Selamat membaca...
Hari demi hari perut ashel sudah lebih besar dan itulah aldo mewanti-wanti ashel untuk tidak berkegiatan yang berlebihan.
Kini ashel hanya berbaring di kamar dan sedang menatapi atap, ia memang sedang memikirkan anak yang ia kandungkan apakah kalau aldo mengetahui semuanya apakah ia kecewa dengannya?
Tapi ashel tidak mau memikirkan itu semua yang ada anak di kandungan akan kenapa napa.
"Ku mohon kamu akan terima anak ini" rintihnya
Aldo kini berada di kantor semua berkas numpuk di meja karena kini ia yang memegang perusahaan papahnya itu.
Tok Tok
"Masuk"
Sekretaris itu langsung memasuki ruangan aldo.
"Maaf pak ada yang harus bapak tanda tangani" ucap sekretaris itu dengan kasih dokumen
Aldo mengambil dokumen itu dan di tanda tangani lalu ia mengembalikan ke tangan sekretaris itu
"Makasih pak" ucapnya lalu keluar ruangan aldo
Tiba-tiba saja telepon aldo berbunyi lalu ia mengangkatnya dan....
".........."
"Aku sekarang kerumah kamu tunggu aku"
"........."
Setelah mematikan telepon itu lalu ia bergegas cepat keluar ruangannya.
Dan melajukan mobil dengan kecepatan maksimal untuk segera menolongkan istrinya, ya siapa yang tidak panik kini istrinya sedang mempertaruhkan nyawa untuk anaknya lahir.
Sesampai di rumah ia memarkirkan mobilnya lalu ia turun dengan tergesa-gesa dan menghampiri istrinya yang sudah terjatuh dan mengeluarkan darha pada kakinya.
"Hah hah do aku gak kuat hiks"
Dengan cepat aldo menggendong istrinya menuju mobil dan aldo dengan cepat melajutkan mobilnya dengan kecepatan maksimal.
"Argghhh sa-sakit do"
"Iya sayang tenang ya dikit lagi kita sampai" mencoba menenangkan istrinya
Dengan sialnya kini mereka terjebak macet, aldo melihat ashel yang sudah tak tahan ia sangat mengkhawatirkan kondisi istri dan anaknya.
"Anjing sialan macet, sayang kamu tenang ya aku akan cari cara kamu bertahan ya sayang"
Dengan tidak sabar ia langsung mentelpon sahabatnya itu untuk meminta tolong
"Lan lo kesini bawa motor lo ini ashel udah mau lahiran lo kesini cepet"
Setelah aldo mengirim lokasinya, dan ollan sudah tiba lokasi berada ashel dan aldo, dengan cepat aldo mengendong ashel ke motor.
"Sayang kumohon kamu bertahan demi anak kita" paniknya
Dengan kecepatan mobilnya akhirnya aldo tiba di rumah sakit, lalu ia dengan cepat menggendong dan cepat memanggil suster itu agar ashel bisa ditangani dengan cepat.
Ashel sudah berada di dalam ruangan salinan dalam di tangani oleh dokter.
Di luar ruangan aldo dengan kaki bolak-balik karena tidak tenang dengan keadaan istrinya di dalam sana.
Ia mengambil telepon yang berada di sakunya lalu ia menepon keluarnya.
"Kamu pasti bisa shel, kamu pasti kuat sayang kumohon jangan tinggalin aku sayang"
"Sayang gimana keadaan ashel" ucap anin yang baru saja datang
"Ashel lagi di tangani dokter mom, maaf aku lambat membawa ashel hiks hiks"
"Udah sekarang kita mendoakan ashel dan anak kamu semoga ini baik-baik saja" ucap shani
Tetiba dokter membukakan pintu dengan cepat aldo dan keluarga menghampirinya
"Gi-gimana dok istri dan anak saya"
"Untuk istri bapak alhamdulillah baik tapi-"
"Ta-tapi apa dok"
"Untuk bayi yang didalam kandungan ibu ashel maaf belum bisa ditolong" ucap dokter
Aldo menjatuhkan tubuhnya ia tidak sanggup lagi kenapa harus terjadi seperti ini? Apa ini semua kesalahan yang ia buat? Karena gagal menyelamatkan anak pertama buah cinta mereka.
Ia tak sanggup menahan ini semua terasa sesak tapi mau apalagi ini sudah takdir Tuhan yang kita tidak bisa elak.
Dengan rasa bersalahnya kini aldo hanya ingin menggurungi dirinya dan duduk di taman rumah sakit itu.
"Maaf shel aku gagal menjaga kamu dan anak kita, aku salah shel AKU SALAH ARGHHHH seharusnya aku gak usah pergi kekantor seharusnya aku selalu berada di samping kamu terus sayang"
Kini ia sedang menangis sejadi-jadinya dan kini di sampingnya ada seseorang yang menenangkan aldo di tengah tangisan ia.
"Pah aku gagal jadi seorang ayah yang baik untuk anakku pah seharusnya aku hiks hiks seharusnya aku selalu berada di dekat istriku pah" ucapnya dengan bersandar di bahu shani
"Dengerin papah kamu itu udah menjadi suami dan ayah yang baik jadi jangan menyalahkan diri kamu sendiri itu udah takdir Tuhan" ucapnya dengan menatap dan mengusap bahu aldo.
Kini aldo sudah berada di dalam ashel rawat dan ia mengusapkan tangan serta rambut ashel.
"Maafin aku sayang"
Air mata jatuh lagi dan ashel sudah sadar dari pingsannya itu dan ia menatap bingung kenapa ia berada di ruangan ini? Dan kenapa suaminya itu nangis?
"Sayang"
Lalu aldo menatap sedu mata ashel ingin ia berkata tapi ia tak sanggup untuk melawannya, mau tidak mau secepatnya ia harus ngomong dengan ashel bahwa anaknya sudak tiada.
"Hei sayang kamu kenapa, anak kita udah lahir ya sayang kok perut aku udah kurus"
Tak sanggup menjawab pertanyaan ashel ia kembali menangis dan membawa ashel bingung bukan di jawab pertanyaannya malah dijawab dengan tangisan, dengan cepat ashel mengusap air mata aldo.
"Shel maaf"
"Kenapa minta maaf"
"Hiks hiks hiks" tangisan aldo kembali lagi
"Kamu kenapa sayang ada apa apa yang terjadi, ooh mungkin ini kamu terharu ya anak kita lahir kedunia"
"ANAK KITA UDAH GAK ADA SHEL"
Deg
Akhinya aldo telah membuka suaranya bahwa memang anak itu sudak taiada di dunia ini.
"Kamu boong kamu pasti boong anak aku lagi di bersihin sama suster aldo" ucapnya
"Maaf"
"Enggak kamu gak salah, ini pasti boong anak aku udah lahir aldo hiks hiks"
"Sayang yang tenang ya kita hanya mendoakan anak kita" ucapnya dengan memeluk ashel
Maaf baru update lagi ya seperti udah dijelasin diatas akun ini keriset ulang dan yang udah tungguin makasih banyak
Semua suka sama jalan alurnya yang berantakan ini
See you ......
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY (DELSHEL)
Teen FictionJANGAN DIBAWA KE REAL LIFE INI CUMA SEBATAS FIKSI