percakapan yang intim

2.7K 7 0
                                    

Daniel dan Elizabeth berjalan-jalan di hutan dekat rumah, hanya mengenakan pakaian yang seksi dan tipis. Matahari bersinar terang di langit biru, menciptakan sinar matahari yang memancar di antara pepohonan yang rindang.

Mereka berdua tersenyum satu sama lain, merasakan kebebasan dan kedamaian di dalam hutan yang sunyi. Pakaian mereka yang tipis membuat mereka merasakan sentuhan lembut angin di kulit mereka, menambah sensasi yang menyenangkan di udara yang segar.

Tidak ada yang menyangka bahwa mereka bukan pasangan suami istri yang sedang menikmati liburan romantis. Ketika mereka melintasi jalan setapak di tengah hutan, beberapa tetangga yang kebetulan melewati mereka hanya tersenyum dan melambaikan tangan, mengira mereka adalah pasangan yang sedang menikmati waktu bersama.

Daniel dan Elizabeth saling bertatapan dengan senyum malu, tetapi juga merasakan kehangatan di antara mereka. Meskipun mereka tahu bahwa hubungan mereka terlarang, ada kekuatan yang mengikat mereka bersama, melebihi batas-batas yang biasa.

Di tengah-tengah hutan yang sunyi, mereka berdua merasakan kebersamaan yang tak terungkapkan, sebuah momen yang penuh dengan keintiman dan kebahagiaan. Dan saat mereka berjalan lebih jauh di bawah kanopi pepohonan yang lebat, mereka bersumpah untuk menikmati setiap momen bersama, meskipun mereka tahu bahwa tantangan besar masih menanti di depan mereka.

Saat mereka tiba di rumah, suasana tegang masih terasa di udara. Namun, ketika mereka memasuki rumah, Daniel merasakan ketegangan yang meleleh sedikit demi sedikit dengan kehangatan yang mengisi ruangan.

Namun, ketika mereka berada di dalam rumah, Daniel merasa perlu untuk membicarakan sesuatu dengan ibunya. Dia menarik Elizabeth ke ruang tamu dengan lembut.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, ibu," ucap Daniel dengan serius, matanya memandang ibunya dengan tajam.

Elizabeth merasa cemas melihat ekspresi serius di wajah Daniel. "Apa itu, Daniel? Katakan padaku," pintanya dengan lembut.

Daniel menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mengungkapkan permintaannya dengan hati-hati. "Ibu, aku ingin meminta sesuatu darimu," ucapnya pelan.

Elizabeth menatap Daniel dengan penuh kekhawatiran. "Apa itu, Daniel? Katakan padaku," pintanya dengan lembut.

Daniel menggigit bibirnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Aku ingin meminta, jika kita berdua di rumah bersama-sama, aku ingin kau telanjang. Aku ingin merasa bebas di rumah ini, seperti keluarga sejati."

Elizabeth terkejut mendengar permintaan aneh dari anaknya. Dia merasa hatinya berdebar kencang, tidak yakin bagaimana dia harus menanggapinya. Dia melirik Daniel dengan tatapan cemas, mencari pemahaman di matanya.

Namun, di dalam hati Daniel, dia merasa yakin dengan permintaannya. Meskipun dia sadar bahwa permintaannya mungkin kontroversial, dia merasa bahwa ini adalah langkah yang diperlukan untuk membuka jalan bagi hubungan mereka yang terputus.

Mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, tetapi suasana yang hangat dan akrab telah berubah menjadi tegang dan canggung. Dan di dalam hati mereka masing-masing, ada ketidakpastian dan kegelisahan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di antara mereka.

Dengan perasaan yang campur aduk, Elizabeth akhirnya menyetujui permintaan Daniel dengan sangat ragu. Hatinya berdebar kencang saat dia memberikan jawaban itu, merasa campur aduk antara kekhawatiran akan konsekuensinya dan keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan putranya.

"Dani... Daniel," ucap Elizabeth dengan suara gemetar, "aku... aku tidak yakin tentang ini. Tapi jika itu membuatmu merasa lebih baik, aku... aku akan mencobanya."

Daniel merasa lega mendengar jawaban ibunya, meskipun dia tahu bahwa keputusannya itu tidaklah mudah. Dia memeluk ibunya dengan erat, mencoba memberikan sedikit dukungan di tengah-tengah kebingungan mereka.

Hubungan Sedarah (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang