3

3.3K 279 9
                                    

Ada kalanya seseorang merasa lelah dengan hidup nya. Berkali-kali mencoba mengakhiri hidup namun terpikirkan akan siksaan akhirat. Itu lah yang Agra alami sewaktu mengalami banyak cobaan berat, apalagi tanpa sosok ayah yang telah pergi.

Namun disaat dirinya mulai bangkit, menerima semua cobaan hidup takdir seolah mengajak nya bercanda. Agra mati setelah terbiasa dengan hidupnya dan mengalami kejadian di luar akal sehat manusia.

Transmigrasi.

Orang mengenalnya dengan perpindahan penduduk. Namun di dalam novel, kebanyakan transmigrasi di artikan sebagai perpindahan jiwa. Ya perubahan kata penduduk menjadi jiwa.

Tidak masuk akal.

Namun dia mengalaminya. Agra mau tidak mau terpaksa menerima. Dari pada ia ke akhirat nanti kan? jika masuk surga si tak apa namun jika neraka? Agra sadar betul seberapa banyak dosanya. Anggap saja ia tengah beruntung sekarang dan menghindari yang namanya neraka.

Untuk sementara lupakan itu mulai sekarang. Agra a.k.a Saddam kini harus sigap siaga menjaga anak-anaknya setelah menjadi seorang ayah.

"El, makanan nya jangan di buang-buang gitu" tegur Saddam kepada jacxuel yang kerap kali membuang makanannya.

Yang di tegur hanya tersenyum tanpa dosa. Sendok merah di tangannya ia tunjukkan kepada sang ayah, "udahan?" jacxuel mengangguk pelan lalu tangannya menunjuk gelas yang berisi air putih.

"Au banh ama dek, pa" ujar anak itu setelah Saddam mambantu nya minum. (Mau abang sama adek, pa)

"Iya, ayo" Saddam menggendong jacxuel, membawanya menuju lantai atas.

Setahun telah berlalu, triplets tubuh begitu cepat. Mereka telah dapat berbicara maupun berjalan. Tingkah mereka juga begitu aktif. Hanya saja Skylar tidak seaktif kedua adiknya. Anak itu terlihat pendiam dan mandiri. Namun jika sudah nemplok di sisi Saddam jangan harap anak itu lepas.

"Abang adek" Skylar dan Alyosha yang awalnya sibuk bermain langsung menoleh saat ayahnya itu memanggil.

"Banh El dah celecai mam na?" Jacxuel yang baru saja turun dari gendongan Saddam mengangguk mengiyakan. Jacxuel bangun kesiangan dari kedua saudaranya, sebab itu sarapannya pun tertinggal.

(Bang El udah selesai makan nya)

"Akai!" Sahut Skylar menyerahkan baju yang serasi dengannya dan Alyosha. Sedari dari awal jacxuel memang tidak memakai baju. Kebiasaan jacxuel yang entah dapat dari mana.

(Pakai!)

"Hehe, acih kak!" Jacxuel hanya cengengesan menerima baju nya.

Di tengah-tengah obrolan ketiga kembar itu, Saddam sendiri sibuk memasang jam tangan sebagai pelengkap di tubuhnya. Pria itu mengambil kunci mobil kemudian menghampiri ketiga anaknya.

"Papa dah celecai?" Tanya Alyosha sembari berdiri dengan kedua tangan yang di angkat, meminta di gendong.

"Udah, El udah pakai bajunya?" yang di tanya mengangguk. Saddam tersenyum kecil, dia menggandeng Skylar dan jacxuel serta Alyosha di gendongan ala koala nya.

~oOo~

Mobil yang Saddam kendarai berhenti di sebuah gedung pencakar tinggi di tengah-tengah bangunan besar lainnya. Sebuah bangunan megah yang menjadi perusahan besar yang telah mendunia. Perusahan As'agnibrata Company.

Kedatangan Saddam bersama ketiga anaknya telah menjadi makanan sehari-hari bagi karyawan kantor. Dan hal itu lah yang mereka suka.

Wajah rupawan dari seorang duda itu sangat di minati para wanita kantor. Apalagi posisi Saddam sebagai Chief executive Officer dan berstatus duda, membuat mereka- para perempuan kerap gencar mendekati Saddam dan berkahir tanpa nama.

became a father to tripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang