bawakan.

Daenys berdiri dari lagu dimulai hingga selesai. Tak bisa mengelak bahwa apa yang ditontonnya barusan membuatnya terkesima. Pesona Rhangga sebagai bintang rock tidak datang dari sekedar wajah tampan dan gaya berpakaian yang keren. Namun suaranya yang merdu dan menyatu dengan musik serta bagaimana dia membawakan emosi ke dalam lagu tersebut lah yang membuat penampilannya magis. 

"Boleh lho nonton lebih deket, nggak harus berdiri di situ," menyadari Rhangga sadar akan kehadirannya, Daenys memilih mendekat. Toh kabur bukan lagi jadi pilihan. Dia sudah terlanjut ketahuan. "Pinjem dulu studionya sebentar ya? Studio gue lagi ada perbaikan."

Daenys mengangguk, matanya tidak luput dari gitar yang dipegang Rhangga. 

"Masih nggak mau ngomong sama gue?" goda Rhangga lalu mengeluarkan senyuman miring khasnya. 

"Iya, maaf," lirih Daenys, memberanikan diri menatap Rhangga. "Nggak apa-apa, aku rekaman masih setengah jam lagi."

Kali ini giliran Rhangga yang mengangguk. "Oke. Makasih udah nggak ngusir gue keluar."

Entah kenapa kelakar Rhangga barusan terdengar lucu di telinga Daenys yang langsung terkekeh. 

"Akhirnya gue bisa bikin elo ketawa, nggak cuma kesel sama nangis."

Dunia DaenysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang