10

2.6K 148 2
                                    


"Kalian menutupi hubungan ini dari kami?!"

Naruto dan Sasuke menoleh kearah pintu dengan cepat. Kedua mata mereka melebar sempurna saat sosok itu menatap mereka dengan meminta penjelasan lebih.

"Bisa jelaskan padaku apa yang terjadi diantara kalian?" Ucap orang itu lagi.

Tubuh Naruto menegang, ia melirik kearah Sasuke yang tengah terdiam. Apa orang itu telah melihatnya berciuman dengan Sasuke?

.

.

Itachi memijit pangkal hidungnya, rasa pening yang menyambar kepalanya membuatnya bingung dan kalut disaat yang bersamaan. Salahkan kedua adiknya yang membuatnya seperti ini. Feeling nya tentang hal ini telah terjadi, mereka benar-benar saling menyukai.

"Kalian benar-benar membuat semua ini semakin sulit." Gumamnya. Matanya menyorot dengan sendu kearah Naruto dan Sasuke.

Niat Itachi kembali keruangan Sasuke untuk menanyakan apa ada makanan yang ingin dibelikan, tapi ia malah menemukan masalah baru. Itachi bahkan lupa dengan Mikoto yang mungkin masih menunggunya di kantin rumah sakit.

Sebelumnya Itachi sudah menduga jika hal ini akan terjadi, "Aku akan merahasiakan ini dari semuanya. Tapi.." Itachi kembali menghela nafas dalam. "Kalian harus menyelesaikan ini dan memberitahu semuanya secepatnya."

Naruto mengangguk pelan, ia tidak menduga jika Itachi melihat semuanya. Rasa takut kini mulai menyerangnya. Naruto kembali menunduk, ia tidak mau jika hal ini menjadi besar dan akan merusak keluarga Sasuke. Ia tidak mau.

"Baiklah, apa yang kalian mau beli? Makanan?" Tawar Itachi seraya tersenyum. Ia menghampiri Naruto dan mengusap rambut pirang itu dengan lembut. "Kau tidak usah takut, semua akan baik-baik saja."

Naruto kembali mendongak ia membalas senyuman Itachi. "Hum." Angguknya.

"Sasuke tentu akan menemukan jalan keluar dari semua ini, iya kan?" Tanya Itachi.

Sementara yang ditanya hanya mendelik dan kembali membuang muka. Itachi hanya tertawa. Dan Naruto? Dia tersenyum kecut. Masalah baru kini mulai mengujinya lagi.

.

Naruto memandang kumpulan awan dengan tenang. Ia tengah berada di atap rumah sakit. Setelah Itachi dan Mikoto kembali keruangan Sasuke, ia meminta izin untuk pergi sebentar. Naruto tidak bilang ia akan keatap, karena yang ia butuhkan hanyalah ketenangan dan sendiri.

Ia butuh ketenangan, ia tahu ini kehidupannya. Kehidupan yang kelam dan mungkin ia akan terperosok jatuh dan tenggelam didalam kegelapan. Semakin lama, shappire nya terasa panas dan akhirnya butiran air bening jatuh membasahi kedua pipinya. Ia terisak dalam diam, bekas luka di hatinya kembali teroyak menimbulkan rasa perih yang melebihi apapun.

Minato,

Kushina,

Sakura,

Sasuke,

Dan keluarga Uchiha.

"Kau lihat Naruko? Bahkan semenjak kau tidak ada, masalah tetap saja datang!" Gumam Naruto. Tangisnya semakin memilukan untuk terdengar.

"Apa aku harus mati? Agar semua ini berakhir?" Suaranya semakin meninggi.

Ia memukul-mukul dinding pembatas didepannya. Kedua tangannya memerah, ia tidak menghiraukannya sama sekali. Rasa sakit ditangannya tidak seberapa dengan rasa sakit yang ia rasakan dihatinya. Sekali lagi, ia merutuki kehidupannya. Dari sekian banyak orang didunia ini kenapa? Kenapa harus dirinya?

Tubuh Naru merosot, ia menyenderkan tubuhnya didinding pembatas itu. Tangisnya semakin menjadi, sesekali ia memukul dadanya yang mulai berdenyut.

"Terus sakit! Terus, sampai aku mati hari ini juga!" Lirihnya.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang