Luka pertama

666 99 3
                                    

HAPPY READING

_____________

'Kin, nyokap Lo, meninggal '

Bagaikan disambar petir siang bolong, kinandra baru mendapatkan kabar bahwa sang ibu meninggal dan yang memberitahu itu Giselle sendiri sahabat ia tak mungkin sahabatnya itu berbohong.

Kinandra mematung ditempat untungnya disampingnya ada Winjaya yang kebetulan juga tidak ada kesibukan diluar kerjaannya, Winjaya dengan tingkat kepekaan sedikit nya itu menarik Kinandra kedalam pelukannya.

"N-nyokap gua win" Kinandra dengan suara bergetar.

Tangisannya sudah tidak dapat ditahan, ia menangis dalam pelukan winjaya dan membasahi kaos putih milik Winjaya. Winjaya sendiri masih dengan setia mengelus punggung istrinya.

Dengan mata sembab dan hidung merah Kinandra mendongak menatap Winjaya " Mau ke indo " Pintanya.

Entah kenapa saat ini Kinandra terlihat menggemaskan dimata Winjaya, ia membelai rambut istrinya dan mengangguk.

"Sekarang?" Kinandra mengangguk

Dengan gerakan cepat tanpa melepas pelukan itu Winjaya merogoh saku celana dan mengambil handphone miliknya untuk segera menghubungi asistennya.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Kinandra menatap sendu langit langit yang ia tembus, mereka sudah berada di dalam jet pribadi milik Winjaya, Mata Kinandra masih sembab hidung pun masih merah sudah berjam jam gadis yang tengah mengandung itu menangis.

Selama 4jam perjalanan Kinandra tidak ada bilang apa apa, ia juga tidak sama sekali makan apapun dari semalam, Winjaya melepas kacamata yang melapisi matanya ia menatap ke samping, Kinandra yang masih bersedih.

Segera ia bangkit, kepergian Winjaya sama sekali tidak menjadi pertanyaan Kinandra bahkan gadis itu tidak tahu karena sibuk dengan pikirannya sendiri, tak lama Winjaya datang dengan sepiring nasi dan beberapa dessert.

"Kamu belum makan apa apa sejak tadi pagi, perutmu juga butuh nutrisi Kinandra, jangan lupakan bahwa ada bayi di dalam perutmu" Ucap Winjaya

Kinandra menengok tersenyum tipis, setidaknya masih ada orang yang perhatian kepada dirinya, tangannya ingin mengambil alih sendok itu namun ditahan oleh Winjaya " Biar ku suapi"

Tanpa kata apapun dari mulut Kinandra, dengan telaten Winjaya menyuapi istrinya.

Tak terasa perjalanan yang melelahkan dan memakan waktu lama telah tiba di tempat tujuan, Kinandra memakai kacamata hitam milik Winjaya ia menuruni mobil BMW itu dengan hati hati yang pastinya ada Winjaya di sampingnya.

Kinandra (WINRINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang