4

2.9K 276 12
                                    

"Lama tak berjumpa, brother" mata elang dengan rahang tajam membuat nya tampak menawan. Senyum miring terkesan licik itu menjadi ciri khasnya. Memiliki aura pekat yang mendominasi itulah dia.

Kailash Wishaka Agnibrata anak kedua dari Vincent dan Lilian.

Kening Saddam sedikit mengerut. "Kapan kau datang bocah?" nada yang begitu menyebalkan di telinga Kailash. Pria itu mendengus, mata elangnya menatap tajam Saddam berharap sang abang terintimidasi.

Nyatanya itu hanya harapan Kailash. Saddam tetap sama seperti dulu, malahan ia sendiri yang merasa terintimidasi dengan aura pekat yang Saddam keluarkan meski dari sikapnya tampak bersahabat.

"Kau tuli bocah?"

Ini pertama kalinya Saddam atau Agra bertemu dengan Kailash. Tidak ada yang istimewa dari pria itu seperti berita-berita yang di tayangkan di media. Kailash malah seperti bocah ingusan di mata nya. Tidak beda jauh dari Aidan dan Arno.

Kailash kembali mendengus. Tatapan jengkelnya tak dapat di sembunyikan. Kailash benar-benar kesal kali ini. "Berhenti menyebut ku bocah! yang kau sebut bocah ini pengusaha paling di takuti tau!" katanya dengan nada sombong.

Saddam mendelik jijik. Lihatlah ekspresi sombong dan arogan nya itu, ingin rasanya Saddam melempar wajahnya dengan sendal yang ada kotoran, mungkin saja bisa membuatnya sadar.

"Percaya diri itu bagus, tapi ingat bocah di atasmu masih ada orang lain termasuk saya!" Kata Saddam memutar bola matanya malas.

"Sialan!" umpat Kailash pelan.

"Sopan lah sedikit, saya abang mu" ujar Saddam seraya meraih berkas-berkas penting di atas meja.

"Ya ya" jawab Kailash asal. Pria itu kemudian menarik-narik pipi chubby Jacxuel yang tengah tertidur nyenyak di sampingnya bersama dua buntal yang lain.

"Kailash!" peringat Saddam melirik sang adik tajam. Tatapan maut itu mampu membuat Kailash diam tak berkutik. Entah dimana sifat kejamnya yang pasti pria itu berubah seperti anjing jika sudah berharap dengan Saddam- abangnya.

"Ada keperluan apa kau kesini? pergilah ke mansion ayah. Abang yakin kau langsung kesini saat sampai. Kau memang anak durhaka" ujar Saddam mencibir di akhir. Ia berkata tanpa melihat sang empu.

Kailash mendengus kesal. Sialan, Saddam masih saja menyebalkan seperti dulu. Jika bukan karena Saddam adalah abang nya sudah sedari dulu Kailash membunuh pria menyebalkan itu.

Ya jika ia berani sih.

"Aku akan ke mansion bersama abang" sahutnya sembari memainkan handphone.

"Tidak! kau pergilah sekarang. Bantu ayah mengurus kedua adikmu"

Kailash tampak mengernyit ketika mendengar nya. Kenapa lagi dua bocah kematian itu? Kailash memang sering mendapatkan kabar akan kenakalan kedua adiknya. Kailash sungguh-sungguh bersyukur tinggal di luar negeri sebab ia malas sekali mengurus dua bocah biang rusuh itu.

Sudah cukup Kailash dibuat pusing kepala saat Aidan dan Arno tinggal bersamanya saat mereka liburan waktu itu.

"Aku menolak" Kailash memang sayang kepada kedua adiknya namun dia tidak akan sanggup mengurus keduanya. Kailash belum siap mental.

"Siapa yang menyuruhmu menolak?" tanya Saddam tersenyum miring. Kailash mendengus, menatap jengkel sang abang.Dia tanpa kata beranjak pergi.

Melihat kepergian nya, Saddam akhirnya leluasa fokus mengerjakan berkas-berkas itu.

~oOo~

Aidan dan Arno, dua bocah kembar yang terkenal akan kenakalan nya. Tiada hari tanpa membuat masalah. Pihak sekolah pun sampai menyerah dengan kelakuan mereka berdua.

became a father to tripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang