Tidak ada yang tau betapa mengagumkan nya saat mereka berkumpul di tempat yang sama. Visual yang di atas rata-rata itu membuat mata tak dapat berpaling saking menakjubkan nya visual mereka.
"Sumpah, aku tak percaya mereka bisa berjalan bersama dengan visual yang begitu memukau!" seru pengunjung saat melihat kedatangan para CEO muda itu.
Aroma parfum mahal langsung tercium saat para CEO muda itu lewat. Wangi yang begitu memabukkan dan candu, meski faktanya, parfum yang mereka pakai itu beberapa. Anehnya wangi nya serasa menjadi satu dan tercium sangat lembut.
Wangi nya saja sudah membuat mabuk, apalagi jika tubuh atletis itu dapat di peluk?
"Tatapan mereka begitu panas, gue merasa di telanjangi dengan tatapan itu" ujar Nicholas begitu mereka sampai di tempat yang sudah mereka pesan.
Darka melirik Nicholas. "Mulut dan pikiran mu memang harus di filter" ujarnya dengan tatapan malas. Nicholas menatap tak setuju, ucapan nya barusan adalah fakta.
"Gue ga becanda, coba kau perhatikan tatapan mereka. Tatapannya begitu panas" ujar Nicholas seraya mengusap tekuk nya yang merinding.
"Cepat, kalian ingin memesan apa?" potong Saddam sebelum Darka membalas. Di tangan nya sudah terdapat papan menu yang menampilkan banyaknya menu di restoran dengan gaya klasik itu.
"Nih aja, Dam"
"Yang ini, ini"
"Pesto chicken baked, hors d'oeuvres, beef bulgogi, veggie burgers, hot beverage, Thai tea, Iced tiramisu latte, air putih nya 3"
"Baik pak, ada lagi?" tanya waiters itu setelah mencatat pesanan Saddam.
Saddam melirik teman-teman nya dan hanya gelengan yang ia dapat. Saddam lantas menatap waiters itu sembari menggeleng.
"Baik, ditunggu ya pak" ujar sang waiters sembari beranjak pergi.
"Anak-anak lo kenapa ga di bawa, dam? padahal gue kangen sama mereka"
"Mereka males ketemu lo" balas Saddam menjawab pertanyaan Nicholas dengan santai. Nicholas mendengus kesal, "jawab yang bener ngapa sih, Dam" pria itu kesal, ingin rasanya ia menimpuk Saddam menggunakan sepatu mahalnya.
Saddam hanya mengangkat bahunya acuh.
"Gue belum ketemu mereka, kapan-kapan bawa mereka, Dam" Darka yang sedari hanya menyimak akhirnya buka suara.
"Muka lo benerin dulu kalau mau ketemu mereka" celetuk Nicholas membuat Darka menatapnya malas.
"Muka lo dulu tuh benerin" balas Darka meraup wajah Nicholas berulang kali. Pria itu memberontak, melepas paksa tangan Darka dari muka tampan nya.
"Damn, my face" Nicholas mengambil handphone nya, memeriksa wajah tampan nya melalui layar gelap itu. Wajah nya bak kepiting rebus, sangat kontras dengan kulit putih nya.
"Damn you Darka!" Seru Nicholas sembari memukul kepala Darka lumayan kuat hingga menimbulkan suara renyah yang membuat ketagihan.
"Renyah banget tuh suara" gumam Saddam meringis pelan. Ia memperhatikan keduanya yang tampak bergelut.
"Permisi pak" perkelahian itu seketika terhenti. Seorang waiters datang, meletakan beberapa piring yang berisi makanan lezat sembari tersenyum tertahan. Nicholas dan Darka saling pandang, hancur sudah image mereka!!!
"Gara-gara lo sih!" Setelah kepergian waiters itu, Nicholas segera menuduh Darka.
"Enak aja, lo tuh yang mulai duluan" balasnya tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
became a father to triplets
Teen FictionKecelakaan pesawat yang menewaskan Agra tak membuat nya langsung pergi ke alam baka. Justru jiwa Agra kini malah bersemayam di tubuh seseorang yang mengalami koma akibat kecelakaan mobil. Entah kesalahan hukum alam atau apa, yang jelas Agra benar-be...