Ryoumensukuna - Bagian 1

23 0 0
                                    


Aku bekerja di sebuah perusahan konstruksi. Suatu hari, aku sedang membantu merubuhkan sebuah kuil tua yang sudah tidak digunakan di Prefektur Iwate. Setelah merubuhkannya, salah seorang anak buah memanggilku.

"Hey, tolong kesini sebentar!" katanya. Aku menghampirinya dan di depan kakinya tergeletak sebuah kotak kayu panjang yang sudah menghitam termakan usia.

"Benda apa itu?" Tanyaku.

"Aku tidak tahu..." ujarnya sambil menatap ke bawah. "Tapi benda itu ditemukan di dalam sebuah ruangan yang disegel, terpisah dari aula utama. Aku akan menelepon salah satu supervisor kita untuk memastikan apa yang sebaiknya kita lakukan pada benda itu."

Panjang kotaknya pasti sekitar 2 meter dan sangat tua; kayunya kelihatan seperti mulai membusuk. Kertas putih melapisi bagian luarnya; dan di kertas-kertas itu terdapat semacam tulisan. Kertas itu ditulis menggunakan gaya tulisan lama, tapi aku juga melihat beberapa tulisan acak-acakan yang menggunakan gaya tulisan modern dan beberapa frasa. Tetap saja, kertas-kertas itu compang-camping dan beberapa bagian hilang, hingga aku tidak bisa mengerti keseluruhan isi tulisannya. Secara samar, aku bisa menyimpulkan:

Era Taisho?? Juli ?? Tahun ?? Dengan mantra ini, kedua sisi dari Sukuna akan, ??? tidak... segel-segelnya

Sesuatu seperti itu. Kotak itu dipaku dan tertutup dengan kencang, dan akan sulit membukanya. Supervisor memberi tahu kami untuk tidak melakukan apapun pada kotak itu hingga dia coba mengontak seorang mantan pendeta kuil tentang kotak itu di pagi hari besoknya. Selama malam hari, kami menaruhnya di salah satu konstruksi bangunan yang kami tempati.

Bahkan sebelum menuju ke tempat kerja, aku ditelepon oleh supervisorku.

"Tentang kotak itu..." katanya, terdengar sedikit gugup. "Aku berbicara dengan seorang mantan pendeta, dan dia bilang dalam kondisi apapun kau dilarang membukanya. Mengerti? Dia cukup memaksa tentang semua itu... Jadi apapun yang kau lakukan, tolong jauhi benda itu hingga dia datang dan mengurusnya."

Untuk memastikan semuanya mulus, aku menelepon supervisor lapangan untuk memberitahunya apa yang baru saja kudengar.

"Um, tentang kotak yang kita temukan kemarin, kataku.

"Oh, benda itu!" katanya memotong pembicaraan. "Kau tahu 2 murid pertukaran dari Cina yang magang bersama kita? Kau tidak akan mempercayai hal ini, tapi 2 orang idiot itu membuka kotaknya bahkan tanpa bertanya. Kau harus kesini sekarang!"

Mendadak perutku terasa mual. Aku bergegas menuju ke konstruksi bangunan tempat kotak itu berada. Tampak orang-orang sedang berkerumun. Kedua mahasiswa pertukaran itu sedang duduk di depan bangunan itu, menatap kosong ke arah depan.

"Dua idiot itu membawa serta seorang teman mereka kesini pada tengah malam," kata supervisor itu, "Mereka berpikir mungkin akan seru jika membuka kotaknya. Bagaimana pun, masalah utama adalah benda yang berada di dalam kotak... Apa kau mau mengeceknya?"

Aku akan masuk ke intinya. Di dalam kotak terdapat sesuatu yang terlihat seperti mumi manusia, dengan tangan-tangan yang menyilang. Tapi ada yang ganjil... Mumi itu memiliki dua kepala. Aku penasaran apa mungkin makhluk itu adalah semacam hasil mutasi seperti kembar siam. Atau bahkan mungkin benda palsu buatan manusia? Kemudian supervisorku melanjutkan.

"Perhatikan mereka," dia menunjuk ke arah dua pria Cina itu. "Aku tidak yakin jika mereka terkejut atau apa, tapi mereka tidak mengatakan sepatah kata pun semenjak aku tiba disini." Dan, seperti yang sudah kuceritakan, tidak peduli berapa kali pun kami bertanya pada mereka, mereka hanya menatap kosong ke depan. Mereka bisa berbicara dalam bahasa jepang dengan cukup baik, jadi tidak mungkin mereka tidak mengerti apa yang kami katakan.

Aku lupa memberi tahu hal ini sebelumnya, tapi terdapat penjelasan lebih detail mengenai rupa mumi itu. Mumi itu memiliki 2 kepala, satu di sisi kanan dan satu di kiri badannya. Makhluk itu juga memiliki 2 pasang tangan, dua tangan di kanan dan dua tangan di kiri, serta dua kaki seperti orang normal. Aneh bukan? Maksudku, Aku telah melihat beberapa gambar mumi di internet dan forum 2chan, tapi yang satu ini mengejutkanku. Aku merasakan sebuah intuisi dalam pikiran dengan asumsi jika mumi itu bukanlah mutasi atau benda palsu.

Kami akhirnya mengantarkan kedua mahasiswa pertukaran itu ke rumah sakit, dan kami mulai berdiskusi, apakah perlu memanggil polisi atau tidak. Saat itulah sang mantan pendeta tiba dengan sebuah mobil yang dikendarai oleh anaknya. Dia pasti sudah berusia lebih dari 80 tahun.

"Kalian sudah membukanya?! Kenapa kalian begitu bodoh?! Tamatlah sudah, jika kalian membukanya, tamalah sudah..." kata-kata itulah yang pertama keluar dari mulutnya.

Kami kaget dengan betapa marahnya pendeta itu memaki kami, tapi kemudian dia berbalik ke arah anaknya dan mulai berteriak padanya. Dia menggunakan aksen Iwata yang kuat, tapi inilah yang dia katakan dalam tutur yang lebih baku.

"Dan kau! Kau berjanji kalau kau akan mengirim Ryoumensukuna-sama ke kuil di Kyoto! Kau tidak melakukannya, sial! Kenapa kau begitu bodoh?!" Kau tidak akan menyangka makian semacam itu berasal dari seorang pria berusia 80 tahun.

"Siapa yang membukanya?" tanyanya, berbalik ke arah kami. "Apakah kau membawa mereka ke rumah sakit? Mungkin sudah terlambat bagi mereka, tapi aku akan mencoba membersihkan kalian yang masih berada disini."

Kami semua cukup ketakutan, dan sebelum kami membalas, orang tua itu mulai mendengungkan ayat-ayat sutra sambil menepuk-nepuk pelan punggung kami. Hal itu pasti sudah berlangsung lebih dari 30 menit. Pada akhirnya, dia mengangkut kotak itu masuk ke dalam mobilnya.

"Aku minta maaf pada kalian semua," katanya sebelum pergi, "tapi kalian tidak akan berumur panjang."

Setelah itu, kami mendapat kabar kalau salah satu murid pertukaran sudah mati akibat serangan jantung mendadak. Bahkan para dokter sudah menggelengkan kepala. Pria satu lagi sudah dipindahkan ke rumah sakit jiwa.

Beberapa kejadian aneh pun muncul pada kami yang tidak berada di lokasi kejadian saat kotak itu pertama kali dibuka. Tiga orang kru kami secara misterius jatuh sakit dan tidak bisa melakukan apapun selain tidur. Aku menginjak sebuah paku hingga menembus telapak kakiku dan perlu lima jahitan.

Mungkin mumi itu adalah benar-benar semacam manusia cacat, dan karena diskrimasi yang dia terima, dia merasa begitu dendam selama hidupnya hingga melahirkan semacam kutukan setelah kematian kepada siapa saja yang menemukannya. Maksudku, mumi, atau benda apapun itu... terlihat benar-benar menakutkan. Pada jaman dahulu, terdapat beberapa desa di sekeliling kuil di suatu daerah di Jepang. Mungkin hal itu ada pengaruhnya. Bagaimana pun, aku berharap untuk bisa hidup panjang dengan bahagia.


Bersambung...

Cerita Pendek (Cerpen) HorrorWhere stories live. Discover now