Bagian 02

2K 238 10
                                    

Haechan keluar dari kamar setelah beristirahat sebentar, perutnya terasa lapar minta diisi. Jisung sendiri tidak ada dikamar, mungkin bergabung dengan yang lain. Haechan pergi ke dapur dan mendapati beberapa peserta disana.

"Hai Haechanie kau pasti lapar ya, bergabung lah. Aku memasak cukup banyak."

"Terima kasih Renjunie. Ada yang bisa aku bantu juga?"

"Tidak usah sebentar lagi matang kok. Kau duduk saja."

Haechan menelan ludah melihat sisi kanan dan kiri sudah berisi orang-orang berwajah datar. Maka dari itu Haechan memilih duduk di sebelah peserta 01 saja.

"Aku baru sadar wajah mu pernah muncul di beberapa timeline YouTube." Peserta nomor 01 membuka percakapan setelah Haechan duduk di sampingnya.

"Ah begitu kah." Haechan sebenarnya punya banyak pengikut diberbagai akun sosialnya, Haechan juga kerap kali mengcover lagu atau membicarakan seputar dunia skincare.

"Hm, kurasa kau cukup terkenal."

"Tidak juga."

"Jangan rendah hati, siapapun pasti tau dirimu. Aku juga beberapa kali melihat video mu mengcover lagu, suara mu merdu." Renjun ikut dalam obrolan keduanya sembari menyimpan masakan yang sudah jadi di meja.

"Aku suka menyanyi dan sesekali memberi tips untuk wajah yang bermasalah atau memberi tutorial makeup."

"Itu bagus sangat bermanfaat."

"Dua yang lain mana? Apa mereka tidak ingin makan siang." tanya Mark tak menemukan 2 peserta lainnya.

Tak lama yang dibicarakan muncul bersama.

"Ayo kalian bergabung." Ajak Renjun pada dua orang itu.

Chenle semangat duduk disamping nomor 05 begitupun Jisung disamping nomor 03. Suara Chenle juga mulai mengisi ramai ruang makan ini. Pria pucat itu sangat suka berbicara dan heboh, membuatnya menjadi mudah akrab dengan yang lain.

"Di halaman samping ada ring basket, apa ada yang suka bermain basket disini?"

Manik hitam itu menatap semua peserta penuh harap ada seseorang yang mempunyai hobi yang sama dengannya. Melihat tak ada respon dari yang lain pria pucat itu sedikit sedih sebelum si nomor 01 mengangkat tangannya. "Aku suka basket."

"Ah! Ayo bermain basket nanti," ucapnya terlonjak senang membuat pria disampingnya mendelik tak suka.

"Kau berisik sekali."

Chenle menatap pria disampingnya sinis. "Kita harus mengakrabkan diri jadi harus banyak berbicara bukan diam seperti patung."

"Tapi kau terlalu banyak bicara pucat."

Mata Chenle membulat mendengar pria datar disampingnya ini membawa-bawa kulit putih pucat nya. "Kenapa membawa-bawa kulit ku, kau rasis sekali." Tudingnya kesal.

"Aku tidak tahu nama mu."

Setelah itu peserta nomor 05 berlalu pergi. Chenle mendumel didalam hati pada pria itu, terlebih lagi mereka harus sekamar. Benar-benar menyebalkan.

Setelah makan siang beberapa peserta pergi melakukan aktivitas nya masing-masing, sementara Haechan masih berada didapur yang sialnya bersama peserta 03 si patung lainnya. Tadi mereka melakukan kertas batu gunting untuk mencuci piring mengecualikan Renjun yang sudah memasak dan dapat dilihat dua orang yang kalah disini.

Haechan membawa alat makan dan masak tadi ke wastafel, sedikit melirik si nomor 03 yang masih duduk tenang di kursinya. Haechan pikir pria itu tidak akan membantunya jadi Haechan harus berusaha kerasa mencuci piring sendiri. Dirumah ia tidak pernah melakukan ini, sang ibu tidak pernah mengijinkan nya jadi Haechan tidak terlalu mengerti dalam hal sesederhana cuci piring.

Find u're MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang