"Lo yakin, dis?" Tanya juna sambil menatap yudis tidak yakin.
"Iya lah, lu bantu gua ya!" Sahut yudis.
Saat ini yudis sedang menyiapkan sebuah buket bunga untuk diberikan kepada jisha. Yudis ingin menyatakan perasaannya sekarang kepada gadis tersebut dan meminta saran kepada adik sepupu gadis itu, yaitu juna.
"Gua bantu doa aja, lah. Kasian juga gua liat lu kek gini mulu dari dulu."
"Jahat banget sih lo."
Tak lama kemudian jisha masuk ke dalam kelas. Jisha kebingungan dengan adanya yudis dan Juna yang berada dikelasnya, padahal mereka berbeda kelas tapi kenapa dua anak itu bisa berada di kelasnya.
"Kalian ngapain?" Tanya jisha.
Yudis dan Juna tersentak mendengar suara itu. "Gak, gak ngapa-ngapain," sahut juna.
Jisha mengernyitkan dahinya dan berjalan ke arah dua pemuda itu. "Wah... Bagus banget buketnya, ini punya siapa?" Tanya jisha sambil terkagum-kagum.
"Punya aji, anu, katanya mau di kasih jean tapi dia-"
"Oh jean? Dia ada di perpustakaan, gua panggil ya?"
Jisha membalikkan badannya dan
hendak melangkahkan kakinya. Tapi di tahan oleh yudis."Eh, gak usah! Katanya ini rahasia, biar aji yang ngasih," ucap yudis.
"Oh, Ya udah," jisha pun mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Btw, nanti sepulang sekolah lu free gak?"
"Gua ada urusan, sorry, emangnya ada apa?"
"Gak ada, cuma mau ngajak lu jalan-jalan."
"Tumben banget, kenapa nih?"
"Ya gapapa."
"Woy, lo berdua kemana aja? Gua cari kemana-mana gak ketemu!" Ucap aji yang baru saja datang.
"Kita di sini aja, kenapa emang?" Sahut juna.
"Di suruh la-" ucapan aji terhenti dan atensinya teralihkan kepada sebuah buket bunga berwarna kuning di meja. "Wih, punya siapa nih?"
Jisha mengernyit heran. "Bukannya punya lu, ji?"
Mata juna membulat saat mendengarnya. "Ji, kita keluar aja, yuk! Ada yang perlu gua omongin ke elu."
Juna mendorong-dorong aji sampai ke luar kelas. "Kenapa sih, Jun?" Tanya aji.
Juna pun mulai menjelaskan semua yang terjadi dan aji langsung paham dengan apa yang diceritakan oleh Juna.
"Gitu ya?"
"Kalian lagi apa?" Tanya jean tiba-tiba muncul.
.
.
."Sha, gua mau bilang sesuatu sama lo."
Jisha mengernyit. "Apa?"
"Gua...suka sama lo," cicit yudis.
Deg!
Jantung jisha tiba-tiba berdegup lebih kencang dari biasanya.
"Lu serius?" Tanya jisha ragu-ragu.
Yudis mengangguk. "Gua udah lama suka sama lu tapi-"
"Gua sebenarnya juga suka sama lu," jisha menundukkan kepalanya, menutup wajahnya yang sudah merah.
Yudis tidak bisa berkata apa-apa lagi, hatinya begitu senang karena gadis yang dirinya sukai selama ini ternyata juga menyukai nya. "Lo serius, sha? Sejak kapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT || ft. Jennie & jihoon
FanfictionOn going (?) ____________________ Treasure × blackpink Idol kpop local ver. Judul berbeda dengan isi.