30

74 17 6
                                    

Airene Azkayla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Airene Azkayla

Irene menyeret koper milik-nya dengan pikirin yang berkecamuk di dalam isi kepalanya. Keterdiam nya Rei jelas karena pekerjaannya yang tidak bisa di prediksikan.
langkah Rei sudah jauh di depan, laki-laki itu sama sekali tidak mengajak nya untuk bicara sepatah kata apapun saat di pesawat. Irene hanya bisa menghela nafas pelan seraya dia mempercepat ayunan kakinya.

Maaf

lidahnya terasa leku, ucapan 'maaf' hanya terucap didalam hatinya dengan wajah yang tampak gusar.

mungkin dia butuh waktu untuk bicara

mobil jemputan pun datang, perasaan tidak enak terus terhanyut dalam pikiran Irene saat ini. mereka sama-sama hening
hanya suara jalanan dan radio dari mobil yang menyala.

"Kita pulang ke apartemen" Ucap Rei memecahkan keheningan
lalu setelah nya pria itu kembali terdiam sampai tidak terasa mobil sudah berhenti di basement.

"Biarkan kopernya dibawa oleh saya Bu" supir itu menahan koper milik Irene, gadis itu terdiam sejenak menatap dengan ekor matanya jika Rei sudah pergi mendahuluinya.

"tidak usah pak, bapak pulang saja biar kopernya saya bawa sendiri"

gue harus apa setelah ini

Irene melangkah dengan perasaan Ragu, jika Rei terus mendiami nya Perlukah Irene bersuara saat ini juga. ia sudah tidak tahan untuk mengajak Rei berbicara kepadanya. Karena ini murni diluar perkiraan nya sendiri

Rei menunggu Irene di depan pintu Apartemen miliknya, menatap Irene dengan mata tajam nya
sampai irene sendiri tidak berani untuk menatap pria di depannya itu "Masuk"

"Kak"

Irene menghela nafas pelan, mengepalkan tangannya pada pegangan koper yang masih dia bawa. menatap punggung rei yang berdiri tidak jauh dari arah nya

"Maaf karena pekerjaan ku kita pulang lebih awal, itu sangat di luar perkiraan"

"Kalo begitu, Aku akan ke apartemenku saja"

Baru saja Irene membalikan badannya dan siap menyeret koper yang dibawa nya, suara Rei terdengar kembali
"satu langkah saja kamu berjalan, saya akan membuat kamu tidak bisa berjalan"

gluk

'tidak bisa berjalan?'

'yang bener aja!'

"saya hanya perlu waktu Airene, Taruh kopernya, dan cepat bersihkan dirimu lalu tidur" ucap Rei yang terdengar dingin. Irene hanya mampu menghela nafas sesaat, mendesis dengan tidak suka saat Rei berbicara seperti dengan orang asing.

saya

bahkan Rei sendiri mengubah kosa katanya.

balkon, Rei menatap langit yang penuh dengan cahaya bintang, Angin malam tidak membuatnya pergi dari sini, justru dengan santainya ia mengeluarkan rokok miliknya dan disematkan di kedua bibirnya. percikan api menyala pada korek yang telah digesekkan itu.

(A)irene, A - Ayo Nikah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang