Chapter 6

212 37 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa divote!!

~~~~~~

Sakura menatap langit yang cerah dengan pandangan sendu, dia dapat mendengar suara anak anak yang saling berteriak diluar rumah sakit dibawah sana.

Mata hijaunya melihat kesegala penjuru arah dari jendela, beberapa perawat yang berlalu lalang dan pasien yang sesekali berjalan keluar.

Beberapa menit yang lalu, Mui baru saja mengantarkan nya sekotak makanan dan vitamin untuknya, tapi Sakura terlalu malas untuk menyentuh makanan itu.

Pikiran nya menerawang jauh, berpikir dimana dirinya sekarang? apakah River mencarinya? bagaimana pekerjaan nya? liburan nya? mungkin saja sekarang River tengah mengumpat mati matian akan dirinya yang hilang tiba tiba ditempat yang dia tak diketahui.

Mengingat hal itu membuat Sakura tersenyum tipis, dia merindukan sahabatnya, jika Sakura ditempat ini bersama River, dia tak mungkin sefrustasi ini dalam hidupnya.

Baginya River adalah temeng yang membuat dirinya merasa aman, berpikir untuk kabur adalah hal yang percuma, kemarin baru saja dilakukan oleh Sakura.

Kabur saat diruang introgasi, tak berapa lama orang bertopeng dengan mudah menangkapnya dan melumpuhkan nya.

Dia hanya ingin pulang, tak peduli seberapa sakit tubuhnya, atau dirinya yang belum pulih, setidaknya biarkan River berada disisinya maka Sakura akan tenang.

Shusss.

Hembusan angin dingin menyapu kesegala arah, tangan kurusnya mencoba menggapai udara tersebut.

Hanya terasa hembusan dingin ditelapak tangan nya, kepalanya yang tertutup dengan lilitan kain kasa tak mampu merasakan betapa segarnya angin tersebut.

Sakura menopang dagunya pada tangan di jendela, memikirkan cara agar dirinya bisa diantar pulang secepat mungkin.

Cklek.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian nya, dengan cepat Sakura menoleh pada pintu yang terbuka, sedetik kemudian mukanya terlihat masam saat mengetahui siapa yang barusan masuk keruangan nya.

"Hei! kau tak boleh menampilkan tatapan malas itu pada seseorang yang ingin menjengukmu tau" tegur pria itu melangkah masuk.

Sakura memilih membuang muka, kembali menatap desa konoha dihadapan nya, mengabaikan pria itu yang semakin mendekat.

"Kau tak bisa terus terusan seperti ini, setidaknya buat semuanya terasa mudah, kau hanya perlu mengikuti apa kata Hokage-sama" Shisui mencoba memulai pembicaraan.

"Ikuti introgasinya dengan tenang maka kita bisa memulangkanmu" lanjutnya.

"Kalian akan berbohong" gumam Sakura pelan.

"Konoha tak sejahat itu, jadi mohon kerja samanya" Shisui menduduki ranjang pasien yang kosong, menatap Sakura yang duduk didekat jendela dengan tatapan lelah.

Wanita ini begitu keras kepala.

"Aku sudah mengatakan semuanya dengan jujur tapi kalian semua tidak percaya" desis Sakura tertahan.

"Tidak ada negara bernama Perancis, Jepang, Belanda, Inggris ataupun Spanyol yang kau sebutkan kemarin" Shisui berucap tenang mencoba menggali informasi dengan mengobrol dengan Sakura.

"Berarti kalian saja yang bodoh!" Sakura mencibir, melempar sepotong apel tapi dengan mudah Shisui menghindar.

"Tak ada Anbu yang berotak bodoh Sakura" elak Shisui.

Where Am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang