20

87 39 4
                                    

Reinaldi Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reinaldi Wijaya

***

Irene menghela nafas panjang, akhirnya bisa terlepas dan bisa  berdiam diri di kamar setelah selesai acara dadakan itu.

Iya masalah perjodohan

Tidak habis fikir dengan acara lamaran ini, dimana irene dikenalkan oleh orang yang selama ini dia kenal. Reinaldi Wijaya, laki-laki yang memang kerap dekat dengannya itu, justru membawa pengaruh bahkan hal yang berhubungan dengannya.

Permata zamrud begitu indah terpasang di jari manisnya, tapi sayangnya perasaan irene tidak seindah cincin lamarannya ini.

"Gue harus apa! Gue beneran dijodohin sama dia?"

Pintu kamar diketuk, ia pun beranjak dari kasur untuk membuka siapa pintu kamarnya, saat dibuka kan pintu orang yang tidak ingin ditemuinya itu memunculkan diri dengan wajah tanpa beban

"Ada apa?" Irene melangkah mundur ketika rei melangkah masuk kedalam kamar, dengan tatapan mengamati di setiap nuansa pada ruangan ini

Kemudian Pria itu menutup pintu dengan pelan, menyenderkan bahunya pada pintu tersebut dan menatap wajah irene yang terlihat pias
"Kamu ada perlu apa? Kalo tidak ada kepentingan, sana keluar" dengan nada galak, irene mengusir rei agar pergi dari kamarnya, justru dibuat ketar-ketir sekarang. Bagaimana tidak? Rei tengah menatapnya sama seperti tatapan waktu keduanya di roftoop

"Saya cuma pastiin kalo kamu gak lagi nyesel di dalam kamar" jawabnya dengan diakhiri menghela nafas panjang

"Kamu tau kan, kalo aku tentu gak bisa jawab apa apa. Aku secara langsung gak bisa nolak disaat bunda dan tante nala naruh harapan ke aku"

Rei merasakan kegusaran di dalam hati irene saat ini, dengan pelan dibawanya tubuh irene kedalam pelukan nya, dengan perasaan irene kaget bukan main, dia hanya bisa pasrah saat dipeluk tubuh ini dengan cara yang lembut

"Iya, saya minta maaf. Tapi saya serius airene sama kamu"

"Tolong terima lamaran saya dengan hati kamu, jangan merasa kasihan. Jika kamu menolak saya tidak masalah"

Mendengar ucapan Rei, irene tersentuh. Kenapa rei begitu tulus mengatakannya
Irene menjadi bersalah harus berfikir seperti itu

Mungkin yang bunda nya katakan itu benar, jika orang yang dijodohkan untuknya adalah pilihan yang terbaik
Yaitu menghadirkan rei kedalam hidupnya.

Irene melepaskan pelukannya, merasa sedikit canggung karena sudah menerima pelukan rei
"Oh iya, tadi saya mau ajak kamu jalan jalan keluar. Kamu mau?"

Tanpa ragu lagi, irene mengangguk kecil. Jawaban singkat itu membuat hati rei merasa senang. Keduanya pun keluar dari kamar hal itu diketahui oleh Nala

Nala membekap mulutnya merasa tidak percaya dengan penglihatan nya
"Rei gak berbuat macem-macem kan didalam kamar irene?"

(A)irene, A - Ayo Nikah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang