Chapter 2

285 44 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa di vote!!
.
.
.

~~~~~~

River berjalan dengan pelan menyusuri jalanan yang sepi, ini sudah hampir tengah malam dan dia baru berniat pulang. Setelah tadi pagi ia mengantar Sakura pergi, River langsung bergegas untuk mengisi perutnya yang kosong sedari tadi dan bermain sebentar di rental game. Tentu saja untuk menutupi kesedihan jika harus ditinggal oleh seseorang yang setiap hari selalu bersamanya.

Mobilnya masih terparkir diujung jalan, ia tak peduli, dia ingin mampir sebentar ke tempat favorite dalam hidupnya. dan juga alasan River tak pergi meninggalkan kota Paris.

Malam di kota Paris terlihat terang, nampak bulan penuh tengah bersinar dengan cerah, menampilkan biasan cahaya diujung laut sana. River tak mengerti kenapa langkahnya malah tertuju ke tempat ini, tempat dimana dia bertemu dengan Sakura pertama kali yang berusia sepuluh tahun saat itu.

Kayu pembatas jalanan antara tebing dan laut berdiri kokoh, membuat River tak takut untuk sekedar menyanggakan badan nya disana. Mata abu abu itu menatap lurus tepat dimana pantulan bulan berada di air, begitu indah dilihat sama halnya dengan kenangan nya.

"Hei! kau ingin bunuh diri?!"

"Hah? aku?" Sakura menunjuk dirinya dan dijawab anggukan oleh anak dihadapannya.

"Tentu tidak!! aku hanya ingin melihat laut" Sakura memasukan sebagian rambutnya kebelakang telinga, membuat muka yang tampak imut itu terlihat jauh lebih manis.

"Ah cantik" spontan River saat melihat pemandangan didepan mata nya.

Ucapan itu terdengar ditelinga sang gadis, dan membuatnya menoleh kebingungan kearah River. "Lautnya yang cantik" River berucap salah tingkah, dia terlihat seperti orang dewasa yang tengah menggombal.

Semilir angin berhembus dengan pelan, menerbangkan rambut hitam itu dengan lembut. Bibir River tersungging tipis, tawa Sakura terngiang dikepala nya, ini bahkan belum satu hari tapi dia sudah rindu.

"Aku Pasti sudah gila" gumamnya sendiri.

River mendudukan dirinya di tepi jurang, dia butuh waktu sekedar untuk terbiasa tidak mendengar suara cerewet itu, kenapa rasanya begitu susah?.

Tangan kekarnya segera mengambil smartphone di saku, ini sudah larut malam, setidaknya dia harus pulang dan membersihkan diri. Benda itu masih bergetar kemudian berbunyi saat sebuah suara terdengar dari sana.

"Nomor yang anda tuju seda-" belum sempat suara itu selesai River langsung mematikannya, mungkin Sakura sedang sibuk atau kelelahan sampai sampai tak sempat menyalakan handphone nya.

Ia khawatir, padahal ia sudah memberi pesan ke Sakura untuk mengabarinya jika sudah mendarat. Tapi pesan itu bahkan belum dibaca oleh penerima, apakah terjadi sesuatu? tidak mungkin kan?.

River membuang napas gusar, kenapa wanita itu suka sekali membuatnya merasa tak nyaman, terlebih dengan deguban jantungnya yang sekarang ia rasakan. Namun yang berbeda hanyalah arti dari detakan itu sendiri. River mendongak kan kepalanya ke arah langit, ia berharap sesuatu yang membuat hatinya gelisah tak menjadi kenyataan.

"Apa kau baik baik saja Sakura..."





~~~~~~


Sakura mendorong kopernya dengan santai, kacamata hitam menambah kesan mempesona di dirinya. Baru beberapa menit yang lalu dia mendarat dengan selamat, dan tujuan nya saat ini adalah restoran terdekat.

Where Am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang