8

2.2K 212 21
                                    

Tiga hari lamanya, triplets belum juga sembuh. Saddam yang sudah kepalang khawatir pun memutuskan untuk kembali, membatalkan semua jadwal penting nya di sana.

Saat ini Saddam sudah tiba di rumah sakit, tempat dimana triplets di rawat. Kedatangan nya langsung di sambut dengan pemandangan triplets yang sedang tertidur.

"Loh bang?" Aidan menatap sang abang kaget, bagaimana tidak kaget di tengah malam seperti ini abang nya tiba-tiba saja muncul. Aidan yang baru keluar dari toilet sejujurnya sempat parno.

"Belum tidur?" Tanya Saddam sembari mendudukkan diri di sofa.

"Kebangun gara-gara kebelet pipis"

"Wih apaan nih bang?" tanya bocah sambil membuka satu persatu paper bag.

"Wih, ini pasti buat gue ya bang?" Sambungannya menatap binar patung dewi mitologi yunani di tangannya. Dewi Artemis.

Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

"Hm" Saddam bergumam malas. Siapa yang tidak tau bahwa sesungguhnya Aidan merupakan penggemar pengoleksi patung kuno terutama patung-patung yang berasal dari Yunani. Untungnya bocah satu itu tidak terlalu obsessed yang artinya masih dalam batas wajar.

"Yes!!" Aidan bersorak gembira. Akhirnya setelah sekian lama ia kembali mengoleksi patung baru. Koleksi kamarnya sekarang bertambah satu!

Diam-diam Saddam memperhatikan Aidan. Pria itu tersenyum tipis dan mengusap kepala adiknya itu lembut. "Abang cuman dapat ini, lain kali abang belikan lagi"

Aidan berdecak. "Alah gapapa bang, dapat ini aja gue udah seneng banget" ujar bocah itu santai. Saddam mengangguk mengerti, "oh iya bang, kenapa ga bilang mau pulang?"

"Males. Ga penting juga ngabarin kamu" kata nya begitu santai. "Tidur sana, besok sekolah!" sambungannya dengan nada yang tak dapat di bantah.

Aidan memberengut, tak ayal ia tetap mengangguk mengiyakan. "Iya gue tidur nih, lo juga tidur bang. Baru sampai juga"

"Iya" Saddam mengangguk.

~oOo~

Saddam tak henti-hentinya tersenyum melihat kelakuan ketiga anaknya. Ruang rawat itu kini begitu berisik yang untungnya merupakan ruang kedap suara.

"Cakit tau pa tangan Al di tucuk tucuk cama jalum. Al dah minta lepacin api tata Oma, Oppa cama doltel enda oleh" cerita si bungsu sambil mengerucutkan bibirnya.

(Sakit tau pa tangan Al di tusuk-tusuk sama jarum. Al udah minta lepasin tapi kata Oma, Opa, sama dokter engga boleh)

"Iya! tata na tundu cembuh dulu" sahut Jacxuel yang tengah bergelantungan di leher sang ayah. (Iya! kata nya tunggu sembuh dulu)

Saddam tersenyum teduh, di cubit nya pipi chubby Jacxuel lalu mulai memberikan mereka penjelasan yang dengan mudah di mengerti oleh mereka.

became a father to tripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang