Ketika Waktu Menyapa Kembali

376 3 4
                                    

Elizabeth berkata, "Aku tidak bisa menahan diriku lagi, Daniel." Melihat tingkah laku ibunya, Daniel merasa ada perasaan aneh antara senang dan ingin menjahilinya.

Perasaan Daniel sangat senang melihat tingkah laku ibunya yang menahannya, lalu Daniel berkata, "Tahan saja, Ibu."

Lalu Elizabeth berkata, "Tatapan mereka membuatku tidak bisa menahannya."

Lalu Daniel berkata, "Aku akan membuat Ibu melepaskannya, tapi dengan syarat Ibu harus menuruti semua keinginanku."

Elizabeth berkata, "Aku tahu kau ingin menjahili ibu, kan?"

Lalu Daniel berkata sambil mengelus rambut Elizabeth, "Eh, kok panggilanya gitu sebut nama langsung aja? Kan ibu sudah jadi pacar Daniel."

Elizabeth berkata, "Tapi semakin aku membayangkan kamu menjadi pacarku, aku merasa sangat terangsang, Daniel, terutama bagian bawahku."

Daniel berkata, "Yaudah, Ibu, tahan saja sampai ibu mencapai titik itu."

Elizabeth berkata dengan nada jahat, "Jahat banget."

Lalu Elizabeth menangis, air mata mengalir.

Elizabeth menangis, menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang meningkat. Sampai akhirnya, dia mulai mendesah.

Daniel berkata, "Elizabeth, ini di tempat umum, diamlah."

"Lalu Daniel menutup mulut ibunya dengan paksa sambil berkata, 'Diam, ibu. Nanti mereka akan tahu.' Namun, sebagai jawaban, Elizabeth malah menjilat jari Daniel."

"Lalu Daniel melepaskan tangannya sambil berkata pada ibunya, 'Elizabeth, pacarku, lihatlah mataku dan katakan bahwa kamu mencintaiku, Daniel. Aku akan mengikuti semua keinginanmu.' Kemudian, ia melepaskan pegangan itu agar ibunya tidak perlu menahannya."

Wajah Elizabeth memerah dan ia berkeringat dengan sangat. Tetesan keringat bahkan jatuh ke bagian belahan dadanya.

Dengan suara pelan dan mendesah, Elizabeth berkata, "Baiklah, aku berjanji. Tapi tolong, ibu sudah tidak tahan."

Lalu Daniel tiba-tiba menarik tangan Elizabeth, namun Elizabeth mengatakan bahwa dia tidak bisa berjalan bagian bawahnya itu semakin kuat.

Daniel menjawab, "Baiklah."

Di tengah keramaian pengunjung, Daniel menggendong Elizabeth, ibunya. Semua orang bersorak-sorai, mengira mereka adalah pasangan romantis.

Lalu tiba-tiba Elizabeth pingsan. Daniel membawa Elizabeth ke dalam mobil, sementara terlihat bahwa celananya basah hingga mengalir ke kaki dan pahanya yang putih. Melihat keadaan itu, Daniel langsung pergi ke rumah karena panik.

Lalu, saat dalam perjalanan pulang, ibu Elizabeth tiba-tiba sadar dan tidak tahan. Dia langsung melepas celana dalamnya  membiarkan bagian bawahnya mengalir begitu banyak sehingga mobil Daniel menjadi basah.

Daniel berkata, "Ibu, aku sangat suka dengan sikap ibu seperti ini."

Elizabeth menjawab dengan keputusasaan, "Daniel, aku menyerah. Kau membuat ibu sampai begini."

Sesampainya di rumah, Daniel membantu Elizabeth mengganti celananya. Perlahan-lahan, Elizabeth mulai bisa berjalan meskipun tertatih.

Elizabeth berkata dengan nada kesal, "Ini semua gara-gara kamu, Daniel. Ibu ingin beristirahat hari ini, jangan mengganggu."

Wajahnya masih merah karena terangsang.

Hari mulai gelap, Daniel duduk memikirkan apa yang bisa dilakukannya untuk ibunya. Sambil melihat-lihat aplikasi belanja online, dia mencari baju yang cocok untuk dibelikan ibunya.

suasana di dalam rumah menjadi semakin hening. Daniel duduk di ruang keluarga, memikirkan dengan cermat apa yang bisa dilakukannya untuk menjahili ibunya setelah kejadian tak terduga tadi. Sambil mengambil ponselnya, dia membuka aplikasi belanja online dan mulai mencari-cari baju yang mungkin akan terlihat sexy di pakai ibunya.

Setelah beberapa saat memilih-milih, Daniel akhirnya menemukan sebuah baju yang terlihat anggun dan transparan . Dengan hati-hati, dia menambahkan baju tersebut ke dalam keranjang belanja dan melanjutkan untuk mencari hadiah lain yang bisa membuat ibunya lebih cepat merangsang.

"Semoga ini bisa membuat ibu lebih seperti tadi ," gumam Daniel dalam hati, sambil merasa bahagia menemukan sesuatu yang mungkin bisa mencerahkan suasana di rumah setelah kejadian yang tak terduga tadi.

Lalu, Daniel ingin mengetuk pintu kamar ibunya, namun pintunya tertutup rapat. Sambil memikirkan berbagai hal, Daniel mulai berbicara dengan dirinya sendiri, "Aku punya ide..."

Daniel mulai mencari ide atau inspirasi dengan membuka berbagai situs dewasa untuk mencari informasi  yang mungkin dapat menjahili ibunya.

Elizabeth keluar dari kamarnya sambil berkata, "Daniel, aku lapar." Dia hanya mengenakan bra dan celana dalam.

Lalu Daniel berkata, "Aku akan membelikanmu makanan, tapi ingatlah kata-kata ibu tadi, turutilah kata-kataku."

Elizabeth mendengus dan menjawab, "Baiklah, baiklah."

Daniel melanjutkan, "Ibu sangat cantik dan sexy memakai itu. Terima kasih, sayang."

Lalu, sambil menunggu Daniel, Elizabeth memikirkan kejadian tak terduga tadi. Dia merasa tak menyangka bahwa di usianya yang sekarang, Daniel masih menyebutnya seksi dan sangat menyukainya.

Lalu, sambil tersenyum tanpa sepengetahuan Daniel, Elizabeth melihat dirinya di cermin sambil memeriksa penampilannya secara keseluruhan.

Elizabeth berkata pada dirinya sendiri, "Apakah aku benar-benar pantas untuk merasa muda lagi? Aku hanya merasa malu, entah mengapa itu tidak bisa hilang." Dalam keheningan kamarnya, dia terdiam sejenak, merenungkan kebingungannya yang dalam. Pandangannya jatuh pada cermin di depannya, mencerminkan wajah dan tubuh yang tidak selalu dia rasakan sebagai miliknya sendiri.

Saat itu, suara langkah Daniel mendekati pintu kamarnya. Elizabeth menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum Daniel masuk.

Elizabeth mulai merasakan hatinya berdebar-debar dengan aneh. Ia duduk di pinggir tempat tidur, membiarkan dirinya terpaku dalam keheningan kamar. Setiap denyut jantungnya terasa begitu keras, membuatnya merasa tidak bisa berkonsentrasi. Ia meraba-raba perasaannya yang tidak pasti, mencoba memahami apa yang sedang terjadi di dalam dirinya.

Saat itu, pintu kamar perlahan terbuka dan Daniel masuk . Tatapannya penuh perhatian saat dia mendekati Elizabeth. "Ibu, apa yang terjadi?" tanyanya.

Elizabeth menatap Daniel dengan wajah mencerminkan kebingungannya yang dalam. "Aku tidak tahu, Daniel," ujarnya pelan, mencoba menjelaskan apa yang sedang dia rasakan.

Setelah Daniel datang, daniel langsung mandi, sementara Elizabeth merasa semakin berdebar-debar dan bingung. Dalam hati, dia bertanya-tanya, "Apa yang seharusnya aku lakukan? Aku merasa takut akan permintaan Daniel, tapi juga ada perasaan suka."

Elizabeth menunggu sambil Daniel mandi, dan saat itu dia kembali melihat dirinya di cermin. Dia merasa ingin menangis, tetapi tubuhnya tidak mengizinkannya.

Lalu suara langkah kaki Daniel terdengar mendekat, mengisi ruangan dengan ketenangan yang samar-samar.

Lalu Daniel tiba di kamar, dan Elizabeth melihat Daniel sudah memakai baju rapi. Mereka saling bertatapan sejenak, Daniel tersenyum lembut.

Daniel menghampirinya dengan langkah ringan, dan matanya bertemu dengan tatapan cemas Elizabeth. "Ibu, apa yang terjadi?" tanyanya dengan lembut, mencoba menemukan jawaban atas kegelisahan yang tersirat di wajah ibunya.

Elizabeth menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Aku... aku tidak yakin," ujarnya perlahan, mencoba merangkai pikiran dan emosinya yang bergejolak.

Jangan lupa folow dah votenya

Komen juga yah apa yang kurang dari cerita novel aku ☺️

Hubungan Sedarah (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang