Cerita ini Tentang seorang pria yang di tinggalkan selamanya, Karna sahabat nya Mengalami Kecelakaan Tragis yang dia lihat dengan mata kepala nya sendiri, mau tau kelanjutan nya ayo baca dehhh
Bunda ning² mencoba meyakini Haruto, untuk menyadarkan kembali sifat chenle, tentu Haruto akan setuju, akan dia lakukan demi orang yang dia sukai, kini Haruto hanya berdoa agar semua nya bisa kembali seperti dulu lagi
Di RSJ
Teriakan, tangisan, dan juga semuanya ada di ruangan itu, tak terbayang bagi Haruto seberapa takut nya chenle disana, Haruto tau bahwa chenle tak gila, namun dia hanya rindu, Haruto tau sifat chenle yang sebenarnya, chenle memang tak gampang melupakan namun dia bukan orang yg pendendam "disini ruangan nya dek" ucap suster sambil menjagai Haruto "oh mksih yh mbak, mbk GK ush khawatir balik aja ke ruangan mbk, saya berani kok" ucap Haruto meyakinkan suster "baiklah klo begitu" ucap suster sambil berjalan menuju keluar, Haruto melihat chenle yang kini duduk di depan jendela membelakangi Haruto, jujur di ruangan nya sendiri tak ada barang yang berantakan semua nya bersih, namun malang nya pria itu tidur menggunakan kasur terbuat dari bahan rotan, itu pasti sakit..., chenle menoleh ke arah belakang, dia terkejut dan memeluk Haruto, begitu juga dengan Haruto, "ruto... Aku takut" ucap chenle dengan tangisan nya yang kini pecah, Haruto mengeratkan pelukannya, dia sangat kasihan pada orang yang kini dia sayangi "iya² ruto tau kok kamu takut, sekarang jangan nangis lagi Oky? Udh ada aku disini hiks hiks" ucap Haruto bersamaan dengan air mata nya "Ruto mau ketemu jisung" ucap chenle sambil memonyongkan bibirnya "Kamu yakin" ucap Haruto yang dia sendiri tak yakin "Ruto... Denger yah, aku itu GK gila, aku tau kok bunda sama papih naro aku disini Karna sifat aku, Ruto kamu tau kan kalo ak-" chenle tak sanggup melanjutkan pembicaraannya dengan Haruto, dia menangis terisak Isak, perkataan itu di ketahui oleh Haruto dan apa yang di katakan chenle pun di lanjut kan oleh haruto " Aku tau kalo kamu rindu, kamu cuman kangen sama Ji-Sung aku tau" ucap Haruto sambil menatap yakin pada chenle, chenle kembali memeluk Haruto yang kini sangat paham pada perasaan nya "Ruto bawa aku pergi dari sini aku mohon..." Permohonan dari chenle justru membuat Haruto semakin iba pada nya,
Di pemakaman
Haruto menunjukan bahwa ini adalah kuburan jisung, dengan air mata, chenle mengusap batu nisan Jisung, tak dia sangka dia begitu rindu pada jisung saking rindu nya, dia hampir menghilangkan harga dirinya, tangisan chenle yang mulai pecah, malah membuat badan Chenle semakin lemah, tak kuasa chenle menahan air mata nya dia begitu rindu pada teman kecil nya, namun dia juga harus, mengiklaskann semua nya, di kalangan kesedihan, tiba lah Asahi yang datang menghampiri mereka berdua, lalu berjongkok untuk meratakan tinggi mereka bertiga, Asahi tanpa berbicara dengan aneh nya dia malah memberi kan chenle sebuah foto usang yang tergambar bahwa itu adalah foto seorang bayi kecil, yang satu nya berdiri dan yang satu nya belajar merangkak chenle bingung, namun Asahi pergi begitu saja, chenle belum sempat melihat foto itu, dia hanya menyimpan nya dan lanjut memeluk batu nisan Jisung,
Haruto masih penasaran ada apa dengan Asahi, yang datang tanpa berbicara dan pergi tanpa pamit, sungguh misterius anak itu,
Awal nya chenle masih takut untuk kembali ke rumah, namun Haruto berusaha meyakin kan chenle bahwa mereka pasti juga merindukan mu...
Di rumah
Sungguh saat Chenle memasuki rumah, bunda menjatuh kan gelas yang ia pegang, rencana nya mau di berikan pada papi namun saat anak semata wayang nya datang, kini dia terkejut dan segara memeluk anak nya semua nya menangis dengan tangisan bahagia, papi Jay menghampiri Haruto yang kini ikut bahagia, papih Jay menepuk pundak Haruto "terima kasih atas semua nya" ucap papi dengan mata yang berkaca kaca "iya om, saya GK keberatan sama sekali jika membantu chenle" ucap Haruto, dengan bingung mengapa papi Jay seperti ingin menangis "Sekali lagi saya berterima kasih pada kamu, makasih yah, anak saya kini telah kembali normal, jika tak ada kamu bagaimana dengan saya dan istri saya hidup tanpa chenle hiks hiks" ucap papi dengan tangisan layak nya om om yang menangis, chenle melepaskan pelukan nya dari sang bunda, dan beralih memeluk sang Papi, dia sungguh bahagia karna bagaimana pun dirinya kedua orang tua nya tetap lah Menjadi yang terbaik untuk nya, chenle beruntung mempunyai Orang tua seperti mereka, Haruto yang melihat Pelukan chenle dan ayah nya pun, turut menangis, dia tak sanggup melihat itu, mungkin Hatu Haruto terlalu lembut, maka dia akan gampang menangis, papi Jay menawarkan pelukan untuk Haruto, kini Haruto pun ikut berpelukan bersama dengan papi dan chenle, begitu bahagia nya bunda yang melihat semua nya telah kembali seperti dulu, bunda Ning² serta ikut memeluk badan suami nya dari belakang
Huaaaa kira² sad end / happy end, GK tau jugakk
Kira² kelanjutan nya gmn yah, aku sih gak tau...
Abaikan typo ku ya gesss
Babay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo tdi cool bgt bang"
Iya tapi kata Ruto gw malah kek ijat🗿👍
"Gmn keadaan nya mas chenel"
Btw chenle Klo chenel itu mah brand, oh iya gw nangis Mulu dah...