"jen, lu suka naik motor atau mobil?" celetuk haechan. "aku sih suka dua-duanya, kalo haechan sendiri?" haechan sempat diam lalu dia melirik spion yang menampilkan wajah jeno yang penasaran.
"naik apa aja asal sama lu gua mah seneng-seneng aja jen." jawab haechan. bisa dilihat jeno yang melotot kaget. "haechan suka naik motor sama aku ya?" haechan mengangguk sebagai jawaban. jujur sedikit demi-sedikit boleh juga, daripada tidak sama sekali.
kembali diam dengan suasana canggung yang menyelimuti, membuat jeno serta haechan tidak nyaman. sesampainya dimasakan padang, jeno turun lalu diikuti haechan dibelakangnya.
"bu, mau ayam sambel ijo satu ya, sama.. haechan mau sekalian gak? nanti kita makan bareng dirumah aku," haechan menggeleng. "aku udah makan tadi pas disekolah," jawab haechan yang entah sejak kapan menggunakan aku-kamu sebagai kata ganti gua-lu.
"yaudah bu, itu aja. berapa?" tanya jeno sambil mengeluarkan dompetnya.
"lima belas aja neng," jawab ibu warung yang membuat jeno melotot. haechan ingin tertawa tapi ia tahan takutnya jeno marah dan memilih pulang sendiri. "aku cowo!" koreksi jeno pada ibu warung.
"duh maaf ya dek, kirain cewe. soalnya manis banget," sedikit merona dipuji manis, tapi jeno tetap cemberut. saat akan membayar haechan terlebih dulu menyerahkan uangnya kepada ibu warung.
"gak usah haechan, aku masih ada uang kok."
"udah, uangnya simpen aja buat check out sopi." 'tau aja keranjang aku udah penuh,' batin jeno senyum manis, setelah pesanan jeno selesai lalu mereka kembali menaiki motor.
sesampainya didepan rumah jeno, haechan bisa melihat bahwa rumah jeno itu sangat asri. banyak tanaman bunga berwarna-warni dihalaman depan, dan kolam ikan disebelah rumah. "mau mampir gak? harus mampir sih, soalnya tadi udah bayarin aku ini." ajak jeno mutlak.
"gapapa kali, lagian cuma lima belas ribu, atau kamu mau kembaliannya juga?" tanya haechan. jeno memukul bahu haechan. "bukan! aku mau balas budi tau! kata bunda balas budi itu harus!"
"yaudah mampir deh, tapi diluar aja ya? bunda kamu ada dirumah gak?" jeno melirik pintu rumahnya lalu mengangguk. "ada," haechan mengangguk dan turun dari motornya.
"bunda? jeno pulang," salam jeno setelah dia memasuki rumahnya, dari ruang tamu ibunya datang dengan toples cookies coklat. "mau makan apa? bunda gak bikin lauk, neno beli lauknya kan?" tanya bunda jeno. jeno melirik pintu rumahnya lalu menyeret bundanya untuk ikut kedapur.
"bun, aku masa dianter sama mas crush? aku dibeliin ini juga lagi," curhat jeno. bunda hanya memasang wajah datar, dia tidak ingin ikut campur dengan urusan anaknya. "kenapa?"
"bunda bantu neno buat maksa mas haechan makan disini ya? aku tadi udah nyoba tapi mas haechan gamau.." bibir seksi jeno menekuk, bunda menaruh toplesnya dan berjalan keluar.
saat ditengok dijendela, haechan sedang duduk sambil melihat ke arah taman. bunda jeno pun merapikan pakaian serta rambutnya agar terlihat lebih baik. pintu dibuka membuat haechan berdiri dan membungkuk hormat.
"nak haechan ya? makan dulu ya?" ajak bunda jeno. haechan menggeleng. "gapapa tan, gak usah. saya cuma mau nganter jeno aja, sekalian mau main ke jaemin sih." tolak haechan halus. "bunda, haechan. panggil saya bunda, jaemin sama neno juga manggil bunda." koreksi bunda jeno, raut wajahnya mengingatkan haechan saat jeno diwarteg tadi.
"i-iy-ya bun," bunda mengangguk. "makan ya? anak itu kalo gak ditemenin gamau makan dia, bunda barusan makan, masih kenyang. haechan makan ya?" ajak bunda sedikit memaksa. haechan pasrah saat tangannya ditarik kedalam.
"neno? ajak haechan makan juga, bunda mau lanjut nonton." jeno mengangguk dan menyiapkan piring untuk haechan makan. haechan pun makan dengan jeno yang berceloteh tentang keadaan rumahnya.
setelah selesai makan, haechan memilih kembali duduk diluar dengan jeno dan teh manis yang tersaji dimeja menemani mereka dari dinginnya suasana hujan. tidak membuka kesempatan haechan memindahkan motornya ke garasi rumah jeno.
"em.. mas haechan?" panggil jeno dengan embel-embel 'mas' yang sudah diberi izin oleh haechan sendiri. "dalem?" pipi jeno bersemu mendengar jawaban haechan yang lembut dan penuh perhatian.
"mas gamau kedalem aja? dikamar neno hangat kok." tanya jeno. haechan bisa melihat jeno yang mengusap tubuhnya kedinginan. "kamu aja, aku disini. aku gak enak sama bunda kamu jen." jawab haechan. omong-omong, setelah selesai makan haechan dan jeno –ralat haechan memilih duduk didepan.
"gapapa mas, biasanya juga jaemin dikamarku kok. kalo gamau dikamar ya diruang tv aja," ajak jeno yang mulai memaksa. haechan menimang dan mengangguk setuju.
"biar aku aja yang bawa teh nya, kamu bawain hp ku aja." seru haechan saat jeno akan membawa nampan berisi teh mereka berdua. jeno mengangguk dan berjalan didepan haechan, membukakan pintu agar haechan tidak kesusahan.
saat sampai di ruang tv, bunda haechan tersenyum dan berjalan pergi kekamar. jeno duduk dan haechan duduk disebelahnya. "bunda kamu kenapa ya jen? bunda gak suka aku main ya?" jeno menggeleng.
"bunda introvert. aku aja heran sama ayah, nemu cewek introvert dimana coba." haechan tertawa kecil lalu meminum teh nya. ternyata sifat introvert jeno berasal dari bunda. mereka masih asik mengobrol hingga ayah jeno pulang dari kantor dengan jas yang basah.
"ayah pulang nenoo!.." jeno berdiri dan berlari menuju ayahnya. "tumben pulang sore yah? biasanya jam sembilan. "ayah jeno mengelus surai jeno lalu berjalan menuju ruang tv yang terdapat haechan sedang berdiri kaku.
"siapamu jen?" tanya ayah menunjuk haechan. "ini mas haechan yah," ayah seperti mengingat-ingat sesuatu, lalu menujuk dengan heboh haechan.
"oh! mas-mas yang kamu su–!" belum sempat ayah menyelesaikan ucapannya, jeno dengan cepat menutup mulut ayahnya dan mendorongnya untuk naik keatas.
"lupain soal ayah ya mas, kita lanjut ngobrol aja." jeno menarik tangan haechan untuk kembali duduk, tapi haechan menahan tangan jeno. "kayanya udah terlalu lama deh mainnya, besok aku main lagi kesini ya? sekalian aku ajak kamu berangkat bareng aja mau?" jeno mengangguk semangat.
"mas kan aku gak punya nomor telepon mas, nanti aku hubungin kamu gimana?" haechan lupa, dia memberikan nomor ponselnya pada jeno. "nomor aku, kamu bisa hubungin kapan aja."
jeno mengangguk antusias, dia mendial nomor telepon haechan. "iya! yaudah mas haechan mau langsung pulang? aku ada jas hujan sih mas, mau pake?" tanya jeno. haechan merasa tidak enak pada jeno, niatnya hanya mampir malah menyusahkan. masalahnya hujannya itu semakin besar dan haechan juga takut untuk pulang sebenarnya, mungkin kalau dirumah jaemin haechan bisa menginap.
"nyusahin kamu gak? kalo iya mah gak usah jen, aku bisa nerobos hujan." tolak haechan halus, jeno menggeleng. "gapapa kok mas, kamu gak ngerepotin."
haechan setuju untuk meminjam jas hujan jeno, dan pamit pulang pada bunda dan ayah jeno dirunang tv.
"bunda, ayah, mas haechan mau pulang nih." bunda jeno berdiri dan diikuti ayah yang berdiri juga. "sudah mau pulang nak haechan?" haechan mengangguk dan menyalimi ayah serta bunda.
"iya yah, bund. kalo gitu haechan pulang dulu ya,"
to be continued...
kaya pacaran aja nih mereka, padahal kalo haechan terima chp depan bakal ngewe hehe...
halow teman²Qu yank berbahaya😋 apQh kaliyan sehat? gimana masih gabisa bangun pagi? sama.
komen!! doeloe doengk bjill!!
typo gax teman²?
![](https://img.wattpad.com/cover/369875698-288-k532966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my crush is so cute . [hyuckno]
Romance‼️⚠️BXB TOT! LU JANGAN NGEYEL KALO HOMOPHOBIC!! gua entot lu!⚠️‼️ tentang haechan yang menyukai jeno dalam diam, dan jeno yang menyukai haechan jalur orang dalam. akan kah haechan bisa berpacaran dengan jeno dan rahasianya terbongkar? S1🔚 S2🔜 ⚠️wa...