41

28 6 0
                                    

Reinaldi Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reinaldi Wijaya

Buah dan bunga yang sengaja dia beli khusus untuk Irene kini tergeletak di meja meja ruang tamu, seketika langkah kakinya menjadi terburu buru menyadari ada suara laki-laki dan perempuan asik bercanda tanpa Rei tau di ruang dapur.
Melihat Irene dengan aprome dapur yang tampak berantakan, rei pun berjalan mendekat, tidak lama muncul jevano yang mendekati Irene tengah membantu.

Keduanya masih belum menyadari, Rei kini berdiri dengan mata elang yang menatap tajam, memgetahui laki-laki yang bersama irene adalah Jevano, langkah kaki lebar itu hanya membutuhkan waktu hitungan detik hingga sampai ke arah mereka

Bugh!

Prang

Sendok berceceran dengan bersamaan Irene yang terkejut dan menyadari kehadiran Rei yang marah
Jevano yang di serang dengan tiba-tiba pun sampai terdorong jatuh mengenai lemari rak piring

"Sial" Jevano menyengka sudut bibir nya yang sobek akibat bogeman keras tersebut

Dengannya tenaga nya yang masih mampu untuk berdiri Jevano dengan wajah lebam itu menatap sinis dengan senyum mengejek
"Woaw, santai bung" ucap Jevano yang kini terkekeh

Air muka Rei terlihat jelas, rahang nya yang mengeras siap memberikan bogeman mentah lagi pada rahang laki-laki brengsek itu.
"Rei, stop! Udah!"

Irene menahan lengan Rei yang keras, amukan Rei membuat irene takut sekarang juga. Dia tidak mau ada yang terluka. Rei menoleh mendapati wajah panik Irene sekarang, nafas Rei memburu rasa nya kesal tercampur aduk, cemburu. Karena kini Jevano diam diam ingin merebut Istrinya pikir nya

"Kalian kenapa berduaan?"

"Kamu, kenapa tidak bilang jika ada Jevano?" Kini Rei menatap Irene dengan tajam. Amarahnya kembali memuncak ketika bayangan yang tidak diinginkan muncul bersamaan dengan wajah jevano

"Tolong kendaliin pikiran kamu, Aku sama jevano sama sekali gak kaya yang kamu pikirin, kita lagi siapin makanan buat kamu pulang, jevano membantu aku sejak 1 jam yang lalu Rei"
Irene mengusap peluh keringat yang membasahi pelipis Rei menggunakan tissue yang tersanding di meja dapur

"Cuma itu, kami gak ada hubungan apapun. Kalo kamu lupa, kamu bisa cek di cctv" ucap Irene lagi kini dia menatap Rei dengan lembut, tanpa ada rasa panik lagi, hanya ketulusan yang ada.

Rei percaya dia mengangguk kecil, menatap jevano yang masih terlihat sinis dan menyebalkan
"Gue minta maaf"

"Santai, tapi lo keterlaluan bung"

(A)irene, A - Ayo Nikah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang