penyesalan

279 4 2
                                    

Setelah Daniel tiba di kamar Elizabeth, mereka saling bertatapan. Elizabeth sudah memakai baju rapi, dan ekspresi Daniel menunjukkan rasa lega melihatnya. Sementara itu, Elizabeth merasa sedikit canggung dengan kehadiran Daniel yang tiba-tiba.

"Daniel, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Elizabeth dengan lembut, mencoba meredakan ketegangan di udara.

Daniel mengangguk pelan, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku khawatir padamu setelah kejadian tadi. Bagaimana perasaanmu sekarang?" ujarnya dengan nada penuh perhatian.

Elizabeth menggigit bibirnya sejenak sebelum menjawab, "Aku... masih merasa agak kacau, sejujurnya. Tapi aku berterima kasih atas perhatianmu."

Elizabeth, "Aku mulai merasakan ketegangan ketika bersamamu."

Beberapa minggu kemudian, Elizabeth mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya. Dia merasakan mual yang mendalam dan ingin muntah. Perasaan ini membuatnya gelisah, terutama karena dia tidak mengerti apa penyebabnya.

Dengan perlahan, Elizabeth mencoba untuk tenang dan mencari tahu apa yang bisa menjadi penyebabnya.

Daniel membawa Elizabeth ke rumah sakit di pagi hari ketika tiba-tiba Elizabeth merasa sangat sakit dan mual saat dalam perjalanan ke dokter.

Elizabeth, yang terkejut dengan kondisinya, diperiksa oleh dokter dengan cemas. Setelah beberapa saat ketegangan, dokter memberitahu mereka dengan senyum lembut, "Selamat, Elizabeth. Anda mengandung."

Elizabeth dan Daniel saling memandang dengan campur aduk perasaan kejutan dan kaget. "Benarkah?" ucap Elizabeth, matanya berkaca-kaca shock.

Daniel, dengan tangan gemetar mengecup kening Elizabeth. "Ini berita yang luar biasa," katanya dengan suara bergetar.

Elizabeth terkejut bukan main. Dia shock dan menangis hingga teriak.

Elizabeth: "Aku tidak percaya aku hamil, ini tidak mungkin, ini pasti mimpi!"

Lalu, Elizabeth pun akhirnya pingsan.

Daniel, yang juga terkejut dengan berita ini, segera memeluk Elizabeth dengan penuh kekhawatiran. Dia memanggil tim medis untuk membawa Elizabeth ke ruang gawat darurat.

Lalu, saat Daniel mencoba memanggil dokter, Elizabeth tiba-tiba tidak ada di sampingnya. Dia merasa panik dan mencari Elizabeth di sekitar ruangan. Hatinya berdebar kencang ketika tidak menemukan jejak Elizabeth di mana pun.

"Dokter! Suster!" teriak Daniel dengan suara gemetar, mencoba mencari bantuan. Dia merasa cemas karena tidak tahu apa yang terjadi pada Elizabeth.

Namun, tidak ada yang merespons panggilannya. Suasana ruangan terasa semakin tegang dan mencekam.

Dia keluar ke atap gedung, mencari di sekitar. Akhirnya, dia menemukan Elizabeth berdiri di pinggiran gedung, gemetar dan terlihat sangat terkejut. Daniel segera mendekatinya dengan hati-hati.

"Elizabeth, apa yang terjadi? Mengapa kamu di sini?" tanyanya dengan suara penuh kekhawatiran.

Elizabeth menatap hampa ke arah jauh, mencerna berbagai emosi yang melanda pikirannya.

Daniel: "Elizabeth, apa yang terjadi? Mengapa kamu di sini?"

Elizabeth: *dengan suara gemetar* "Aku... aku tidak tahu lagi, Daniel. Segalanya begitu berat."

Daniel: *menghampirinya dengan penuh perhatian* "Kamu terlihat sangat terkejut. Ceritakan padaku."

Elizabeth: *meneteskan air mata* "Aku merasa seperti tidak ada jalan keluar lagi. Semuanya begitu sulit.rasanya aku ingin bunuh diri saja."

Hubungan Sedarah (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang