Bagian 04

1.8K 222 17
                                    

Pagi menyapa diiringi sinar matahari hangat yang mulai masuk melalui gorden gorden tipis jendela. Seorang pria tinggi keluar dari kamar mandi dengan tampilan segar sehabis membersihkan diri. Jisung menyisir sebentar rambut pendeknya dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi ditubuhnya.

Jisung melirik ke kasur lain dimana Haechan masih tertidur lelap. Jisung mendekat untuk membangunkan si manis, berhenti didepan ranjang sedikit agak membungkuk, tatapan Jisung menatap lekat wajah manis Haechan yang terlelap.

Dari jarak sedekat ini Jisung bisa melihat jelas bagaimana rupa cantik Haechan, Jisung juga baru sadar Haechan mempunyai beberapa moles diwajahnya, hidungnya kecil, matanya indah, pipinya gembil dan jangan lupakan bibir merah merona yang cantik, J...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari jarak sedekat ini Jisung bisa melihat jelas bagaimana rupa cantik Haechan, Jisung juga baru sadar Haechan mempunyai beberapa moles diwajahnya, hidungnya kecil, matanya indah, pipinya gembil dan jangan lupakan bibir merah merona yang cantik, Jisung terpesona. Untuk ukuran seorang lelaki Haechan begitu cantik dan sangat manis.

Jisung seolah tak sadar jika kamera sudah mulai menyala merekam apa yang tertangkap oleh mata bulat si kamera. Suara ketukan pintu baru menyadarkan Jisung, pria tinggi itu menoleh menemukan Jeno berdiri tegap dengan tampang datar seperti biasa.

"Turun."

"Iya, Echan Hyung belum bangun. Aku akan membangunkan nya dulu."

Tanpa membalas peserta 03 itu pergi begitu saja. Jisung agak takut dengan tatapan tajam Jeno tadi.

"Hyung bangun sudah pagi, waktu nya sarapan."

Hanya mengguncang sedikit lengan si tan manik bulat itu langsung terbuka. "Sudah pagi?"

"Iya Hyung, mandi lalu turun ke bawah."

"Iya."

Haechan duduk dengan wajah mengantuk, rambutnya seperti singa, wajahnya bengkak. Semalam Haechan malah semakin tidak bisa tidur, biasanya meminum susu dirinya akan cepat tidur tapi tadi malam tidak bisa. Haechan menggaruk kepalanya membuat rambut nya semakin mengembang.

"Menyebalkan!"

Haechan bangun ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum turun, hatinya terus meruntuki pria semalam yang membuatnya tidak bisa tidur.

Dilantai bawah tepatnya ruang makan sudah tertata sarapan di meja, beberapa peserta sudah duduk disana. Seorang pria bertubuh tegap dibalut celemek menyiapkan sarapan dengan tenang sendirian karena si partner memasaknya belum bangun dari alam mimpinya.

"Selamat pagi."

Chenle datang masih dengan piyama biru dan wajah bangun tidur, sesekali menguap atau mengusap matanya. Jaemin menatapnya tanpa ekspresi yang dibalas cengiran bodoh si pucat.

"Sudah selesai ya," katanya tak enak hati.

"Hm, mandi sana. Jorok sekali."

Chenle mendengus mendengar perkataan Jaemin yang tidak disaring, ingin kesal tapi Jaemin sudah melakukan hukuman seorang diri jadi untuk kali ini Chenle berbesar hati memaafkan pria kelinci itu.

Find u're MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang