>16<

62 20 0
                                        

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat Sore...
Apa.kabar?
Ketemu lagi di Terima Kasih Dylan nih... bab kemarin gimana? Seru gak? Semoga suka yaaa hehehe.

Eh! Aku bakal libur dulu beberapa hari kedepan... tepatnya awal bulan juni bakal libur sebentar...

Pokoknya kalian harus tungguin update lagi yaa !!! Jangan kabor...

Selamat Membaca

16. Rumah Opa Ravin

Karena masih siang, Adira berniat mengunjungi opa-oma dari pihak umma yang satu kota dengannya. Sangat berbeda dengan kakek-nenek dari pihak baba yang tinggal di Aceh.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai rumah opa-oma. Sampai di sana, Adira segera  memarkirkan motor miliknya.

"Ada tamu ya?" pikir Adira karena melihat sebuah mobil asing yang terparkir.

Karena itu, Adira memilih masuk melewati bagasi yang terbuka. Lalu masuk ke ruang tengah, hal pertama yang Adira lihat adalah opa-oma yang sedang mengobrol dengan tamu.

"Kapan datang?" tanya Uncle Zero tiba-tiba dari arah belakang Adira, membuat gadis itu terkejut.

"Uncle! Dira kaget nih," kesalnya.

"Lagian, ngapain diem sini? Ayo masuk!" Uncle Zero merangkul Adira, lalu mengajaknya untuk bergabung dengan yang lain.

"Tamunya cuman Om Nando doang," jelas Uncle Zero. "Tadi dari kampus?"

Adira mengangguk.

"Udah pamit Umma?"

Adira meringis lalu menggeleng.

"Telepon Umma dulu. Sana ke kamar," titah Uncle Zero. "Nanti Uncle yang bilang ke Opa-Oma. Kabari dulu Umma, bisa pingsan Umma mu nanti."

"Enggeh Cle, Dira izin ke kamar langsung ya."

"Ya," jawab Uncle Zero sambil mengusap kepala Adira yang sudah seperti putrinya sendiri. Lalu Uncle Zero bergabung dengan yang lain sedangkan Adira masuk ke kamar milik umma.

Pemandangan pertama ketika memasuki kamar tersebut adalah boneka. Berbagai macam bentuk boneka ada di rak-rak boneka yang sudah ditata rapi sesuai ukuran boneka. "Masih bagus bonekanya, Umma rawat mereka dengan baik ya," ucap Adira yang mulai menjelajahi kamar tersebut.

Walau sudah sering datang bahkan menginap, Adira akan tetap saja kagum dengan koleksi boneka-boneka milik Umma Aira. "Hei! Ada boneka kucing ternyata. Kenapa baru sadar ya?"

"Comel banget," ucap Adira sambil memeluk boneka itu lantaran terlalu gemas.

"Eh! Telpon Umma dulu, nanti Umma khawatir lagi."

Adira segera mengetik nama kontak Umma Aira yang disimpan. Lalu meneleponnya, baru dering pertama panggil sudah terhubung.

"Hallo!"

"Assalamualaikum Umma," salam Adira.

"Wa'alaikumussalam, kenapa Kak? Kakak pulang jam berapa?" 

"Gapapa, Umma. Dira lupa izin, ini Dira lagi main ke rumah Opa."

"Mau menginap?"

"Emang boleh Umma?"

"Kalo Kakak mau menginap gapapa, malam Umma antarkan baju ganti dan buku untuk kuliah besok."

"Baik Umma. Terima kasih, jangan lupa es krim  ya Umma."

"Iya. Ya sudah Umma tutup, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah mendapatkan izin, Adira segera bersih diri. Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian miliknya yang sengaja di tinggal disini jika ingin menginap.

Terima Kasih Dylan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang