6(End)

781 64 4
                                    

Mikey merasakan pipinya memanas. Sanzu di belakang mengumpat dan hampir menodongkan pistolnya jika saja Mikey tidak memberi kode menggunakan tangannya.

"Hina-chan," bisiknya. Perasaan bersalah kembali menggerogoti hatinya.

"Maaf. Maaf, Hina-chan. Aku tidak bermaksud untuk-"

"Jadi aku benar-benar kalah, Takemichi-kun?" Hina menyela. Gadis cantik itu menoleh ke belakang untuk menatap Takemichi yang kini membungkuk padanya lagi.

"Dan itu bahkan oleh seorang bos kriminal?" Hinata tertawa miris.

"Maaf, Hina.

Lagi. Hanya itu yang bisa Takemichi katakan kepada gadis di hadapannya.

Hinata mengalihkan pandangannya dari Takemichi sembari terus mengusap air matanya. Dia kembali berhadapan dengan Bos Bonten. Setelah beberapa saat diam, Hina melepaskan cincin yang ada di jari manisnya dan meletakkan cincin itu di tangan Mikey yang masih terkejut dengan apa yang terjadi.

Mikey mengamati sebuah cincin berwarna perak di tangannya, lalu menatap Hina dengan tatapan bingung sekaligus terkejut.

"Kalian berdua benar-benar bodoh," kata Hinata.

"Harusnya kalian melakukannya lebih awal. Setidaknya, aku tidak akan terlihat semenyedihkan ini." Hina lagi-lagi tertawa miris mengingat jika dia tidak menjadi yang pertama.

Mikey menatapnya terkejut, begitu pula dengan Takemichi.

"Hina."

"Kau harus menjaganya dengan baik, Mikey," Hinata tersenyum menatap Mikey walaupun matanya masih berkaca-kaca. "Jika aku tahu kau melukai atau meninggalkan Takemichi-kun lagi, aku akan membunuhmu."

Mikey semakin terkejut mendengar perkataannya.

"Hina-chan?"

Hinata mengabaikan panggilan Mikey. Dia menepuk pundak Takemichi pelan sebelum keluar dari tempat itu.

"Terimakasih atas semua yang kau lakukan untukku, Takemichi-kun. Kuharap ... Kuharap kau bahagia," ucapnya membuat Takemichi menangis lagi. Hina berjalan keluar dan menatap adiknya yang sudah menunggunya.

"Ayo pulang, Naoto."

Naoto menatap kakaknya yang sudah berjalan keluar, lalu beralih pada Takemichi yang masih menangis. Dia bisa melihat jika si Pahlawan Cengeng itu kembali membungkuk ke arahnya sembari mengucapkan kata maaf dan terimakasih.

Naoto menghela nafas pelan, lalu tersenyum pada Takemichi.

"Aku sangat berterimakasih untuk semua yang kau lakukan selama ini, Takemichi. Senang bekerja sama denganmu." Naoto berbalik dan melambaikan tangannya pada Takemichi.

"Selamat tinggal."

Takemichi masih membungkuk sampai Naoto menghilang dari pandangannya. Dia mengusap air matanya, lalu berbalik menatap Mikey.

"Ayo, Mikey. Saatnya kita pulang." Takemichi merentangkan kedua tangannya, tersenyum pada Mikey.

Mikey menggenggam erat cincin yang diberikan oleh Hinata. Sedetik kemudian, dia berlari ke pelukan Takemichi dan menangis.

"Terimakasih, Takemitchy. Terimakasih banyak."
.
.
.
Takemichi terus memperhatikan Mikey dan para eksekutif Bonten yang kini tengah berlutut di depan sekumpulan orang. Mereka adalah para mantan kapten Toman, dan beberapa orang yang dulu terlibat di pertarungan Tenjiku vs Toman, juga Shinichiro, Emma, dan Izana.

Mikey tidak bisa menahan air matanya saat melihat jika semua orang masih hidup. Berdiri di depannya, sehat dan bernafas.

Mereka sedang berada di bengkel. Takemichi menjelaskan secara singkat setelah mengumpulkan semua orang. Shiniciro jelas terkejut melihat keadaan adiknya sekarang.

Change the Ending(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang