5

2.8K 238 8
                                    

Kehidupan yang manusia jalani semasa hidupnya pastinya memiliki kenangan tersendiri yang tak pernah terlupakan. Mau itu kenangan baik atau itu kenangan buruk.

Kebersamaan saat bersama ayahnya tak akan pernah Agra lupakan. Ayahnya lah yang membuat nya bisa menjadi pria sukses dan kuat seperti sekarang.

Agra tau menjadi single parents tentu tidak mudah namun ayahnya dengan hebat mampu mendidiknya menjadi pria yang sukses, tidak pernah sekalipun sang ayah meninggalkan kesan buruk selama ia hidup.

Ayah nya mungkin kejam dan tegas namun tidak pernah sekalipun ia bermain tangan saat Agra berbuat nakal. Ayahnya selalu sabar dan pemaaf. Mungkin di mata dunia bisnis ayahnya adalah penjahat karena kejamnya pria itu terhadap orang yang berbuat curang ataupun pengkhianat namun mereka tidak tau, ayahnya adalah orang berhati lembut.

Agra ingat betul bagaimana ia bisa membuat ayah nya itu tersenyum, tertawa, kecewa, dan marah hanya karena ia berbuat ulah. Kenangan itu tak akan pernah Agra lupakan.

Sebab itu di saat dirinya menyadari dirinya bertransmigrasi ke raga seorang duda Agra menerimanya dengan lapang dada. Ayah nya mengajari apapun itu jika tidak kelewatan batas lebih baik menerima saja daripada menyesal dikemudian hari.

Agra menerapkan semua perilaku dan ajaran ayahnya kepada triplets. Meski tidak mudah, Agra pada akhirnya berhasil mendidik triplets untuk saat ini.

"Papa aban El akal!" Setiap hari, setiap waktu kenakalan Jacxuel semakin menjadi-jadi untuk menjahili kedua saudaranya. Terkadang karena kenakalannya itu lah yang membuat Alyosha menangis histeris lantaran tak kuat selalu di ganggu.

"Ck nda acik! maca nadu cih?" ketus Jacxuel berjalan pergi sebelum sang ayah datang. Dengan tubuh gembul yang menyusahkan, Jacxuel pada akhirnya mendudukkan diri di samping Skylar yang sibuk tiduran di karpet mengelus bulu kucing putih di samping nya.

(Ck ga asik! masa ngadu sih?)

"Kenapa adek?" Dengan tubuh yang hanya di baluti handuk, Saddam berjalan menghampiri anak-anaknya yang sudah berpakaian rapi kecuali Jacxuel yang tak memakai baju.

Alyosha menunjuk Jacxuel dengan ibu jarinya. "Aban El aylin Al elus pa!" adu nya dengan bibir mengerucut.

Saddam menoleh ke arah Jacxuel namun bocah itu hanya tersenyum lebar dengan kedua kaki yang di silang menatap santai ke arahnya.

Saddam menghela nafasnya, entah menurun siapa sifat anak itu. "Papa mau pakai baju dulu, El bajunya di pakai"

"Oteh!" Tangan nya membentuk tanda ok sembari mengangguk riang. Saddam terkekeh geli, sungguh Saddam tak tahan melihat pipi chubby itu bergoyang. Tingkah menggemaskan Jacxuel lah yang selalu menahan Saddam untuk memarahi Jacxuel. Lebih tepatnya tidak benar-benar marah.

Saddam pun bergegas ke salah satu ruangan yang disebut walk in closet. Mengambil style kantor dengan warna hitam dan balutan kemeja putih serta dasi biru bergaris putih. Sebagai pelengkap, Saddam memasangkan sepatu dan jam tangan yang bermerek alexandre christie membuatnya tampak menawan. Tidak lupa dengan parfum khas pria itu.

Melangkah mendekati anak-anak nya, Saddam dapat mendengar celotehan Alyosha dan Jacxuel. Tampaknya mereka sudah berbaikan.

Si sulung lebih dulu menyadari kedatangan Saddam membuat nya langsung berdiri menghiraukan si kucing yang sedang bermanja ria.

"Papa dah celecai?" tanya Alyosha setelah menyadari kedatangan sang ayah. Dia pun berdiri bersama Jacxuel.

Saddam mengangguk menanggapi pertanyaan Alyosha. Pria itu tampak berjongkok kemudian menggendong triplets secara bersamaan setelah memberikan kode kepada mereka.

became a father to tripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang