Ryoumensukuna - Bagian 2

18 0 0
                                    


Maaf sudah membuat kalian semua menunggu. Listrik disini tiba-tiba saja padam, dan aku kehabisan baterai. Aku merasa agak ketakutan disini...

Bagaimana pun, karena aku suka mengecek hal-hal gaib di forum 2chan, jadi aku cukup penasaran dengan kotak itu. Rasa penasaran merasuk ke dalam diriku—Aku ingin tahu kebenarannya.

Aku menelepon sang mantan pendeta beberapa kali, tapi semua pertanyaanku diabaikan begitu saja. Tapi, anak laki-lakinya (yang berusia 50an dan bekerja sebagai seorang agen real estate), pernah memberi info kontaknya kepada seorang kru konstruksi pada hari itu.

Jika dibandingkan ayahnya, dia agak lebih mudah bergaul dan antusias. Mungkin aku bisa mencoba berbicara padanya. Pikirku. Aku menelepon dia malam itu (mungkin sedikit terlambat...) lalu memutuskan membuat janji untuk bertemu dengannya besok sore, saat dia sedang pergi minum-minum.

Mungkin besok aku akan lebih paham. Aku akan menuliskan intinya. Aku ingat terdapat sebuah kisah mengenai Ryoumensukuna yang tersebar di dalam sebuah manga.

Kisahnya bercerita mengenai sebuah keluarga yang dikenal sebagai Sukuna; mereka hanya dianggap sebagai pendatang asing yang pindah ke Jepang pada masa lalu, dan mereka menyebarkan pengetahuan tentang kultur leluhurnya kepada orang-orang jepang pada masa lalu.

Hal itu sangat mempengaruhi kultur orang Izumo yang pada saat ini tinggal di Shikoku. Orang-orang Ibana yang berasal dari Prefektur Tottori kuno juga mungkin menggunakan kisah-kisah ini saat membuat mitos-mitos mereka sendiri, seperti kisah Kelinci Putih dari Ibana dan Ookuninushi.

Pada saat Pengadilan Kerajaan Yamato memerintahkan invasi daratan Izumo, Klan Sukuna diburu hingga ke wilayah Hida yang sekarang dikenal sebagai prefektur Gifu.

Berdasarkan Sejarah Jepang, di wilayah Hida terdapat monster-monster yang dikenal sebagai Sukuna. Mereka membunuh banyak orang, jadi para tentara dikirim untuk menumpasnya.

Singkat cerita, para Sukuna datang ke Jepang sebelum ada Pengadilan Kerajaan Yamato. Mereka adalah orang-orang asing yang mengajarkan tentang kulturnya ke Jepang, mungkin berasal dari orang India jaman dulu dan bekerja sebagai pandai besi (demikian mempengaruhi cara Jepang dalam membuat barang-barang dari besi).

Dan, di suatu tempat di Izumo, mereka menemukan sebuah gua. Di dalam gua terdapat patung bertuliskan "Singkirkan para muka dua" di bawahnya.

Dituliskan bahwa orang-orang Sukuna yang datang ke Jepang menggunakan Kagami-no-fune, atau kapal berkaca. Kapal itu memancarkan kilauan hitam saat melintas di lautan.

Nama kapal itu adalah 羅魔船, secara harfiah dibaca Rama-sen, Rama adalah sejenis pohon berkayu hitam. Mungkin kotak yang kami temukan dibuat dari kayu yang sama...?

Dan, mungkin, Ryoumensukuna yang kami temukan adalah salah satu keturunan orang Sukuna yang berhasil kabur ke Iwate.

...Aku sadar hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan tema forum gaib di 2chan, tapi aku terus berpikir kalau hal ini mungkin bisa berguna.

Maaf untuk keterlambatan dalam menulis kelanjutan dari kisah ini. Aku tahu harusnya bertemu dengan anak mantan pendeta itu, tapi akhirnya kami hanya berkomunikasi lewat telepon, mengingat aku hanya perlu berbincang dengannya.

Kami bicara sekitar 30 menit, dan dia menceritakan banyak hal kepadaku. Dia terdengar seperti seseorang yang suka mengobrol. Aku akan menulis ringkasan mengenai poin-poin penting percakapan kami:

Dia: Maaf, aku baru teringat pada ayahku... Jujur saja, hanya berbicara lewat telepon sudah lebih dari cukup.

Aku: Jangan khawatir tentang hal itu! Aku sudah bertanya terlalu banyak padamu. Tapi, jika kau tidak keberatan dengan pertanyaanku, sebenarnya makhluk apa itu?

ANDA JUGA MUNGKIN MENYUKAI

Tidak ada cerita yang tersedia.

Dia: Makhluk itu adalah laki-laki cacat yang dijadikan sebagai bahan tontotan dalam acara aneh selama era Taisho.

Aku: Jadi... Dia pernah benar-benar hidup sepeti itu? Dua orang dalam tubuh yang sama?... Sejenis kembar siam, betul?

Dia: Tepat. Ternyata dia hidup di sebuah desa kecil di Iwate untuk beberapa saat setelah lahir, tapi kedua orang tuanya teramat sangat miskin dan akhirnya menjual anak mereka kepada seorang majikan budak. Jadi, dia berakhir sebagai tontonan di acara aneh.

Aku: Wow... Bagaimana dia berakhir sebagai mumi?

Dia: Agar mudah mengerti, dia melakukan cara sokushinbutsu. Hal itu utamanya dilakukan saat seorang biksu bunuh diri dengan metode mumufikasi yang terjadi lewat pengurangan cairan tubuh dan lemak secara eksrim.

Aku: Apa?! Maksudmu dia melakukan hal itu pada dirinya sendiri?!

Dia: ... Apa kau yakin ingin berbicara mengenai hal ini?

Aku: Ya... Ya, aku benar-benar ingin mendengar apa yang harus kau katakan.

Dia: Hahah! Bagus, bagus... Jujur saja, aku tidak akan menceritakan semuanya padamu... Hal itu bertentangan dengan keinginan ayahku. Jadi, dulu terdapat sebuah kelompok aliran kepercayaan. Saat ini, mungkin kelompok itu disebut pemujaan... Menurutku mereka masih aktif dan kegiatannya terselubung, maaf jika aku tidak memberitahu nama mereka.

Aku: Jika kau memberitahukan nama mereka, apa seseorang akan tahu mengenai... Uh, 'kelompok aliran kepercayaan' yang akan kau bicarakan?

Dia: Hahahah! Aku tidak tahu, Aku tidak yakin. Mereka lebih rahasia dibanding kelompok aliran kepercayaan rahasia lainnya... Mereka benar-benar penyembah berhala sejati.

Aku: Benarkah...

Bersambung...

Catatan Penerjemah:

Sokushinbutsu (即身仏) adalah mumifikasi diri yang dilakukan oleh biarawan Jepang. Praktik ini pertama kali dirintis oleh seorang kepala biara bernama Kuukai di kompleks kuil Gunung Koya diprefektur Wakayama.

Kuukai adalah pendiri Shingon, sekte Buddha, yang merupakan sekte yang muncul dengan ide pencerahan melalui hukuman fisik. Konon ratusan biksu telah mencoba praktik mumifikasi tersebut, tetapi hanya ada 16 dan 24 mumi yang berhasil ditemukan hingga kini.

Proses mumifikasi cukup rumit, dimulai dengan diet 1.000 hari. Selama masa itu, para biksu hanya akan makan makanan tertentu yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian untuk melucuti semua lemak di tubuh mereka. 1

Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar selama seribu hari selanjutnya dan mulai minum teh beracun yang dibuat dari getah pohon Urushi, yang biasanya digunakan untuk pernis mangkuk.

Racun ini menyebabkan muntah dan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, dan yang paling penting, membuat tubuh terlalu beracun untuk dimakan oleh belatung. Sampai pada tahap ini, seorang biarawan akan mulai memumifikasi tubuhnya sendiri dengan mengunci dirinya dalam kubur batu yang hampir tidak lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Di situ, dia akan bersemedi dalam posisi lotus dan tidak akan bergerak lagi. Untuk berkoneksi dengan dunia luar, terdapat sebuah tabung udara dan bel yang ditempatkan di kubur batu tersebut. Setiap hari, dia akan membunyikan lonceng itu untuk memberi tanda pada orang di luar bahwa dia masih hidup.

Ketika bel berhenti berdentang, tabung udara itu kemudian dicabut dan makam disegel. Setelah kuburan disegel, para biarawan lain akan membaca bait suci selama 1.000 hari, dan membuka kubur untuk melihat apakah mumifikasi berhasil.

Jika mumifikasi berhasil, sang biksu akan dianggap sebagai Buddha dan dimasukkan ke kuil untuk dipertontonkan. Terdapat dua lusin mumi biarawan Jepang yang tersebar di seluruh utara Jepang, di sekitar Prefektur Yamagata.


Bersambung...

Cerita Pendek (Cerpen) HorrorWhere stories live. Discover now